Warga AS Ditembak Mati di Tengah Kerusuhan Nikaragua
A
A
A
MANAGUA - Seorang warga negara Amerika Serikat (AS) ditemukan tewas ditembak di Ibu Kota Nikaragua, Managua. Insiden itu terjadi di tengah kekerasan dan kerusuhan sosial yang terus mencekam Nikaragua.
"Tubuh Sixto Henry Vera terbaring di sebuah jalan di samping dua kendaraan yang terbakar dengan luka tembak di kepala," kata lembaga kedokteran forensik negara seperti dikutip dari AP, Minggu (3/6/2018).
Karyawan di bar Managua yang dimiliki oleh Vera, yang berbicara dengan syarat anonim karena takut pembalasan, mengatakan ia meninggalkan bar miliknya pada Jumat malam untuk membantu seorang teman yang diserang.
Duta Besar AS Laura Dogu menyampaikan belasungkawa melalui Twitter pada hari Sabtu untuk keluarga Vera. Ia mengatakan kematian seorang warga AS adalah keprihatinan besar untuk kedutaan.
Kematian Vera terjadi pada waktu yang menegangkan bagi Nikaragua. Lebih dari 110 orang telah tewas di negara itu sejak pertengahan April di tengah bentrokan antara pasukan yang setia kepada Presiden Daniel Ortega dan kelompok-kelompok oposisi yang menuntutnya untuk lengser.
Jalan-jalan di seluruh negeri sering kali kosong setelah gelap ketika kelompok-kelompok bersenjata beredar dengan kendaraan tanpa pelat nomor, menembak dan merampok.
Pada hari Rabu, lebih dari selusin orang tewas dalam penembakan yang meletus di sekitar protes pada Hari Ibu di Nikaragua. Orang-orang bersenjata menembaki kerumunan massa mengirim ribuan demonstran berlarian untuk berlindung di pawai, yang dipimpin oleh para ibu korban yang meninggal dalam unjuk rasa baru-baru ini.
Kelompok-kelompok masyarakat sipil menuduh para pelaku penyerangan adalah anggota kelompok paramiliter yang setia kepada Ortega. Namun pejabat pemerintah balik menyalahkan kelompok oposisi yang berusaha menggulingkan Ortega.
Munculnya kelompok kriminal telah menyebabkan penduduk di beberapa kota mengatur kelompok pemantau lingkungan dengan barikade. Palang Merah melaporkan bahwa dua orang yang menjaga barikade di kota Masaya ditembak mati Sabtu.
"Saya memohon kepada orang-orang di kota saya, Masaya, untuk tidak keluar ke jalan dan melindungi diri mereka di rumah mereka, situasinya sangat berbahaya," kata uskup Katolik Roma, Silvio Baez, dari Twitter.
Para pebisnis terkemuka di Nikaragua telah mengusulkan percepatan pemilihan presiden yang sekarang dijadwalkan berlangsung pada 2021. Ortega sendiri telah menjadi presiden sejak 2007.
"Tubuh Sixto Henry Vera terbaring di sebuah jalan di samping dua kendaraan yang terbakar dengan luka tembak di kepala," kata lembaga kedokteran forensik negara seperti dikutip dari AP, Minggu (3/6/2018).
Karyawan di bar Managua yang dimiliki oleh Vera, yang berbicara dengan syarat anonim karena takut pembalasan, mengatakan ia meninggalkan bar miliknya pada Jumat malam untuk membantu seorang teman yang diserang.
Duta Besar AS Laura Dogu menyampaikan belasungkawa melalui Twitter pada hari Sabtu untuk keluarga Vera. Ia mengatakan kematian seorang warga AS adalah keprihatinan besar untuk kedutaan.
Kematian Vera terjadi pada waktu yang menegangkan bagi Nikaragua. Lebih dari 110 orang telah tewas di negara itu sejak pertengahan April di tengah bentrokan antara pasukan yang setia kepada Presiden Daniel Ortega dan kelompok-kelompok oposisi yang menuntutnya untuk lengser.
Jalan-jalan di seluruh negeri sering kali kosong setelah gelap ketika kelompok-kelompok bersenjata beredar dengan kendaraan tanpa pelat nomor, menembak dan merampok.
Pada hari Rabu, lebih dari selusin orang tewas dalam penembakan yang meletus di sekitar protes pada Hari Ibu di Nikaragua. Orang-orang bersenjata menembaki kerumunan massa mengirim ribuan demonstran berlarian untuk berlindung di pawai, yang dipimpin oleh para ibu korban yang meninggal dalam unjuk rasa baru-baru ini.
Kelompok-kelompok masyarakat sipil menuduh para pelaku penyerangan adalah anggota kelompok paramiliter yang setia kepada Ortega. Namun pejabat pemerintah balik menyalahkan kelompok oposisi yang berusaha menggulingkan Ortega.
Munculnya kelompok kriminal telah menyebabkan penduduk di beberapa kota mengatur kelompok pemantau lingkungan dengan barikade. Palang Merah melaporkan bahwa dua orang yang menjaga barikade di kota Masaya ditembak mati Sabtu.
"Saya memohon kepada orang-orang di kota saya, Masaya, untuk tidak keluar ke jalan dan melindungi diri mereka di rumah mereka, situasinya sangat berbahaya," kata uskup Katolik Roma, Silvio Baez, dari Twitter.
Para pebisnis terkemuka di Nikaragua telah mengusulkan percepatan pemilihan presiden yang sekarang dijadwalkan berlangsung pada 2021. Ortega sendiri telah menjadi presiden sejak 2007.
(ian)