Diancam Diserang Rusia, Militer AS Gelar Latihan Tembak di Suriah
A
A
A
WASHINGTON - Marinir Amerika Serikat (AS) melakukan latihan serangan udara langsung di Suriah selatan pada Jumat. Latihan ini dirancang untuk memperingatkan pasukan Rusia dan militer lainnya agar menjauhi pangkalan AS di sana.
Latihan Marinir yang melibatkan unit kompi ini dilakukan di dekat garnisun AS di al-Tanf, di sepanjang perbatasan Suriah-Irak dekat Yordania. AS telah lama mendeklarasikan zona dekonflik 35 mil di luar batas bagi yang lain.
Latihan ini mengikuti pemberitahuan Rusia, dan penolakan AS, tentang rencana memasuki zona tersebut untuk mengejar "teroris." Sebelumnya, Rusia dikabarkan telah mengirim peringatan kepada AS akan mengambil wilayah Suriah yang didudukinya.
Baca Juga: Rusia Siap Serang Basis Militer AS di Suriah
"Amerika Serikat tidak berusaha untuk melawan Rusia, pemerintah Suriah atau kelompok yang mungkin memberikan dukungan kepada Suriah dalam perang sipil Suriah," kata Letnan Kolonel Earl Brown, seorang juru bicara Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam sebuah pernyataan.
"Namun, Amerika Serikat tidak akan ragu untuk menggunakan kekuatan yang diperlukan dan proporsional untuk membela pasukan AS, koalisi, atau mitranya," imbuhnya seperti dikutip dari Washington Post, Sabtu (8/9/2018).
Garnisun telah berfungsi sebagai landasan peluncuran operasi anti ISIS AS dan fasilitas pelatihan Pasukan Operasi Khusus AS untuk pejuang Suriah yang membantu upaya itu. Zona ini juga terletak di jalur transportasi utama antara Teheran dan Damaskus, dan kontrol atas daerah tersebut telah lama menjadi tujuan pemerintah Suriah dan sekutunya: Rusia serta Iran.
Pertempuran semakin sering terjadi di dekat dan di dalam zona, termasuk pada hari Senin di mana beberapa pejuang yang didukung Iran dan tentara Iran dilaporkan tewas dalam serangan udara. Juru bicara militer AS mengatakan pangkalan itu menerima tembakan dari pasukan tak dikenal tetapi tidak menembak kembali. Israel, yang telah melakukan serangan terhadap pasukan Iran di Suriah, tidak memberikan komentar langsung terkait insiden pada hari Senin tersebut.
Rusia telah berulang kali menuduh bahwa AS menyembunyikan pasukan ISIS di dalam zona itu, sesuatu yang dibantah keras oleh Amerika sementara menunjukkan bahwa Rusia dan sekutu-sekutunya di Suriah mencari alasan untuk menyerang daerah itu.
"Mitra koalisi berada di zona dekonflik al-Tanf untuk perjuangan menghancurkan ISIS," kata Brown.
"Klaim apa pun bahwa AS menyembunyikan atau membantu ISIS sangat tidak akurat," tegasnya menggunakan akronim untuk Negara Islam.
Menguraikan serangkaian peristiwa yang tidak biasa yang mengarah ke latihan, Brown mengatakan bahwa Rusia, menggunakan jalur komunikasi yang didedikasikan untuk menghindari konflik tidak disengaja antara pasukan AS dan Rusia di Suriah, telah memberi tahu Letnan Jenderal AS Paul E. Funk II, komandan pasukan koalisi di Irak dan Suriah, bahwa mereka bermaksud memasuki zona dekonflik al-Tanf untuk mengejar teroris.
Pemberitahuan itu diikuti, kata Brown, dengan catatan tertulis yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Funk dari rekan Rusianya bahwa mereka akan membuat serangan presisi.
"AS tidak memerlukan bantuan apa pun dalam upaya kami untuk menghancurkan ISIS di zona dekonflik al-Tanf," kata Brown,
"Dan saran kami kepada Rusia sangat jelas," tegasnya.
