Repotnya Zionis Israel Hadapi Layang-layang Api Palestina

Rabu, 27 Juni 2018 - 05:03 WIB
Repotnya Zionis Israel Hadapi Layang-layang Api Palestina
Repotnya Zionis Israel Hadapi Layang-layang Api Palestina
A A A
GAZA - Layang-layang pembawa bara api ataupun bahan yang mudah terbakar awalnya hanya strategi akar rumput di kalangan warga Gaza, Palestina. Namun, senjata yang terkesan hanya mainan ini telah merepotkan pasukan Zionis Israel setelah membakar ribuan hektare lahan pertanian dan cagar alam di wilayah Israel selatan.

Senjata anak-anak muda Palestina ini mulai marak diterbangkan sejak demo besar "Great March of Return" pecah di perbatasan Gaza-Israel Maret lalu. Demo tahunan ini untuk menandai "Hari Nakba", hari di mana warga Palestina diusir dari tanah dan rumah mereka yang diduduki Israel sejak negara itu berdiri puluhan tahun silam.

Dalam demo tahun ini, ratusan warga Palestina tewas. Sebagian besar akibat ditembak sniper pasukan Israel. Penggunaan kekuatan mematikan itu telah memicu kecaman masyarakat internasional termasuk PBB.

Tak jelas siapa pencetus ide dari senjata layang-layang api tersebut. Belakangan, tak hanya layang-layang, tapi balon dan kondom yang digelembungkan dengan gas helium juga diterbangkan dengan membawa api dan bahan peledak. Dua senjata yang sama-sama sederhana itu semakin membuat repot pasukan Israel karena memicu kebakaran hebat yang telah merugikan ekonomi Zionis.

Kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza ikut-ikutan mengadopsi layang-layang api dengan menciptakan "unit layang-layang" dalam pasukannya. Menjelang Idul Fitri lalu, Hamas seperti dikutip Times of Israel mengancam akan meluncurkan sebanyak 5.000 layang-layang api di pagar perbatasan Gaza-Israel.Bakar 6.000 Hektare Lahan
Meskipun tidak ada warga maupun pasukan Israel yang terluka oleh layang-layang api, sekitar 6.000 hektare ladang pertanian dan cagar alam telah terbakar. Kerugian yang diderita Israel telah mencapai USD2,5 juta.Baca Juga: Layang-layang Api Warga Palestina, Senjata Perusak Pertanian Israel
Data dari Pemerintah Israel menyatakan sekitar 600 layang-layang telah dicoba diterbangkan dari Gaza ke Israel selatan sejak 30 Maret. Dari jumlah itu, 200 di antaranya mencapai Israel.

Hamas mengklaim layang-layang apinya dapat terbang sejauh 25 mil ke Israel yang membuat warga Zionis yang tinggal di dekat pagar perbatasan hidup di bawah kepungan senjata yang membara tersebut.
Repotnya Zionis Israel Hadapi Layang-layang Api Palestina
Kawasan cagar alam Israel terbakar. Foto/REUTERS
Serangan layang-layang api telah membuat para petani Israel marah karena gagal panen. "Ini tak hanya menyebabkan kerusakan ekonomi yang signifikan tetapi lebih dari itu, ini emosional," kata Itzik Ebbo, 78, anggota Kibbutz Nir Am, sebuah komunitas pertanian kolektif di Israel selatan.

"Ini adalah hasil panen yang kami tanamkan ke dalam hati kami. Ini adalah ladang yang kami garap bersama anak-anak dan cucu-cucu kami."

Para penduduk yang cemberut telah menjadi pelengkap tayangan di sejumlah stasiun televisi Israel. Mereka membimbing wartawan melihat lahan yang membara dan meratapi hilangnya nyawa sejumlah satwa di cagar alam.

Fenomena layang-layang api ini merupakan perubahan terbaru dalam hampir tiga bulan protes massal warga Palestina di perbatasan Gaza-Israel. Bagi banyak orang Israel, layang-layang api adalah gerakan "terorisme" dan bukti sikap permusuhan Palestina.
Balasan untuk Blokade Gaza
Tetapi, bagi warga Palestina di Gaza, layang-layang api adalah cara yang putus asa atas nama 2 juta orang yang hidup dalam kemiskinan karena blokade Israel dan Mesir selama satu dekade. Blokade ini awalnya untuk melemahkan kelompok Hamas, namun imbasnya telah menghancurkan ekonomi warga Gaza.

"Layang-layang terorisme tidak dapat dilanjutkan," kata Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman yang berjanji menghentikan serangan layang-layang api dari Gaza.

