Trump Bilang Montenegro Sangat Agresif, Bisa Picu Perang Dunia III
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump "menyerang" Montenegro, yang orang-orangnya dia gambarkan sangat agresif. Menurut Trump, negara kecil itu bisa menjadi penyebab Perang Dunia III.
Montenegro merupakan anggota muda NATO. Negara yang bermusuhan dengan Rusia ini resmi menjadi anggota NATO pada Juni 2017.
Komentar Trump itu muncul beberapa hari setelah dia melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan itu dicela para politisi Washington karena dianggap sebagai "hadiah untuk Putin".
Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mempertanyakan prinsip pendirian NATO. Dia ditanya tentang Pasal 5, sebuah pasal pertahanan umum NATO yang menyatakan bahwa serangan terhadap satu anggota merupakan serangan terhadap semua anggota.
"Mengapa anak saya harus pergi ke Montenegro untuk mempertahankannya dari serangan?" kata jurnalis Fox News, Tucker Carlson, saat bertanya pada Trump.
"Saya mengerti apa yang Anda katakan. Saya telah mengajukan pertanyaan yang sama," jawab Trump.
"Montenegro adalah negara kecil dengan orang-orang yang sangat kuat...Mereka orang yang sangat agresif. Mereka mungkin menjadi agresif, dan selamat, Anda berada di perang dunia ketiga," ujar Presiden AS tersebut yang dilansir Kamis (19/7/2018).
Montenegro, merupakan negara bekas Republik Yugoslavia dengan populasi sekitar 630.000 orang. Negara itu menjadi anggota ke-29 NATO dengan jumlah personel militer 2.000 orang. Bergabungnya Montenegro ke NATO telah membuat Rusia marah.
Selain bergabung dengan NATO, negara Balkan itu juga berniat bergabung dengan Uni Eropa. Hal itu membuat Moskow gusar, karena dianggap sebagai upaya Barat untuk "merayap" menuju ke Rusia.
Moskow pernah dituduh ikut campur dalam pemilu Montenegro. Selain itu, Moskow juga pernah dituduh terlibat upaya kudeta 2016 yang gagal diduga, yang direncanakan oleh kelompok militan pro-Rusia.
Perdana Menteri Montenegro, Dusko Markovic, mengatakan komentar Trump bukan dalam konteks pembenaran keberadaan NATO, tetapi pada pendanaan NATO.
"Dia menjawab pertanyaan di mana dia mengatakan bahwa orang-orang Montenegro itu berani dan bahwa dia tidak ingin warga AS berperang dan terbunuh untuk negara-negara anggota NATO lainnya," kata Markovic kepada parlemen Rabu malam.
Pasal 5 NATO pernah digunakan adalah oleh AS setelah serangan teror 11 September 2001 yang dilakukan oleh al-Qaeda. Hampir 17 tahun kemudian, pasukan NATO masih beroperasi di Afghanistan setelah invasi yang dipimpin AS ke negara itu.
Montenegro merupakan anggota muda NATO. Negara yang bermusuhan dengan Rusia ini resmi menjadi anggota NATO pada Juni 2017.
Komentar Trump itu muncul beberapa hari setelah dia melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan itu dicela para politisi Washington karena dianggap sebagai "hadiah untuk Putin".
Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mempertanyakan prinsip pendirian NATO. Dia ditanya tentang Pasal 5, sebuah pasal pertahanan umum NATO yang menyatakan bahwa serangan terhadap satu anggota merupakan serangan terhadap semua anggota.
"Mengapa anak saya harus pergi ke Montenegro untuk mempertahankannya dari serangan?" kata jurnalis Fox News, Tucker Carlson, saat bertanya pada Trump.
"Saya mengerti apa yang Anda katakan. Saya telah mengajukan pertanyaan yang sama," jawab Trump.
"Montenegro adalah negara kecil dengan orang-orang yang sangat kuat...Mereka orang yang sangat agresif. Mereka mungkin menjadi agresif, dan selamat, Anda berada di perang dunia ketiga," ujar Presiden AS tersebut yang dilansir Kamis (19/7/2018).
Montenegro, merupakan negara bekas Republik Yugoslavia dengan populasi sekitar 630.000 orang. Negara itu menjadi anggota ke-29 NATO dengan jumlah personel militer 2.000 orang. Bergabungnya Montenegro ke NATO telah membuat Rusia marah.
Selain bergabung dengan NATO, negara Balkan itu juga berniat bergabung dengan Uni Eropa. Hal itu membuat Moskow gusar, karena dianggap sebagai upaya Barat untuk "merayap" menuju ke Rusia.
Moskow pernah dituduh ikut campur dalam pemilu Montenegro. Selain itu, Moskow juga pernah dituduh terlibat upaya kudeta 2016 yang gagal diduga, yang direncanakan oleh kelompok militan pro-Rusia.
Perdana Menteri Montenegro, Dusko Markovic, mengatakan komentar Trump bukan dalam konteks pembenaran keberadaan NATO, tetapi pada pendanaan NATO.
"Dia menjawab pertanyaan di mana dia mengatakan bahwa orang-orang Montenegro itu berani dan bahwa dia tidak ingin warga AS berperang dan terbunuh untuk negara-negara anggota NATO lainnya," kata Markovic kepada parlemen Rabu malam.
Pasal 5 NATO pernah digunakan adalah oleh AS setelah serangan teror 11 September 2001 yang dilakukan oleh al-Qaeda. Hampir 17 tahun kemudian, pasukan NATO masih beroperasi di Afghanistan setelah invasi yang dipimpin AS ke negara itu.
(mas)