Kanada dan Indonesia Hadapi Tantangan Baru
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Peter MacArthur menuturkan, sama halnya dengan Indonesia, saat ini Kanada juga tengah dibuat repot dengan perederan berita palsu dan gerakan populis nasionalis.
Berbicara saat menyampaikan sambutan dalam perayaan hari nasional Kanada ke-151, MacArthur menyatakan negara-negara demokrasi seperti Kanada dan Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan baru. Selain berita palsu, ketimpangan ekonomi juga menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi Kanada dan Indonesia.
"Saat ini aturan-aturan hukum internasional berada di bawah tekanan yang meningkat. Negara demokrasi, seperti Kanada dan Indonesia menghadapi tantangan baru, termasuk berita palsu, kebangkitan gerakan populis nasionalis, proteksionisme gaya lama dan ketimpangan ekonomi yang semakin meluas," ucap MacArthur pada Senin (2/7).
Diplomat senior Kanda itu dalam sambutannya kemudian menuturkan, selama lebih dari 70 tahun, Kanada telah membantu membangun sistem multilateral yang mendorong kemakmuran, suatu sistem yang memenangkan kebebasan dan demokrasi atas otoritarianisme dan penindasan.
Dia juga menyebut Kanada terus berusaha untuk membela hak asasi manusia, keadilan untuk semua dan aturan hukum. "Ini termasuk untuk warga Kanada yang bepergian, tinggal, dan bekerja di luar negeri," ucapnya.
MacArthur menambahkan, pihaknya akan terus mempertahankan agenda internasional mereka. Untuk melakukan hal ini, lanjut MacArthur, dibutuhkan kerjasama dengan banyak pihak, termasuk dengan Indonesia.
"Kanada akan terus mempertahankan agenda intenasional berbasis aturan, progresif, dan inklusif yang menumbuhkan toleransi yang lebih besar dan plinisme damai. Kemitraan kami yang erat dan berkelanjutan dengan Indonesia adalah intergral bagi upaya tersebut," tukasnya.
Berbicara saat menyampaikan sambutan dalam perayaan hari nasional Kanada ke-151, MacArthur menyatakan negara-negara demokrasi seperti Kanada dan Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan baru. Selain berita palsu, ketimpangan ekonomi juga menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi Kanada dan Indonesia.
"Saat ini aturan-aturan hukum internasional berada di bawah tekanan yang meningkat. Negara demokrasi, seperti Kanada dan Indonesia menghadapi tantangan baru, termasuk berita palsu, kebangkitan gerakan populis nasionalis, proteksionisme gaya lama dan ketimpangan ekonomi yang semakin meluas," ucap MacArthur pada Senin (2/7).
Diplomat senior Kanda itu dalam sambutannya kemudian menuturkan, selama lebih dari 70 tahun, Kanada telah membantu membangun sistem multilateral yang mendorong kemakmuran, suatu sistem yang memenangkan kebebasan dan demokrasi atas otoritarianisme dan penindasan.
Dia juga menyebut Kanada terus berusaha untuk membela hak asasi manusia, keadilan untuk semua dan aturan hukum. "Ini termasuk untuk warga Kanada yang bepergian, tinggal, dan bekerja di luar negeri," ucapnya.
MacArthur menambahkan, pihaknya akan terus mempertahankan agenda internasional mereka. Untuk melakukan hal ini, lanjut MacArthur, dibutuhkan kerjasama dengan banyak pihak, termasuk dengan Indonesia.
"Kanada akan terus mempertahankan agenda intenasional berbasis aturan, progresif, dan inklusif yang menumbuhkan toleransi yang lebih besar dan plinisme damai. Kemitraan kami yang erat dan berkelanjutan dengan Indonesia adalah intergral bagi upaya tersebut," tukasnya.
(esn)