Meski berteknologi rendah, layang-layang api dan balon terbang berisi helium dari Gaza telah memaksa aparat keamanan Israel berjuang keras selama beberapa minggu terakhir. Senjata warga Palestina itu diuntungkan dengan cuaca panas dan angin yang pada akhirnya jatuh dan membakar lahan gandum dan bunga matahari di Israel selatan.

Seorang aktivis Palestina berpendapat kerusakan ekonomi Israel seperti itu tidak akan berbeda dengan yang dirasakan warga Gaza akibat blokade selama satu dekade terakhir.

Seorang remaja 18 tahun, salah satu pemimpin gerakan serangan layang-layang api, yang meminta untuk dirahasiakan identitasnya karena takut pembalasan dari militer Zionis mengatakan bahwa gerakan itu dimulai dengan remaja yang bosan mengibarkan bendera Palestina.

"Kami ingin memancing orang-orang Israel lebih banyak, jadi kami menempelkan kain yang membara ke layang-layang. Berkat kehendak Tuhan, benang itu terpotong dan layang-layang jatuh di sisi yang lain dan menyalakan api. Beginilah kami mendapat ide itu," katanya.Baca Juga: Kondom pun Jadi Senjata Palestina untuk Bakar Israel
Menurutnya, untuk membuat layang-layang api hanya butuh USD1 dan 50 sen untuk membuat balon terbang. "Kecuali ada 15 hingga 20 kebakaran, kami tidak menganggap itu hari yang baik," ujarnya.

Militer Israel mengatakan drone atau pesawat nirawak telah menghalau sekitar 90 persen perangkat api yang dibawa layang-layang dari Gaza.

"Ini bukan mainan. Ini adalah senjata berbahaya yang digunakan untuk meneror warga sipil Israel," kata Letnan Kolonel Jonathan Conricus, seorang juru bicara militer Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dana pajak yang dikumpulkan atas nama Otoritas Palestina (PA) akan digunakan untuk mengompensasi korban kebakaran layang-layang. Kebijakan Netanyahu dikecam karena layang-layang api berasal dari wilayah yang dikuasai oleh Hamas, bukan PA.
Dilawan Senjata Canggih
Di kalangan politisi Zionis Israel muncul perdebatan tentang cara menghentikan serangan layang-layang api dari Gaza. Sebagian politisi meminta Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menembak orang-orang yang mengirim layang-layang, sebagian lagi menentang seruan itu karena dianggap berlebihan.

IDF pun memilih opsi membom basis Hamas di Gaza sebagai balasan serta menggunakan drone untuk meletuskan "tembakan peringatan" terhadap para demonstran.
Repotnya Zionis Israel Hadapi Layang-layang Api Palestina
Sky Spotter mata-mata elektronik Israel pemantau layang-layang api Palestina. Foto/Hadashot
Namun, langkah IDF juga tak mempan menghentikan serangan layang-layang api dari Gaza. Mereka akhirnya mengerahkan electronic eye (mata elektronik) untuk melacak layang-layang api, balon dan kondom ledak yang membuat repot itu.Baca Juga: Lacak Layang-layang Api Palestina, Israel Kerahkan Mata Elektronik
Mata elektronik yang dikenal sebagai sistem Sky Spotter itu dapat mengidentifikasi objek terbang yang masuk ke wilayah negara mayoritas Yahudi tersebut. Sistem itu diandalkan sebagai mata-mata sebelum pesawat nirawak atau drone dioperasikan untuk mencegat objek terbang musuh.

Sky Spotter juga dapat memberikan peringatan terlebih dahulu kepada petugas pemadam kebakaran. Israel bahkan sedang mengembangkan sistem laser sebagai senjata yang akan dipasang di mata elektronik tersebut.

Menurut laporan Hadashot TV, sistem Sky Spotter yang dibangun oleh Rafael Advanced Defense Systems, telah beroperasi di sepanjang perbatasan Gaza selama sepekan terakhir.

Sky Spotter awalnya dikembangkan untuk melawan drone kecil. Namun, sistem pelacak itu diklaim dapat melacak balon atau layang-layang dan menentukan lokasi pendaratannya. Para operator kemudian akan memberi tahu petugas pemadam kebakaran untuk mencegah layang-layang, balon dan kondom ledak membuat kebakaran yang meluas di lahan-lahan pertanian.

Sky Spotter juga dapat digunakan untuk mengarahkan drone defensif yang bertabrakan di udara dengan layang-layang atau balon dan menjatuhkannya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6232 seconds (0.1#10.140)