ISIS Eksekusi 2.900 Warga Sipil Selama 'Kekhalifahan' di Suriah
A
A
A
DAMASKUS - Sebanyak 2.900 warga sipil telah tewas sejak Negara Islam (ISIS) mengumumkan "kekhalifahan" di Suriah. Demikian laporan kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
"Korban penduduk sipil berada di antara 5.170 orang, termasuk militan saingan dan personil militer, militan ISIS yang tewas di Suriah sejak menyatakan daerah itu adalah kekhalifahan sendiri pada bulan Juni 2014," kata SOHR seperti dinukil dari Xinhua, Rabu (30/5/2018).
SOHR mengatakan bahwa kontrol ISIS di Suriah telah menyusut menjadi 3 persen setelah kehilangan sebagian besar wilayah oleh tentara Suriah dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS.
ISIS sekarang mengendalikan kantong-kantong yang tersebar di pinggiran timur provinsi Homs, gurun tenggara provinsi Deir al-Zour, daerah di tepi timur Sungai Eufrat dan sebuah saku di pedesaan utara Deir al-Zour di Suriah timur.
ISIS juga mengontrol kantong di daerah Yarmouk di pedesaan provinsi selatan Daraa serta kantong di pinggiran selatan provinsi Hasakah di Suriah utara.
"Meskipun kehilangan daerah yang berukuran puluhan ribu kilometer, ISIS terus menumpahkan darah di Suriah," kata SOHR, menambahkan bahwa kelompok itu melakukan eksekusi terhadap warga sipil dan pejuang yang berselisih selama dua bulan terakhir.
ISIS baru-baru ini dikalahkan di Damaskus selatan ketika tentara Suriah merebut benteng-benteng terakhirnya di Kamp Hajar al-Aswad dan Yarmouk.
SDF juga baru-baru ini meluncurkan serangan terhadap ISIS di timur Euphrates, tetapi SOHR mengatakan SDF gagal menyerbu daerah Hajin, kubu ISIS terakhir di timur Euphrates dan memindahkan operasi militer ke selatan Hasakah di selatan.
Tentara Suriah mengatakan Rabu lalu telah menggagalkan serangan oleh ISIS di sebuah situs militer Suriah di Deir al-Zour, menewaskan 43 militan ISIS, sementara empat ahli Rusia juga tewas dalam konfrontasi itu.
SOHR, yang mengatakan bergantung pada jaringan aktivis di lapangan, mengatakan pertempuran sengit terjadi antara tentara Suriah dan ISIS di pedesaan Deir al-Zour, karena kelompok yang dicap sebagai teroris itu telah berusaha untuk mengalihkan perhatian tentara dengan melancarkan serangan mendadak.
"Korban penduduk sipil berada di antara 5.170 orang, termasuk militan saingan dan personil militer, militan ISIS yang tewas di Suriah sejak menyatakan daerah itu adalah kekhalifahan sendiri pada bulan Juni 2014," kata SOHR seperti dinukil dari Xinhua, Rabu (30/5/2018).
SOHR mengatakan bahwa kontrol ISIS di Suriah telah menyusut menjadi 3 persen setelah kehilangan sebagian besar wilayah oleh tentara Suriah dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS.
ISIS sekarang mengendalikan kantong-kantong yang tersebar di pinggiran timur provinsi Homs, gurun tenggara provinsi Deir al-Zour, daerah di tepi timur Sungai Eufrat dan sebuah saku di pedesaan utara Deir al-Zour di Suriah timur.
ISIS juga mengontrol kantong di daerah Yarmouk di pedesaan provinsi selatan Daraa serta kantong di pinggiran selatan provinsi Hasakah di Suriah utara.
"Meskipun kehilangan daerah yang berukuran puluhan ribu kilometer, ISIS terus menumpahkan darah di Suriah," kata SOHR, menambahkan bahwa kelompok itu melakukan eksekusi terhadap warga sipil dan pejuang yang berselisih selama dua bulan terakhir.
ISIS baru-baru ini dikalahkan di Damaskus selatan ketika tentara Suriah merebut benteng-benteng terakhirnya di Kamp Hajar al-Aswad dan Yarmouk.
SDF juga baru-baru ini meluncurkan serangan terhadap ISIS di timur Euphrates, tetapi SOHR mengatakan SDF gagal menyerbu daerah Hajin, kubu ISIS terakhir di timur Euphrates dan memindahkan operasi militer ke selatan Hasakah di selatan.
Tentara Suriah mengatakan Rabu lalu telah menggagalkan serangan oleh ISIS di sebuah situs militer Suriah di Deir al-Zour, menewaskan 43 militan ISIS, sementara empat ahli Rusia juga tewas dalam konfrontasi itu.
SOHR, yang mengatakan bergantung pada jaringan aktivis di lapangan, mengatakan pertempuran sengit terjadi antara tentara Suriah dan ISIS di pedesaan Deir al-Zour, karena kelompok yang dicap sebagai teroris itu telah berusaha untuk mengalihkan perhatian tentara dengan melancarkan serangan mendadak.
(ian)