Tentara Ethiopia Baku Tembak dengan Paramiliter Pemerintah Lokal
A
A
A
ADDIS ABABA - Tentara Ethiopia terlibat baku tembak dengan anggota pasukan keamanan pemerintah lokal. Insiden itu terjadi di wilayah Somali timur setelah pemerintah pusat berusaha untuk menangkap pejabat daerah.
Penduduk mengatakan bahwa tentara dikerahkan ke Ibu Kota provinsi itu, Jijiga, pada Jumat malam. Hal itu memicu konflik dengan pasukan paramiliter di wilayah tersebut.
“Kami masih bisa mendengar senjata ditembakkan. Baku tembak mereka telah berlangsung sejak pagi,” kata seorang penduduk seperti dikutip dari Reuters, Minggu (5/8/2018).
Seorang warga lain mengatakan kepada Reuters bahwa gereja Ortodoks Ethiopia telah dibakar oleh massa, sementara toko-toko, hotel dan bank ditutup.
Saksi ketiga mengatakan tentara pemerintah telah dikerahkan di kantor-kantor administrasi daerah dengan tujuan menangkap para pejabat.
Tidak segera jelas mengapa pemerintah di Addis Ababa berusaha menangkap mereka. Pejabat di Ibu Kota dan Jijiga tidak bersedia untuk berkomentar.
Wilayah Somali Ethiopia telah diganggu oleh aksi kekerasan selama dua dekade terakhir. Pemerintah telah memerangi Front Pembebasan Nasional Ogaden yang memberontak (ONLF) sejak 1984 setelah kelompok itu meluncurkan permintaannya untuk memisahkan wilayah itu, yang juga dikenal sebagai Ogaden.
Sejak 2017, bentrokan di sepanjang perbatasan provinsi dengan wilayah Oromiya telah menelantarkan puluhan ribu orang.
Para pejabat daerah baru-baru ini dituduh oleh pemerintah di Addis Ababa melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Bulan lalu, Ethiopia memecat pejabat penjara senior di sana setelah muncul rincian penyiksaan dan pelanggaran lain di satu penjara terkenal.
Penduduk mengatakan bahwa tentara dikerahkan ke Ibu Kota provinsi itu, Jijiga, pada Jumat malam. Hal itu memicu konflik dengan pasukan paramiliter di wilayah tersebut.
“Kami masih bisa mendengar senjata ditembakkan. Baku tembak mereka telah berlangsung sejak pagi,” kata seorang penduduk seperti dikutip dari Reuters, Minggu (5/8/2018).
Seorang warga lain mengatakan kepada Reuters bahwa gereja Ortodoks Ethiopia telah dibakar oleh massa, sementara toko-toko, hotel dan bank ditutup.
Saksi ketiga mengatakan tentara pemerintah telah dikerahkan di kantor-kantor administrasi daerah dengan tujuan menangkap para pejabat.
Tidak segera jelas mengapa pemerintah di Addis Ababa berusaha menangkap mereka. Pejabat di Ibu Kota dan Jijiga tidak bersedia untuk berkomentar.
Wilayah Somali Ethiopia telah diganggu oleh aksi kekerasan selama dua dekade terakhir. Pemerintah telah memerangi Front Pembebasan Nasional Ogaden yang memberontak (ONLF) sejak 1984 setelah kelompok itu meluncurkan permintaannya untuk memisahkan wilayah itu, yang juga dikenal sebagai Ogaden.
Sejak 2017, bentrokan di sepanjang perbatasan provinsi dengan wilayah Oromiya telah menelantarkan puluhan ribu orang.
Para pejabat daerah baru-baru ini dituduh oleh pemerintah di Addis Ababa melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Bulan lalu, Ethiopia memecat pejabat penjara senior di sana setelah muncul rincian penyiksaan dan pelanggaran lain di satu penjara terkenal.
(ian)