Dendam Diduga Jadi Motif Penembakan di Kantor Koran AS

Jum'at, 29 Juni 2018 - 11:27 WIB
Dendam Diduga Jadi Motif...
Dendam Diduga Jadi Motif Penembakan di Kantor Koran AS
A A A
ANNAPOLIS - Pelaku yang diduga membunuh lima orang di kantor koran Capital Gazette sempat menggugat koran tersebut karena pencemaran nama baik. Seorang pejabat kepolisian, Anna Arundel, mengatakan sudah cukup jelas bahwa pelaku mempunyai dendam terhadap koran Capital.

Pelaku diidentifikasi sebagai Jarrod Ramos (38) dari Laurel, Maryland. Menurut pengacara yang mewakilinya pada 2011, ia bekerja di Biro Statistik Tenaga Kerja Federal. Namun belum bisa dikonfirmasi apakah ia masih bekerja di tempat yang sama.

Ia tinggal di sebuah apartemen dekat Rute 1, sekitar 35 menit dari kantor Capital Gazette. Polisi sedang mempersiapkan surat perintah penggeledahan pada Kamis malam waktu setempat, dan gedung itu dievakuasi.

Polisi mengatakan Ramos awalnya tidak kooperatif dan tidak membawa identifikasi apa pun, jadi ada keterlambatan dalam mengidentifikasi dirinya.

Ramos tampaknya menyimpan dendam bertahun-tahun terhadap surat kabar setelah ia menjadi subjek kolom yang menggambarkan bagaimana ia melecehkan seorang mantan teman sekelasnya dari Arundel High School lewat dunia maya, pertama melalui Facebook dan kemudian melalui email. Ramos diputus bersalah pada Juli 2011 karena pelecehan.

Dalam kolom yang ditulis oleh Eric Hartley beberapa hari kemudian, korban menggambarkan bagaimana Ramos telah mengintai di dunia maya dan mungkin menyebabkan ia kehilangan pekerjaannya.

Ramos kemudian menciptakan sebuah situs web yang merinci keluhannya terhadap Hartley dan koran Capital. Ia mencatat bahwa hukumannya telah dikurangi menjadi masa percobaan selama empat bulan.

"Saya memang melakukan hal yang buruk,tetapi jangan menghindari saya karena hal itu digambarkan oleh surat kabar ini," katanya di situs web itu seperti disitir dari Straits Times, Jumat (29/6/2018).

Pada 2012, Ramos menggugat Hartley, editornya dan Capital Gazette untuk pencemaran nama baik di Pengadilan Distrik Kabupaten Prince George. Sidang diadakan pada Maret 2013, dan seorang hakim menolak kasus ini.

Ramos kemudian mengajukan banding atas putusan itu, dan itu juga ditolak pada bulan September 2015 oleh Pengadilan Banding Maryland.

"Dia sedih karena cerita itu adalah bentuk simpatik terhadap korban pelecehan dan pemahamannya tidak sama dengan pelecehan yang dilakukan oleh pelaku," tulis Hakim Charles Moylan Jr.

"Pemohon menginginkan liputan yang sama dari pihaknya dalam cerita. Dia ingin kesempatan untuk menempatkan korban dalam cahaya yang buruk, untuk membenarkan dan menjelaskan mengapa dia melakukan apa yang dia lakukan. Namun, itu bukan fungsi dari undang-undang pencemaran nama baik," jelas Hakim Charles.

Sehari setelah putusan itu, Ramos men-tweet, "F*** you, tinggalkan aku sendiri," dengan tautan ke pendapat Hakim Moylan.

Pada hari Kamis, hanya beberapa menit sebelum dia diduga menembaki kantor Capital Gazette, dia kembali men-tweet, "F*** you, tinggalkan aku sendiri," dengan tautan ke akun Twitter yang kritis terhadap Hakim Moylan. Ini adalah cuitan pertama Ramos sejak Januari 2016.

Foto profil Ramos di Twitter adalah foto Hartley. Hartley tidak menanggapi permintaan untuk komentar.

Pengacara Ramos dalam kasus pelecehan, Christopher Drewniak, tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar.

Wakil Kepala Polisi Anne Arundel William Krampf mengatakan bahwa Capital Gazette telah menerima ancaman melalui media sosial pada hari sebelumnya, tetapi polisi tidak menyadari ancaman sampai setelah penembakan terjadi.

Dia menolak untuk mendeskripsikan konten atau apakah ancaman itu berasal dari Ramos.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0877 seconds (0.1#10.140)