Kim Jong-un Hapus Ayah dan Kakeknya dari Sumpah Nasional

Minggu, 24 Juni 2018 - 21:06 WIB
Kim Jong-un Hapus Ayah...
Kim Jong-un Hapus Ayah dan Kakeknya dari Sumpah Nasional
A A A
SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, memperkenalkan sumpah nasional yang baru. Dalam sumpah nasional yang baru itu, Jong-un mengecilkan peran ayah serta kakeknya dan sebaliknya memberikan pujian atas ideologi dan kepemimpinannya sendiri.

Sumpat yang harus dibacakan oleh semua warga ini pada awalnya diperkenalkan pada tahun 1970-an. Kala itu Kim Il-sung, pendiri Korut dan kakek dari diktator muda ini, menjalankan kontrol atas bangsa.

Sumpah itu terdiri dari 10 pasal yang memuji kebijaksanaan dan kebesaran Kim Il-sung dan, setelah kematiannya pada Juli 1994, putranya Kim Jong-il.

"Dideklarasikan oleh pekerja, pelajar, dan anggota angkatan bersenjata pada hari libur nasional dan peringatan penting Partai Buruh, warga diminta untuk bersumpah untuk mempersenjatai diri dengan cita-cita dari dua pemimpin pertama bangsa," seperti dikutip Telegraph dari kantor berita DailyNK yang berbasis di Seoul, Minggu (24/6/2018).

Warga kemudian diminta untuk berkomitmen menerapkan cita-cita tersebut di setiap aspek kehidupan mereka: di tempat kerja, sekolah dan keluarga. Warga juga diminta untuk selamanya mendedikasikan hidup mereka seolah-olah mereka tidak ada artinya selain untuk pencapaian besar Kim Il-sung, Kim Jong-il dan Partai Buruh Korea.

Mengutip sumber di Korut, media itu mengatakan gagal menghadiri pertemuan sumpah akan membuat warga tersebut tidak dapat dipercaya.

Sumpah itu belum berubah selama lebih dari 40 tahun, kata sumber itu, meskipun penguasa keturunan Korut sekarang tampaknya memutuskan bahwa itu perlu direvisi.

"Versi baru dari sumpah itu mengurangi jumlah pasal dari 10 menjadi lima, memperpendek waktu yang diperlukan untuk membaca teksnya secara lengkap. Sumpah yang direvisi secara efektif mengedit Kim Il-sung dan Kim Jong-il, hanya menyisakan komentar singkat tentang keinginan dan semangat mereka," DailyNK melaporkan.

Sebaliknya, sebuah bagian telah dimasukkan yang merupakan pernyataan kesetiaan kepada ideologi dan kepemimpinan Kim Jong-un.

Pembersihan para pemimpin masa lalu tidak pernah dilakukan sebelumnya di Korut dan bertentang dengan konsep keluarga Kim yang menjadi figur orang tua yang berbakti kepada penduduk dari generasi ke generasi.

Upaya Jong-un untuk mengalahkan nenek moyangnya kemungkinan akan menjadi upaya lain guna menopang basis dukungan domestiknya sendiri pada saat yang sama dengan menghidupkan kembali semangat revolusioner subyeknya.

Juga telah dikemukakan bahwa ini mungkin merupakan bagian dari manuver untuk melemahkan "penjaga lama" dalam lingkaran politik dan militer yang mungkin lebih setia kepada rezim sebelumnya.

Sementara itu di Washington, Presiden Donald Trump pada hari Jumat memperpanjang sanksi AS terhadap Korut selama satu tahun lagi, dengan alasan ancaman tidak biasa dan luar biasa yang ditimbulkan oleh program senjata nuklir rezim itu.

Baca Juga: Klaim Ancaman Nuklir Luar Biasa, Trump Sanksi Korut 1 Tahun Lagi

Pengumuman itu datang 10 hari setelah pertemuan puncak Trump di Singapura dengan Jong-un, di mana pemimpin Korut itu berkomitmen untuk melakukan "denuklirisasi menyeluruh" Semenanjung Korea dengan imbalan jaminan keamanan dari AS.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5023 seconds (0.1#10.140)