Pelaku Teror Belgia Terkait ISIS, Pekikan Takbir Saat Beraksi
A
A
A
BRUSSELS - Seorang pria terkait ISIS melancarkan aksi teror dengan menembak mati dua polisi wanita (polwan) dengan senjata mereka sendiri sebelum menghabisi seorang saksi mata. Aksi itu terjadi di kota industri sebelah timur Belgia, Liege.
Jaksa federal mengatakan aksi teror itu terjadi sekitar pukul 10:30 waktu setempat ketika pelaku bersenjata pisau berulang kali menikam kedua petugas sebelum menggunakan senjata mereka sendiri untuk membunuh mereka.
Jaksa federal mengatakan mereka telah meluncurkan penyelidikan teror ke dalam insiden itu.
Rekaman amatir yang disiarkan oleh stasiun televisi milik pemerintah Belgia menunjukkan pria bersenjata itu meneriakkan "Allahu Akbar" saat ia berjalan di jalan selama mengamuk.
Dalam video lain, rentetan tembakan pendek dan intens terdengar, setelah itu pria itu tergeletak di tanah.
"Berbekal pisau, tersangka mengikutinya dan menyerang dua petugas polisi, dan menggunakan senjata mereka sendiri untuk membunuh mereka," kata jaksa Philippe Dulieu pada konferensi pers.
"Dia melanjutkan dengan berjalan kaki, menyerang sebuah kendaraan yang diparkir di mana dia menembaki seorang pria berusia 22 tahun di kursi penumpang. Pemuda itu meninggal," imbuhnya
"Dia kemudian melanjutkan dan memasuki sekolah Leonie de Waha. Dia membawa seorang wanita yang bekerja di sana sebagai sandera. Polisi campur tangan, dia keluar menembaki para petugas polisi, melukai beberapa orang sebelum dia dibunuh," tukasnya seperti dikutip dari AFP, Rabu (30/5/2018).
Belgia berada dalam kondisi waspada setelah serangkaian serangan termasuk pemboman bunuh diri kembar di Brussels pada tahun 2016 yang diklaim oleh kelompok Negara Islam (ISIS).
Sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan kepada AFP bahwa pria bersenjata itu berada di daftar pengawasan khusus polisi karena mempunyai hubungan dengan kelompok Islam radikal.
Sumber itu menyebut penyerang itu diketahui sebagai Benjamin Herman, yang lahir pada tahun 1982. Pelaku telah beberapa kali menjalani hukuman atas kejahatan perampokan, kekerasan, dan perdagangan narkoba.
"Herman sedang dalam pelarian setelah melakukan pembunuhan lain pada Senin malam di kota On, di Belgia selatan," kata sumber itu, meskipun jaksa lokal mengatakan mereka belum menemukan hubungan dengan insiden Liege.
Ia dilaporkan oleh penyiar Belgia RTBF telah dibebaskan dari penjara pada hari Senin.
"Dia dicurigai telah diradikalisasi (di penjara). Dia telah dilaporkan atau diduga menjadi anggota rombongan perekrut Islamis," kata sumber itu tanpa menyebut nama.
Kepala polisi Liege Christian Beaupere mengatakan bahwa sasaran pembunuh adalah menyerang polisi. Ia menambahkan bahwa satu dari empat petugas yang terluka dalam serangan itu menderita cedera kaki yang serius.
Liege, sebuah bekas kota besar di jantung industri Eropa Barat, adalah tempat terjadinya baku tembak berdarah lainnya pada tahun 2011.
Dalam serangan itu seorang mantan narapidana bersenjatakan granat dan senapan otomatis menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 120 orang.
Jaksa federal mengatakan aksi teror itu terjadi sekitar pukul 10:30 waktu setempat ketika pelaku bersenjata pisau berulang kali menikam kedua petugas sebelum menggunakan senjata mereka sendiri untuk membunuh mereka.
Jaksa federal mengatakan mereka telah meluncurkan penyelidikan teror ke dalam insiden itu.
Rekaman amatir yang disiarkan oleh stasiun televisi milik pemerintah Belgia menunjukkan pria bersenjata itu meneriakkan "Allahu Akbar" saat ia berjalan di jalan selama mengamuk.
Dalam video lain, rentetan tembakan pendek dan intens terdengar, setelah itu pria itu tergeletak di tanah.
"Berbekal pisau, tersangka mengikutinya dan menyerang dua petugas polisi, dan menggunakan senjata mereka sendiri untuk membunuh mereka," kata jaksa Philippe Dulieu pada konferensi pers.
"Dia melanjutkan dengan berjalan kaki, menyerang sebuah kendaraan yang diparkir di mana dia menembaki seorang pria berusia 22 tahun di kursi penumpang. Pemuda itu meninggal," imbuhnya
"Dia kemudian melanjutkan dan memasuki sekolah Leonie de Waha. Dia membawa seorang wanita yang bekerja di sana sebagai sandera. Polisi campur tangan, dia keluar menembaki para petugas polisi, melukai beberapa orang sebelum dia dibunuh," tukasnya seperti dikutip dari AFP, Rabu (30/5/2018).
Belgia berada dalam kondisi waspada setelah serangkaian serangan termasuk pemboman bunuh diri kembar di Brussels pada tahun 2016 yang diklaim oleh kelompok Negara Islam (ISIS).
Sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan kepada AFP bahwa pria bersenjata itu berada di daftar pengawasan khusus polisi karena mempunyai hubungan dengan kelompok Islam radikal.
Sumber itu menyebut penyerang itu diketahui sebagai Benjamin Herman, yang lahir pada tahun 1982. Pelaku telah beberapa kali menjalani hukuman atas kejahatan perampokan, kekerasan, dan perdagangan narkoba.
"Herman sedang dalam pelarian setelah melakukan pembunuhan lain pada Senin malam di kota On, di Belgia selatan," kata sumber itu, meskipun jaksa lokal mengatakan mereka belum menemukan hubungan dengan insiden Liege.
Ia dilaporkan oleh penyiar Belgia RTBF telah dibebaskan dari penjara pada hari Senin.
"Dia dicurigai telah diradikalisasi (di penjara). Dia telah dilaporkan atau diduga menjadi anggota rombongan perekrut Islamis," kata sumber itu tanpa menyebut nama.
Kepala polisi Liege Christian Beaupere mengatakan bahwa sasaran pembunuh adalah menyerang polisi. Ia menambahkan bahwa satu dari empat petugas yang terluka dalam serangan itu menderita cedera kaki yang serius.
Liege, sebuah bekas kota besar di jantung industri Eropa Barat, adalah tempat terjadinya baku tembak berdarah lainnya pada tahun 2011.
Dalam serangan itu seorang mantan narapidana bersenjatakan granat dan senapan otomatis menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 120 orang.
(ian)