Rusia dan pasukan pro-pemerintah lainnya, ujar Brown, diharapkan untuk mematuhi perjanjian dekonflik.
Latihan Marinir yang melibatkan unit kompi ini dilakukan di dekat garnisun AS di al-Tanf, di sepanjang perbatasan Suriah-Irak dekat Yordania. AS telah lama mendeklarasikan zona dekonflik 35 mil di luar batas bagi yang lain.
Latihan ini mengikuti pemberitahuan Rusia, dan penolakan AS, tentang rencana memasuki zona tersebut untuk mengejar "teroris." Sebelumnya, Rusia dikabarkan telah mengirim peringatan kepada AS akan mengambil wilayah Suriah yang didudukinya.
Baca Juga: Rusia Siap Serang Basis Militer AS di Suriah
"Amerika Serikat tidak berusaha untuk melawan Rusia, pemerintah Suriah atau kelompok yang mungkin memberikan dukungan kepada Suriah dalam perang sipil Suriah," kata Letnan Kolonel Earl Brown, seorang juru bicara Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam sebuah pernyataan.
"Namun, Amerika Serikat tidak akan ragu untuk menggunakan kekuatan yang diperlukan dan proporsional untuk membela pasukan AS, koalisi, atau mitranya," imbuhnya seperti dikutip dari Washington Post, Sabtu (8/9/2018).
Garnisun telah berfungsi sebagai landasan peluncuran operasi anti ISIS AS dan fasilitas pelatihan Pasukan Operasi Khusus AS untuk pejuang Suriah yang membantu upaya itu. Zona ini juga terletak di jalur transportasi utama antara Teheran dan Damaskus, dan kontrol atas daerah tersebut telah lama menjadi tujuan pemerintah Suriah dan sekutunya: Rusia serta Iran.
Pertempuran semakin sering terjadi di dekat dan di dalam zona, termasuk pada hari Senin di mana beberapa pejuang yang didukung Iran dan tentara Iran dilaporkan tewas dalam serangan udara. Juru bicara militer AS mengatakan pangkalan itu menerima tembakan dari pasukan tak dikenal tetapi tidak menembak kembali. Israel, yang telah melakukan serangan terhadap pasukan Iran di Suriah, tidak memberikan komentar langsung terkait insiden pada hari Senin tersebut.
Rusia telah berulang kali menuduh bahwa AS menyembunyikan pasukan ISIS di dalam zona itu, sesuatu yang dibantah keras oleh Amerika sementara menunjukkan bahwa Rusia dan sekutu-sekutunya di Suriah mencari alasan untuk menyerang daerah itu.
"Mitra koalisi berada di zona dekonflik al-Tanf untuk perjuangan menghancurkan ISIS," kata Brown.
"Klaim apa pun bahwa AS menyembunyikan atau membantu ISIS sangat tidak akurat," tegasnya menggunakan akronim untuk Negara Islam.
Menguraikan serangkaian peristiwa yang tidak biasa yang mengarah ke latihan, Brown mengatakan bahwa Rusia, menggunakan jalur komunikasi yang didedikasikan untuk menghindari konflik tidak disengaja antara pasukan AS dan Rusia di Suriah, telah memberi tahu Letnan Jenderal AS Paul E. Funk II, komandan pasukan koalisi di Irak dan Suriah, bahwa mereka bermaksud memasuki zona dekonflik al-Tanf untuk mengejar teroris.
Pemberitahuan itu diikuti, kata Brown, dengan catatan tertulis yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Funk dari rekan Rusianya bahwa mereka akan membuat serangan presisi.
"AS tidak memerlukan bantuan apa pun dalam upaya kami untuk menghancurkan ISIS di zona dekonflik al-Tanf," kata Brown,
"Dan saran kami kepada Rusia sangat jelas," tegasnya.
Rusia dan pasukan pro-pemerintah lainnya, ujar Brown, diharapkan untuk mematuhi perjanjian dekonflik.
(ian)