ISIS Menyandera 27 Warga Suriah Termasuk 16 Anak

Sabtu, 25 Agustus 2018 - 22:42 WIB
ISIS Menyandera 27 Warga...
ISIS Menyandera 27 Warga Suriah Termasuk 16 Anak
A A A
DAMASKUS - Kelompok Islamic State atau ISIS menculik dan manyendera sekitar 27 warga Suriah di gurun Sweida. Menurut Human Rights Watch (HRW), puluhan orang yang disadera itu termasuk 16 anak berusia tujuh hingga 15 tahun.

HRW yang mengutip saksi dan kerabat para korban, pada hari Sabtu (25/8/2018), mengatakan sebagian besar sandera adalah anggota kelompok minoritas Druze.

Penduduk setempat mengatakan kepada HRW bahwa ISIS berencana untuk menggunakan para sandera sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi dengan pemerintah Suriah dan Rusia.

"Selama satu bulan sekarang, keluarga Sweida yang diculik telah menyerukan pembebasan orang-orang yang mereka cintai," kata Lama Fakih, Wakil Direktur HRW Timur Tengah, dalam sebuah pernyataan.

"Kehidupan sipil tidak boleh digunakan sebagai chip tawar-menawar, dan ISIS harus segera membebaskan semua sandera," lanjut Fakih, seperti dikutip Al Jazeera.

Anak-anak tersebut diculik selama serangan pada akhir Juli lalu di beberapa desa di bagian timur Sweida.

Beberapa saksi mengatakan kepada HRW bahwa 57 orang tewas dalam serangan ISIS tersebut. Sedangkan 27 orang lainnya dibawa kelompok ISIS sebagai sandera.

Menyusul serangan itu, kelompok bersenjata yang dipimpin Abu Bakr al-Baghdadi itu merilis video yang menunjukkan para wanita yang diculik. Salah satu sandera itu menyatakan dalam video bahwa mereka akan dibunuh jika pemerintah Suriah tidak menghentikan serangannya di Yarmouk, sebuah kamp pengungsi Palestina yang dikepung dan dikuasai kelompok ISIS di selatan Damaskus.

Dalam beberapa minggu setelah serangan, media lokal melaporkan ISIS mengeksekusi penggal terhadap sandera bernama Muhannad Abu Ammar yang berusia 19 tahun.

Seorang wanita bernama Zaya, yang juga disandera oleh ISIS, meninggal karena penyebab yang tidak diketahui beberapa hari kemudian.

Provinsi Sweida sebagian besar telah diselamatkan dari kekerasan sejak konflik Suriah dimulai pada tahun 2011.

Dalam waktu kurang dari sebulan, pasukan pemerintah Suriah, yang didukung oleh pasukan Angkatan Udara Rusia, telah mampu menguasai sebagian besar wilayah barat daya provinsi Deraa, termasuk ibu kota provinsi dengan nama yang sama.

Bersamaan dengan serangan militer, pemerintah Suriah juga telah melakukan kesepakatan "rekonsiliasi", yang pada dasarnya merupakan suatu kapitulasi yang dinegosiasikan dari sejumlah desa yang telah berada di tangan pemberontak selama bertahun-tahun, untuk memulihkan kontrol pemerintah di sana.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5056 seconds (0.1#10.140)