Israel-Myanmar Teken Perjanjian Soal Pelajaran Sejarah
A
A
A
TEL AVIV - Israel telah menandatangani perjanjian pendidikan dengan Myanmar. Perjanjian itu memungkinkan kedua negara untuk "saling memverifikasi" bagaimana sejarah mereka untuk diajarkan oleh yang lain.
Kesepakatan yang diteken pada Selasa lalu itu pun menuai kecaman dari dunia internasional. Dunia mengecam Myanmar atas perlakuannya terhadap Rohingya dan Israel karena menggunakan tembakan langsung terhadap demonstran Palestina di perbatasan Gaza seperti dikutip dari Time, Jumat (1/6/2018).
Sekitar 700.000 warga Rohingya telah melarikan diri dari negara Rakhine Myanmar sejak Agustus lalu. Para pejabat PBB dan Amerika Serikat (AS) telah menuduh Myanmar melakukan "pembersihan etnis."
Sementara itu sejak 30 Maret, lebih dari 110 orang Palestina tewas oleh tembakan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Perjanjian ini memungkinkan negara-negara untuk saling memverifikasi buku teks sekolah, khususnya bagian-bagian yang mengacu pada sejarah negara lain dan, jika diperlukan, mengoreksinya.
Perjanjian ini sendiri bukan barang baru bagi Israel. Negara Zionis ini memiliki perjanjian serupa dengan negara lain, terutama yang melibatkan pendidikan holocaust di Eropa.
Kesepakatan yang diteken pada Selasa lalu itu pun menuai kecaman dari dunia internasional. Dunia mengecam Myanmar atas perlakuannya terhadap Rohingya dan Israel karena menggunakan tembakan langsung terhadap demonstran Palestina di perbatasan Gaza seperti dikutip dari Time, Jumat (1/6/2018).
Sekitar 700.000 warga Rohingya telah melarikan diri dari negara Rakhine Myanmar sejak Agustus lalu. Para pejabat PBB dan Amerika Serikat (AS) telah menuduh Myanmar melakukan "pembersihan etnis."
Sementara itu sejak 30 Maret, lebih dari 110 orang Palestina tewas oleh tembakan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Perjanjian ini memungkinkan negara-negara untuk saling memverifikasi buku teks sekolah, khususnya bagian-bagian yang mengacu pada sejarah negara lain dan, jika diperlukan, mengoreksinya.
Perjanjian ini sendiri bukan barang baru bagi Israel. Negara Zionis ini memiliki perjanjian serupa dengan negara lain, terutama yang melibatkan pendidikan holocaust di Eropa.
(ian)