Tutup Al-Aqsa dan Usir Jamaah, Yordania Kutuk Israel
A
A
A
AMMAN - Yordania mengutuk langkah Israel baru-baru ini yang menutup masjid al-Aqsa, yang memaksa umat Muslim keluar dari kompleks Kota Tua Yerusalem timur yang diduduki Al-Quds.
Menteri Urusan Media Yordania dan juru bicara pemerintah Jumana Ghunaimat mengatakan bahwa langkah rezim Israel melanggar kesucian situs suci itu. Ia lantas memperingatkan bahwa tindakan itu akan menyentuh hasrat Muslim di seluruh dunia.
Ghunaimat mengatakan langkah itu bertentangan dengan kewajiban rezim pendudukan di bawah hukum internasional.
"Langkah Israel melanggar semua norma internasional, yang menegaskan penghormatan terhadap semua tempat ibadah," katanya seperti dikutip dari Press TV, Minggu (19/8/2018).
Menteri Yordania, yang negaranya bertindak sebagai penjaga kompleks masjid al-Aqsa, meminta rezim Tel Aviv bertanggung jawab atas provokasi semacam itu. Ia pun menyerukan penghentian segera praktik-praktik semacam itu.
Pada hari Jumat, pasukan Israel menutup semua pintu masuk ke masjid al-Aqsa selama berjam-jam setelah diduga serangan anti-pendudukan di kota yang diduduki.
Baca Juga: Pasukan Israel Tutup Kompleks Masjid Al-Aqsa dan Usir Jamaah
Wilayah Palestina yang diduduki telah menyaksikan ketegangan baru sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan keputusannya pada 6 Desember tahun lalu untuk mengakui Yerusalem al-Quds sebagai Ibu Kota Israel. Trump bahkan merelokasi kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke kota yang diduduki itu.
Pergeseran dramatis dalam kebijakan Washington vis-a-vis kota memicu demonstrasi di wilayah Palestina yang diduduki, Iran, Turki, Mesir, Yordania, Tunisia, Aljazair, Irak, Maroko dan negara-negara Muslim lainnya.
Pada 21 Desember, Majelis Umum PBB memilih mendukung resolusi yang menyerukan kepada AS untuk menarik pengakuan kontroversial Jerusalem al-Quds sebagai "ibu" Israel.
Dalam upaya untuk mencegah berjalannya resolusi, Trump mengancam pembalasan terhadap negara-negara yang mendukung langkah itu, yang sebelumnya menghadapi veto AS di Dewan Keamanan PBB.
Israel, bagaimanapun, menolak resolusi badan dunia sementara berterima kasih kepada Trump atas keputusannya untuk memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem al-Quds.
Rezim Tel Aviv telah mencoba mengubah susunan demografi Yerusalem al-Quds dengan membangun permukiman, menghancurkan situs-situs bersejarah dan mengusir penduduk lokal Palestina.
Menteri Urusan Media Yordania dan juru bicara pemerintah Jumana Ghunaimat mengatakan bahwa langkah rezim Israel melanggar kesucian situs suci itu. Ia lantas memperingatkan bahwa tindakan itu akan menyentuh hasrat Muslim di seluruh dunia.
Ghunaimat mengatakan langkah itu bertentangan dengan kewajiban rezim pendudukan di bawah hukum internasional.
"Langkah Israel melanggar semua norma internasional, yang menegaskan penghormatan terhadap semua tempat ibadah," katanya seperti dikutip dari Press TV, Minggu (19/8/2018).
Menteri Yordania, yang negaranya bertindak sebagai penjaga kompleks masjid al-Aqsa, meminta rezim Tel Aviv bertanggung jawab atas provokasi semacam itu. Ia pun menyerukan penghentian segera praktik-praktik semacam itu.
Pada hari Jumat, pasukan Israel menutup semua pintu masuk ke masjid al-Aqsa selama berjam-jam setelah diduga serangan anti-pendudukan di kota yang diduduki.
Baca Juga: Pasukan Israel Tutup Kompleks Masjid Al-Aqsa dan Usir Jamaah
Wilayah Palestina yang diduduki telah menyaksikan ketegangan baru sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan keputusannya pada 6 Desember tahun lalu untuk mengakui Yerusalem al-Quds sebagai Ibu Kota Israel. Trump bahkan merelokasi kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke kota yang diduduki itu.
Pergeseran dramatis dalam kebijakan Washington vis-a-vis kota memicu demonstrasi di wilayah Palestina yang diduduki, Iran, Turki, Mesir, Yordania, Tunisia, Aljazair, Irak, Maroko dan negara-negara Muslim lainnya.
Pada 21 Desember, Majelis Umum PBB memilih mendukung resolusi yang menyerukan kepada AS untuk menarik pengakuan kontroversial Jerusalem al-Quds sebagai "ibu" Israel.
Dalam upaya untuk mencegah berjalannya resolusi, Trump mengancam pembalasan terhadap negara-negara yang mendukung langkah itu, yang sebelumnya menghadapi veto AS di Dewan Keamanan PBB.
Israel, bagaimanapun, menolak resolusi badan dunia sementara berterima kasih kepada Trump atas keputusannya untuk memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem al-Quds.
Rezim Tel Aviv telah mencoba mengubah susunan demografi Yerusalem al-Quds dengan membangun permukiman, menghancurkan situs-situs bersejarah dan mengusir penduduk lokal Palestina.
(ian)