Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Begini Reaksi Militer AS
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Iran Hassan Rouhani memperbarui ancaman Teheran untuk menutup Selat Hormuz sebagai pembalasan atas tindakan bermusuhan Amerika Serikat. Militer Washington dengan cepat merespons ancaman itu dengan berjanji akan membuat selat tersebut tetap terbuka bagi tanker minyak.
"Para pelaut AS dan sekutu regional siap untuk memastikan kebebasan navigasi dan lalu lintas perdagangan bebas di mana pun hukum internasional mengizinkan," kata juru bicara Komando Sentral Militer AS, Kapten Bill Urban hari Rabu kepada Associated Press, yang dikutip Kamis (5/7/2018).
Ancaman Presiden Rouhani disampaikan pada Selasa. Menurutnya, Iran dapat menghentikan ekspor negara-negara regional jika ekspor minyak Teheran terhambat setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir.
"Amerika telah mengklaim mereka ingin benar-benar menghentikan ekspor minyak Iran. Mereka tidak mengerti arti pernyataan ini, karena tidak memiliki arti bagi minyak Iran untuk tidak diekspor, sementara minyak di kawasan itu diekspor," kata Rouhani yang dilansir di website kepresidenan Iran, presiden.ir.
Secara terpisah, komandan senior Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya siap untuk mencegah ekspor minyak negara-negara regional jika penjualan minyak Iran dilarang oleh AS.
Jenderal Iran itu memuji ucapan Rouhani dan siap mewujudkan ancaman tersebut.
"Saya mencium tangan Anda (Rouhani) untuk mengungkapkan komentar yang bijaksana dan tepat waktu, dan saya siap melayani Anda untuk menerapkan kebijakan apa pun yang melayani Republik Islam," kata Soleimani, komandan pasukan Quds, sebuah pasukan yang bertanggung jawab atas operasi asing untuk Garda Revolusi.
AS telah "mengkhianati" kesepakatan nukir 2015 dengan menarik diri dari pejanjian yang disepakati oleh Iran dan enam negara kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China). Dalam perjanjian itu, Iran bersedia mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi atau embargo.
Sejak menarik diri dari kesepakatan nuklir, Washington meminta kepada seluruh negara untuk menghentikan semua impor minyak Iran mulai 4 November atau akan menghadapi langkah-langkah sanksi keuangan dari AS.
"Para pelaut AS dan sekutu regional siap untuk memastikan kebebasan navigasi dan lalu lintas perdagangan bebas di mana pun hukum internasional mengizinkan," kata juru bicara Komando Sentral Militer AS, Kapten Bill Urban hari Rabu kepada Associated Press, yang dikutip Kamis (5/7/2018).
Ancaman Presiden Rouhani disampaikan pada Selasa. Menurutnya, Iran dapat menghentikan ekspor negara-negara regional jika ekspor minyak Teheran terhambat setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir.
"Amerika telah mengklaim mereka ingin benar-benar menghentikan ekspor minyak Iran. Mereka tidak mengerti arti pernyataan ini, karena tidak memiliki arti bagi minyak Iran untuk tidak diekspor, sementara minyak di kawasan itu diekspor," kata Rouhani yang dilansir di website kepresidenan Iran, presiden.ir.
Secara terpisah, komandan senior Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya siap untuk mencegah ekspor minyak negara-negara regional jika penjualan minyak Iran dilarang oleh AS.
Jenderal Iran itu memuji ucapan Rouhani dan siap mewujudkan ancaman tersebut.
"Saya mencium tangan Anda (Rouhani) untuk mengungkapkan komentar yang bijaksana dan tepat waktu, dan saya siap melayani Anda untuk menerapkan kebijakan apa pun yang melayani Republik Islam," kata Soleimani, komandan pasukan Quds, sebuah pasukan yang bertanggung jawab atas operasi asing untuk Garda Revolusi.
AS telah "mengkhianati" kesepakatan nukir 2015 dengan menarik diri dari pejanjian yang disepakati oleh Iran dan enam negara kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China). Dalam perjanjian itu, Iran bersedia mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi atau embargo.
Sejak menarik diri dari kesepakatan nuklir, Washington meminta kepada seluruh negara untuk menghentikan semua impor minyak Iran mulai 4 November atau akan menghadapi langkah-langkah sanksi keuangan dari AS.
(mas)