Kutuk Kekerasan di Gaza, Afsel Tarik Dubesnya dari Israel
A
A
A
CAPE TOWN - Afrika Selatan (Afsel) memutuskan untuk menarik duta besarnya dari Israel sampai instruksi lebih lanjut terkait situasi di Jalur Gaza. Tindakan itu sebagai aksi protes atas kebrutalan tentara Israel yang membunuh lebih dari 50 warga Palestina.
"Serangan terakhir ini telah menghasilkan banyak warga Palestina lainnya yang dilaporkan terluka, dan penghancuran properti yang tidak diinginkan," bunyi pernyataan dari Departemen Hubungan Internasional Afsel seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (15/5/2018).
Seorang wakil dari Kementerian Hubungan Internasional dan Kerja Sama negara tersebut, Nvidhivo Mabaya mengatakan bahwa pemerintah Afsel mengutuk tindakan agresi brutal yang paling kejam yang dilakukan oleh pasukan bersenjata Israel di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza.
Lebih dari 10.000 warga Palestina dilaporkan berpartisipasi dalam aksi protes di Jalur Gaza terhadap pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Yerusalem.
Menurut laporan media, lebih dari 50 orang Palestina tewas oleh tembakan tentara Israel selama bentrokan di perbatasan Gaza pada hari Senin kemarin.
AS secara resmi membuka kedutaannya di Yerusalem pada 14 Mei kemarin. Ini merupakan perwujudan dari janji Presiden AS Donald Trump.
Pada 6 Desember 2017, Trump mengumumkan keputusan untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan menginstruksikan Departemen Luar Negeri AS untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Serangan terakhir ini telah menghasilkan banyak warga Palestina lainnya yang dilaporkan terluka, dan penghancuran properti yang tidak diinginkan," bunyi pernyataan dari Departemen Hubungan Internasional Afsel seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (15/5/2018).
Seorang wakil dari Kementerian Hubungan Internasional dan Kerja Sama negara tersebut, Nvidhivo Mabaya mengatakan bahwa pemerintah Afsel mengutuk tindakan agresi brutal yang paling kejam yang dilakukan oleh pasukan bersenjata Israel di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza.
Lebih dari 10.000 warga Palestina dilaporkan berpartisipasi dalam aksi protes di Jalur Gaza terhadap pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Yerusalem.
Menurut laporan media, lebih dari 50 orang Palestina tewas oleh tembakan tentara Israel selama bentrokan di perbatasan Gaza pada hari Senin kemarin.
AS secara resmi membuka kedutaannya di Yerusalem pada 14 Mei kemarin. Ini merupakan perwujudan dari janji Presiden AS Donald Trump.
Pada 6 Desember 2017, Trump mengumumkan keputusan untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan menginstruksikan Departemen Luar Negeri AS untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
(ian)