Banjir di Vietnam Memburuk

Senin, 23 Juli 2018 - 14:03 WIB
Banjir di Vietnam Memburuk
Banjir di Vietnam Memburuk
A A A
HANOI - Badai tropis Son Tinh yang mengakibatkan banjir di wilayah utara Vietnam menewaskan 20 orang dan 16 orang lainnya hilang hingga kemarin.

Sebanyak 14 orang lainnya terluka akibat bencana itu. Badai Son Tinh yang membawa hujan lebat juga memicu tanah longsor di wilayah pantai pada pekan lalu dan membanjiri ibu kota Hanoi. “Lebih dari 5.000 rumah hancur, tersapu, tenggelam, dan roboh akibat banjir. Tidak hanya itu, sebanyak 82.000 hektare lahan pertanian rusak dan hampir 17.000 binatang ternak mati di penjuru negeri,” ungkap keterangan Komite Nasional untuk Search and Rescue Vietnam, kemarin. Laporan lain menyatakan, jumlah rumah yang rusak atau hancur mencapai 15.000 unit dan lebih dari 110.000 hektare lahan pertanian terendam. Beberapa ruas jalan juga tenggelam oleh banjir.

Komite Pencegahan Bencana Vietnam menyatakan, hujan lebat diperkirakan terus berlanjut dalam beberapa hari mendatang sehingga ancaman banjir masih ada dan bisa meluas ke wilayah lain. Portal berita VNExpress melaporkan, warga di distrik Chuang My di pinggiran Hanoi diminta meninggalkan rumah dan mengungsi ke lokasi lebih tinggi karena khawatir banjir. “Kita harus aktif memindahkan perkakas di rumah kami. Dari pengalaman tahun lalu, kami tidak memiliki waktu untuk mengungsi,” ujar seorang warga lokal. Sejumlah gambar yang dirilis menunjukkan para pemilik rumah menggunakan jas hutan memindahkan tas-tas berisi barang-barang mereka. Sejumlah warga juga memindahkan ternak mereka ke lokasi lebih aman.

“Rumah saya di lokasi yang sangat rendah sehingga saya harus memindahkan semua beras ke tempat yang lebih tinggi. Sejak siang, kami telah memindahkan lebih dari satu ton beras,” kata warga bernama Nguyen Duy Dong. Musim hujan di Vietnam seperti negara-negara lain di kawasan itu terjadi antara Juni dan November, tapi korban tewas akibat cuaca bisa lebih banyak dibandingkan negara tetangga. Tahun lalu, sebanyak 389 warga Vietnam tewas akibat bencana alam dan meng akibatkan kerugian hingga USD2,6 miliar menurut data pemerintah.

“Hujan lebat diperkirakan berlanjut di wilayah utara dan tengah dan dapat mengakibatkan banjir serta tanah longsor di Provinsi Hoa Binh, Son La, Lai Chau, dan Lang Son,” kata pernyataan badan perkiraan cuaca Vietnam, dikutip kantor berita Reuters .

Negara Asia Tenggara itu telah memerintahkan kapal-kapal kembali ke pelabuhan dan melakukan rencana evakuasi menjelang terjangan badai yang juga melintasi Filipina pada Selasa (17/7). “Curah hujan sebesar 350 mm membanjiri beberapa wilayah pantai hingga menggenangi sawah padi seluas 64.000 hektare dan 3.200 hektare tanaman komersial pada Kamis (19/7),” ujar pernyataan Badan Manajemen Bencana Vietnam. Banjir menutup akses jalan ke banyak wilayah di Provinsi Nghe An, 300 km selatan Hanoi. Bulan lalu, hujan lebat memicu banjir dan tanah longsor yang menewaskan 24 orang di wilayah terpencil dan pegunungan utara Provinsi Lai Chau dan Ha Giang.

Kilang minyak Nghi Son yang tidak jauh dari jalur badai itu juga telah siaga. Meski demikian otoritas tidak berencana menghentikan operasional di kilang minyak tersebut. Sementara itu, Topan Ampil menerjang pusat keuangan China, Shanghai, sekitar tengah hari kemarin membawa hujan lebat dan mengganggu transportasi serta pelayaran. Lebih dari 600 penerbangan dari dua bandara di kota itu dibatalkan dan layanan kereta cepat juga terganggu.

“Topan pertama kali menerjang pulau Chongming, 45 km timur kota, dengan kecepatan angin 28 meter per detik di dekat pusatnya,” kata Pusat Meteorologi Nasional China.

Kota itu telah mengungsikan 190.000 orang dari wilayah pantai pada kemarin pagi. Shanghai Disney Resort tetap beroperasi normal, tapi beberapa atraksi dan penampilan luar ruangan akan ditunda selama hujan lebat atau angin kencang. “Gedung tertinggi di China, Shanghai Tower menutup aktivitas melihat pemandangan di puncak atap,” kata laporan kantor berita Xinhua .

Di Zhejiang dan Jiangsu, lebih dari 42.500 orang telah mengungsi. Lebih dari 28.000 kapal termasuk 22.900 kapal nelayan kembali ke pelabuhan di Zhejiang. Hujan lebat dan badai petir terjadi di penjuru China dalam beberapa pekan terakhir.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5126 seconds (0.1#10.140)