Bosnia Berikan Penghormatan Terakhir kepada Korban Genosida Srebenica
A
A
A
SARAJEVO - Sebanyak 35 korban genosida Srebenica telah berhasil diidentifikasi. Mereka rencananya akan dimakamkan pada hari Rabu mendatang sekaligus menandai peringatan ke-23 genosida terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.
Institut Orang Hilang (MPI) Bosnia dan Herzegovina dalam sebuah pernyataan mengatakan mayat korban digali dari kuburan massal di Bosnia timur dan desa Potocari di Bosnia, enam kilometer barat laut kota Srebrenica.
MPI adalah lembaga independen negara yang mengantongi mandat untuk mencari orang hilang dalam konflik bersenjata yang terkait dengan Bosnia dan Herzegovina serta wilayah tersebut.
Pernyataan itu mengatakan bahwa tidak lebih dari 35 korban diidentifikasi untuk peringatan tahun ini.
Kepala Komite Pengorganisasian untuk Kegiatan Peringatan Genosida Srebrenica, Nermin Alivukovic, mengatakan bahwa beberapa orang mengkritik mereka karena menyebarkan informasi tentang apa yang telah terjadi di Srebrenica.
"Hari-hari ini menjelang peringatan ke-23 genosida, kami dikritik seolah-olah penganiayaan di Srebrenica tidak boleh lagi dibicarakan. Mereka harus tahu bahwa selama kerabat korban hidup, pengalaman sedih akan terus berlanjut untuk diberitahu," katanya seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (10/7/2018).
Alivukovic mengatakan bahwa semua orang diundang ke upacara peringatan dan mereka mengharapkan 20.000-30.000 orang untuk menghadiri doa pemakaman kolektif di Makam Monumen Potocari.
Bahkan setelah 23 tahun, sisa-sisa korban masih ditemukan dan upacara pemakaman masih dilakukan di Bosnia-Herzegovina. Sebanyak 6.575 korban dimakamkan di Peringatan Genosida Srebrenica di Potocari.
Hampir 170 korban yang diidentifikasi berada di pusat identifikasi Podrinje di Tuzla. Namun karena tidak utuh, sebagian besar korban belum dimakamkan.
Jika keluarga korban yang diidentifikasi sebelumnya telah mengizinkan lembaga untuk menyelesaikan prosesnya, lebih banyak korban akan dikuburkan tahun ini.
Sebagian besar mayat yang digali dari kuburan massal setelah bertahun-tahun melakukan pencarian dan penggalian tidak utuh. Dengan demikian, beberapa keluarga berharap lebih banyak bagian tubuh ditemukan sebelum orang yang mereka cintai dimakamkan.
Srebrenica dikepung oleh pasukan Serbia antara 1992 dan 1995 selama Perang Bosnia. Saat itu, milisi Serbia mencoba merebut wilayah tersebut dari Muslim Bosnia dan Kroasia untuk membentuk negara mereka sendiri.
Dewan Keamanan PBB menyatakan Srebrenica sebagai "daerah aman" pada musim semi tahun 1993. Namun, pasukan Serbia yang dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic - yang sekarang menghadapi tuduhan genosida di Den Haag - menyerbu zona PBB meskipun sekitar 450 tentara Belanda yang ditugasi bertindak sebagai pasukan perdamaian PBB bercokol di sana.
Pasukan Belanda gagal bertindak saat pasukan Serbia menduduki daerah itu, menewaskan sekitar 2.000 pria dan anak laki-laki pada 11 Juli.
Sekitar 15.000 orang Srebrenica melarikan diri ke gunung-gunung sekitarnya, tetapi pasukan Serbia memburu dan membantai 6.000 dari mereka di hutan.
Institut Orang Hilang (MPI) Bosnia dan Herzegovina dalam sebuah pernyataan mengatakan mayat korban digali dari kuburan massal di Bosnia timur dan desa Potocari di Bosnia, enam kilometer barat laut kota Srebrenica.
MPI adalah lembaga independen negara yang mengantongi mandat untuk mencari orang hilang dalam konflik bersenjata yang terkait dengan Bosnia dan Herzegovina serta wilayah tersebut.
Pernyataan itu mengatakan bahwa tidak lebih dari 35 korban diidentifikasi untuk peringatan tahun ini.
Kepala Komite Pengorganisasian untuk Kegiatan Peringatan Genosida Srebrenica, Nermin Alivukovic, mengatakan bahwa beberapa orang mengkritik mereka karena menyebarkan informasi tentang apa yang telah terjadi di Srebrenica.
"Hari-hari ini menjelang peringatan ke-23 genosida, kami dikritik seolah-olah penganiayaan di Srebrenica tidak boleh lagi dibicarakan. Mereka harus tahu bahwa selama kerabat korban hidup, pengalaman sedih akan terus berlanjut untuk diberitahu," katanya seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (10/7/2018).
Alivukovic mengatakan bahwa semua orang diundang ke upacara peringatan dan mereka mengharapkan 20.000-30.000 orang untuk menghadiri doa pemakaman kolektif di Makam Monumen Potocari.
Bahkan setelah 23 tahun, sisa-sisa korban masih ditemukan dan upacara pemakaman masih dilakukan di Bosnia-Herzegovina. Sebanyak 6.575 korban dimakamkan di Peringatan Genosida Srebrenica di Potocari.
Hampir 170 korban yang diidentifikasi berada di pusat identifikasi Podrinje di Tuzla. Namun karena tidak utuh, sebagian besar korban belum dimakamkan.
Jika keluarga korban yang diidentifikasi sebelumnya telah mengizinkan lembaga untuk menyelesaikan prosesnya, lebih banyak korban akan dikuburkan tahun ini.
Sebagian besar mayat yang digali dari kuburan massal setelah bertahun-tahun melakukan pencarian dan penggalian tidak utuh. Dengan demikian, beberapa keluarga berharap lebih banyak bagian tubuh ditemukan sebelum orang yang mereka cintai dimakamkan.
Srebrenica dikepung oleh pasukan Serbia antara 1992 dan 1995 selama Perang Bosnia. Saat itu, milisi Serbia mencoba merebut wilayah tersebut dari Muslim Bosnia dan Kroasia untuk membentuk negara mereka sendiri.
Dewan Keamanan PBB menyatakan Srebrenica sebagai "daerah aman" pada musim semi tahun 1993. Namun, pasukan Serbia yang dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic - yang sekarang menghadapi tuduhan genosida di Den Haag - menyerbu zona PBB meskipun sekitar 450 tentara Belanda yang ditugasi bertindak sebagai pasukan perdamaian PBB bercokol di sana.
Pasukan Belanda gagal bertindak saat pasukan Serbia menduduki daerah itu, menewaskan sekitar 2.000 pria dan anak laki-laki pada 11 Juli.
Sekitar 15.000 orang Srebrenica melarikan diri ke gunung-gunung sekitarnya, tetapi pasukan Serbia memburu dan membantai 6.000 dari mereka di hutan.
(ian)