Tokoh Anti-Castro Posada Carriles Meninggal di Pengasingan

Kamis, 24 Mei 2018 - 00:54 WIB
Tokoh Anti-Castro Posada...
Tokoh Anti-Castro Posada Carriles Meninggal di Pengasingan
A A A
HAVANA - Tokoh anti Castro yang diasingkan dan mantan agen CIA, Luis Posada Carriles, meninggal di Amerika Serikat (AS) pada usia 90. Posada Carriles dituduh telah mendalangi serangan terhadap jet Cuba Airlines yang meledak pada 1976.

Posada Carriles dianggap sebagai pahlawan oleh banyak orang Kuba di pengasingan. Namun ia dianggap seorang teroris oleh Havana karena upayanya menggulingkan pemerintah Fidel Castro setelah revolusi kiri pada 1959.

"Teroris terbesar di belahan bumi ini meninggal tanpa membayar hutangnya untuk keadilan atau reparasi kepada para korban," tulis Sergio Alejandro Gomez, editor internasional Granma, surat kabar resmi Partai Komunis Kuba, di Facebook.

"Ia meninggal di Miami, Amerika Serikat, negara yang melatihnya untuk meletakkan bom dan menyerang kehidupan ratusan orang Kuba," imbuhnya seperti dilansir dari Reuters, Kamis (24/5/2018).

Menurut pengacaranya, Posada Carriles meninggal di sebuah rumah pemerintah bagi para veteran di Miramar, Florida, setelah menderita kanker tenggorokan seperti dikutip dari BBC.

Posada Carriles, yang ikut serta dalam invasi Teluk Babi tahun 1961 yang didukung AS terhadap Castro, dicari untuk diadili di Kuba dan Venezuela. Ia dituduh merencanakan pengeboman tahun 1976 terhadap sebuah pesawat Kuba yang menewaskan 73 orang.

Dia juga dituduh melakukan pemboman wisata di Havana pada tahun 1997.

Luis Posada Carriles mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk mencoba menggulingkan rezim komunis di Kuba. Ia adalah salah satu musuh besar almarhum pemimpin besar Kuba, Fidel Castro.

Sepanjang hidupnya, ia mempunyai banyak musuh dan pada tahun 1990 orang-orang bersenjata menembaknya di dada dan wajah di Guatemala. Ia selamat dari serangan itu, yang diyakini dilakukan oleh agen rahasia Kuba.

Pada tahun-tahun berikutnya ia dituduh merencanakan serangkaian pemboman di hotel-hotel kuba yang menewaskan turis Italia, dan ditangkap karena turut ambil bagian dalam konspirasi untuk membunuh Fidel Castro selama pertemuan puncak di Panama pada tahun 2000.

Dia menghabiskan empat tahun di penjara Panama sebelum diampuni oleh Presiden Mireya Moscoso.

Pada tahun 2005, ia memasuki AS secara ilegal dan mengajukan permohonan suaka politik. Permohonan itu kembali menghantuinya ketika ia dituduh berbohong kepada petugas imigrasi tentang bagaimana dia masuk ke AS.

Ia dibebaskan pada tahun 2011 dan menghabiskan tahun-tahun sisa hidupnya di AS.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1066 seconds (0.1#10.140)