Rusia Manuver Besar-besaran, Navigasi di Mediterania Berbahaya
A
A
A
MOSKOW - Komandan Angkatan Laut Rusia, Vladimir Korolev, memperingatkan bahwa navigasi lau dan lalu lintas udara di sekitar Laut Mediternia berbahaya. Peringatan ini muncul menjelang latihan militer besar-besaran oleh Moskow di kawasan itu pada 1 hingga 8 September 2018.
"Dalam rangka untuk secara ketat mengamati norma-norma hukum internasional, serta untuk memastikan keselamatan navigasi dan penerbangan pesawat, area pelatihan telah dinyatakan sebelumnya berbahaya untuk navigasi dan lalu lintas udara," kata Korolev, seperti dikutip Sputnik, Jumat (31/8/2018).
Menurut Korolev, manuver militer besar-besaran Rusia di Laut Mediterania akan melibatkan 26 kapal perang dan kapal selam, serta 34 pesawat tempur. Latihan militer ini gabungan dari Angkatan Laut dan Angkatan Udara Rusia.
"Sebanyak 26 kapal perang, termasuk dua kapal selam, serta 34 pesawat akan mengambil bagian dalam latihan. Kapal berudal jelajah Marsekal Ustinov milik Armada Utara akan memimpin gugus tugas Angkatan Laut yang berpartisipasi dalam latihan," ujar Korolev.
Dia merinci beberapa pesawat yang akan terlibat dalam latihan militer. Beberapa di antaranya adalah pesawat pembom strategis Tu-160, Tu-142 dan pesawat anti-kapal selam Il-38. Pesawat jet tempur Su-33 dan Su-30SM juga dilibatkan.Baca Juga: Barat Ancam Serang Suriah, Rusia Gelar Latihan Militer di Mediterania
Manuver akbar militer Moskow ini digelar di tengah ancaman Amerika Serikat dan dua sekutunya untuk menyerang Suriah. Seperti diberitakan sebelumnya, pada 21 Agustus, Amerika Serikat, Prancis dan Inggris dalam pernyataan bersama menyatakan akan melakukan tindakan militer lagi jika Presiden Suriah Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri.
Namun, pada awal pekan ini, Kementerian Pertahanan Rusia memperingatkan bahwa kelompok teroris Tahrir al-Sham (sebelumnya Front Al-Nusra) sedang merencanakan serangan senjata kimia terhadap warga sipil di Idlib. Serangan itu dimaksudkan untuk memfitnah rezim Assad agar Barat melakukan serangan balasan terhadap Damaskus.
"Dalam rangka untuk secara ketat mengamati norma-norma hukum internasional, serta untuk memastikan keselamatan navigasi dan penerbangan pesawat, area pelatihan telah dinyatakan sebelumnya berbahaya untuk navigasi dan lalu lintas udara," kata Korolev, seperti dikutip Sputnik, Jumat (31/8/2018).
Menurut Korolev, manuver militer besar-besaran Rusia di Laut Mediterania akan melibatkan 26 kapal perang dan kapal selam, serta 34 pesawat tempur. Latihan militer ini gabungan dari Angkatan Laut dan Angkatan Udara Rusia.
"Sebanyak 26 kapal perang, termasuk dua kapal selam, serta 34 pesawat akan mengambil bagian dalam latihan. Kapal berudal jelajah Marsekal Ustinov milik Armada Utara akan memimpin gugus tugas Angkatan Laut yang berpartisipasi dalam latihan," ujar Korolev.
Dia merinci beberapa pesawat yang akan terlibat dalam latihan militer. Beberapa di antaranya adalah pesawat pembom strategis Tu-160, Tu-142 dan pesawat anti-kapal selam Il-38. Pesawat jet tempur Su-33 dan Su-30SM juga dilibatkan.Baca Juga: Barat Ancam Serang Suriah, Rusia Gelar Latihan Militer di Mediterania
Manuver akbar militer Moskow ini digelar di tengah ancaman Amerika Serikat dan dua sekutunya untuk menyerang Suriah. Seperti diberitakan sebelumnya, pada 21 Agustus, Amerika Serikat, Prancis dan Inggris dalam pernyataan bersama menyatakan akan melakukan tindakan militer lagi jika Presiden Suriah Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri.
Namun, pada awal pekan ini, Kementerian Pertahanan Rusia memperingatkan bahwa kelompok teroris Tahrir al-Sham (sebelumnya Front Al-Nusra) sedang merencanakan serangan senjata kimia terhadap warga sipil di Idlib. Serangan itu dimaksudkan untuk memfitnah rezim Assad agar Barat melakukan serangan balasan terhadap Damaskus.
(mas)