Pejabat Teheran: Ancaman Iran Tutup Selat Hormuz Serius
A
A
A
TEHERAN - Seorang pejabat senior Korps Garda Revolusi Iran mengatakan ancaman menutup Selat Hormuz yang dibuat oleh Republik Islam adalah serius. Selat yang jadi jalur kapal-kapal minyak internasional akan ditutup Teheran jika komunitas internasional memblokir ekspor minyak Iran seperti seruan Amerika Serikat.
Juru bicara Urusan Politik untuk Korps Garda Revolusi Iran, Letnan Yidallah Javani, mengatakan ancaman dari negaranya tidak main-main.
"Ketika sebuah negara mengancam Iran dan menimbulkan gagasan bahwa ia dapat memblokir ekspor minyak Iran jika ingin, maka ancaman resiprok Iran adalah ancaman otentik," katanya dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Tasnim, yang dikutip Minggu (29/7/2018).
Komentar Javani muncul setelah komandan Pasukan Quds, Qassem Suleimani, mengatakan bahwa bahwa Laut Merah tidak lagi aman. Pernyataan Suleimani itu mengacu serangan milisi Houthi Yaman terhadap dua kapal tanker minyak Arab Saudi pada hari Kamis.
Serangan itu telah menghentikan sementara semua pengiriman minyak melalui jalur pelayaran Laut Merah dari Bab al-Mandeb.
Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani mengancam akan menutup Selat Hormuz dan menghadapi Amerika Serikat yang menyerukan komunitas internasional memblokir ekspor minyak Teheran."Kami memiliki banyak selat dan Hormuz adalah salah satunya," kata Rouhani.
Javani dalam wawancara tersebut juga mengancam akan menyerang pasukan AS yang ditempatkan di Teluk. "Jika ada yang ingin mengancam kepentingan Republik Islam Iran, Iran pada gilirannya akan mengancam kepentingan mereka dengan kemampuannya," katanya.
Dia menjanjikan reaksi alami dari Angkatan Bersenjata Iran untuk kebijakan intimidasi oleh AS.
Presiden AS Donald Trump beberapa hari lalu mengirim pesan peringatan keras kepada Presiden Rouhani melalui Twitter. "Jangan pernah, sekalipun, mengancam AS lagi atau Anda akan menderita konsekuensi sepanjang sejarah," tulis Trump yang teks aslinya berhuruf kapital.
Diplomat Iran Seyed Hossein Mousavian, mantan juru bicara tim diplomasi nuklir Iran dalam negosiasi dengan Uni Eropa dan Badan Energi Atom Internasional, yang juga sangat dekat dengan presiden Rouhani, memperingatkan dampak bagi Teheran jika nekat menutup Selat Hormuz. Menurutnya, jika tindakan itu dilakukan, maka Republik Islam terancam terkena sanksi besar bahkan dari negara-negara sekutunya, seperti China, Rusia dan Uni Eropa.
Juru bicara Urusan Politik untuk Korps Garda Revolusi Iran, Letnan Yidallah Javani, mengatakan ancaman dari negaranya tidak main-main.
"Ketika sebuah negara mengancam Iran dan menimbulkan gagasan bahwa ia dapat memblokir ekspor minyak Iran jika ingin, maka ancaman resiprok Iran adalah ancaman otentik," katanya dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Tasnim, yang dikutip Minggu (29/7/2018).
Komentar Javani muncul setelah komandan Pasukan Quds, Qassem Suleimani, mengatakan bahwa bahwa Laut Merah tidak lagi aman. Pernyataan Suleimani itu mengacu serangan milisi Houthi Yaman terhadap dua kapal tanker minyak Arab Saudi pada hari Kamis.
Serangan itu telah menghentikan sementara semua pengiriman minyak melalui jalur pelayaran Laut Merah dari Bab al-Mandeb.
Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani mengancam akan menutup Selat Hormuz dan menghadapi Amerika Serikat yang menyerukan komunitas internasional memblokir ekspor minyak Teheran."Kami memiliki banyak selat dan Hormuz adalah salah satunya," kata Rouhani.
Javani dalam wawancara tersebut juga mengancam akan menyerang pasukan AS yang ditempatkan di Teluk. "Jika ada yang ingin mengancam kepentingan Republik Islam Iran, Iran pada gilirannya akan mengancam kepentingan mereka dengan kemampuannya," katanya.
Dia menjanjikan reaksi alami dari Angkatan Bersenjata Iran untuk kebijakan intimidasi oleh AS.
Presiden AS Donald Trump beberapa hari lalu mengirim pesan peringatan keras kepada Presiden Rouhani melalui Twitter. "Jangan pernah, sekalipun, mengancam AS lagi atau Anda akan menderita konsekuensi sepanjang sejarah," tulis Trump yang teks aslinya berhuruf kapital.
Diplomat Iran Seyed Hossein Mousavian, mantan juru bicara tim diplomasi nuklir Iran dalam negosiasi dengan Uni Eropa dan Badan Energi Atom Internasional, yang juga sangat dekat dengan presiden Rouhani, memperingatkan dampak bagi Teheran jika nekat menutup Selat Hormuz. Menurutnya, jika tindakan itu dilakukan, maka Republik Islam terancam terkena sanksi besar bahkan dari negara-negara sekutunya, seperti China, Rusia dan Uni Eropa.
(mas)