Usut Pembantaian di Gaza, IHRC Bentuk Komite Independen
A
A
A
ANKARA - Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan bahwa Dewan Hak Asasi Manusia Internasional (IHRC) akan bertemu di Jenewa untuk membentuk komisi independen penyelidikan atas pembantaian yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina.
Cavusoglu menekankan perlunya komisi independen untuk menyelidiki kejahatan Israel terhadap kemanusiaan, menunjukkan bahwa pemerintah Israel harus bertanggung jawab di hadapan hukum.
"Posisi Turki pada masalah Palestina adalah tegas dan tidak akan berubah," tegasnya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (18/5/2018).
Ia menunjukkan bahwa pembelaan Ankara terhadap rakyat Palestina saja tidak cukup. PBB harus memainkan peran aktif dalam membela hak-hak warga Palestina.
"Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Binali Yildirim dan saya, telah memiliki kontak yang luas dengan rekan-rekan kami di dunia Islam dan di tempat lain, dan tujuan utama dari langkah diplomatik ini adalah untuk menarik perhatian dunia terhadap perjuangan Palestina," tuturnya.
"Saya tahu bahwa Trump membuat keputusan untuk memindahkan Kedutaan AS ke Yerusalem sendirian atau dengan dukungan dari beberapa orang disekitarnnya, dan saya sangat mengerti bahwa banyak menteri di pemerintahannya, yang dipimpin oleh mantan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, menentang langkah ini," imbuhnya.
Ia kemudian membahas soal para korban bentrokan pada Senin lalu.
“Ada banyak yang terluka, dan mereka juga bisa diobati di Mesir. Tidak ada perbedaan. Mereka harus dipindahkan ke rumah sakit di Turki atau di tempat terdekat. Kami siap untuk ini, tetapi ada administrasi (Israel) yang menghalangi ini, sayangnya itu tidak manusiawi,” ujarnya.
Baca Juga: Mesir dan Israel Halangi Transfer Korban Luka dari Gaza, Turki Kesal
Cavusoglu menekankan perlunya komisi independen untuk menyelidiki kejahatan Israel terhadap kemanusiaan, menunjukkan bahwa pemerintah Israel harus bertanggung jawab di hadapan hukum.
"Posisi Turki pada masalah Palestina adalah tegas dan tidak akan berubah," tegasnya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (18/5/2018).
Ia menunjukkan bahwa pembelaan Ankara terhadap rakyat Palestina saja tidak cukup. PBB harus memainkan peran aktif dalam membela hak-hak warga Palestina.
"Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Binali Yildirim dan saya, telah memiliki kontak yang luas dengan rekan-rekan kami di dunia Islam dan di tempat lain, dan tujuan utama dari langkah diplomatik ini adalah untuk menarik perhatian dunia terhadap perjuangan Palestina," tuturnya.
"Saya tahu bahwa Trump membuat keputusan untuk memindahkan Kedutaan AS ke Yerusalem sendirian atau dengan dukungan dari beberapa orang disekitarnnya, dan saya sangat mengerti bahwa banyak menteri di pemerintahannya, yang dipimpin oleh mantan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, menentang langkah ini," imbuhnya.
Ia kemudian membahas soal para korban bentrokan pada Senin lalu.
“Ada banyak yang terluka, dan mereka juga bisa diobati di Mesir. Tidak ada perbedaan. Mereka harus dipindahkan ke rumah sakit di Turki atau di tempat terdekat. Kami siap untuk ini, tetapi ada administrasi (Israel) yang menghalangi ini, sayangnya itu tidak manusiawi,” ujarnya.
Baca Juga: Mesir dan Israel Halangi Transfer Korban Luka dari Gaza, Turki Kesal
(ian)