Cabut Perjanjian Nuklir, AS Hantam Iran dengan Sanksi Baru

Jum'at, 11 Mei 2018 - 03:37 WIB
Cabut Perjanjian Nuklir, AS Hantam Iran dengan Sanksi Baru
Cabut Perjanjian Nuklir, AS Hantam Iran dengan Sanksi Baru
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran hanya berselang beberapa hari setelah keluar dari kesepakatan nuklir. Pemerintahan Trump menghantam Iran dengan sanksi terhadap individu dan sejumlah perusahaan terkait jaringan mata uang.

Menteri Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap enam orang dan tiga perusahaan yang telah menyalurkan jutaan dolar kepada Pasukan Qods, pasukan elit Pengawal Revolusi Iran.

Departemen Keuangan mengatakan pihaknya bertindak bersama Uni Emirat Arab untuk mengganggu jaringan penyalur mata uang. AS juga menuduh bank sentral Iran secara aktif membantu kelompok itu untuk mengakses dolar AS yang disimpan di bank asing.

“Rezim Iran dan Bank Sentralnya telah menyalahgunakan akses ke entitas di UEA untuk memperoleh dolar AS guna mendanai kegiatan memfitnah IRGC-QF, termasuk untuk mendanai dan mempersenjatai kelompok proksi regionalnya, dengan menyembunyikan tujuan dari dolar AS yang diperolehnya,” kata Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Reuters, Jumat (11/5/2018).

Departemen Keuangan AS mengatakan keenam individu dan tiga entitas itu dijatuhi sanksi berdasarkan peraturan AS yang ditujukan khusus untuk tersangka teroris global dan aktivitas keuangan Iran.

Penindakan ini terjadi dua hari setelah Trump menarik diri dari perjanjian nuklir internasional 2015 dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mendorong sekutu di Eropa, Asia dan Timur Tengah untuk menekan Iran agar kembali ke perundingan mengenai program nuklir dan rudalnya.

Keputusan Trump telah memberikan tenggang waktu 90 hari hingga enam bulan bagi perusahaan untuk menghentikan perdagangan mereka dengan Iran.

Pada bulan Februari 2015, Reuters melaporkan bahwa setidaknya USD 1 miliar uang tunai telah diselundupkan ke Iran meskipun ada sanksi AS dan lainnya. Sebelum mencapai Iran, uang itu diteruskan melalui penukaran uang dan perusahaan di Dubai, Uni Emirat Arab, dan Irak, sumber mengatakan kepada Reuters.

Laporan itu mengatakan bank sentral Iran telah bekerja dengan entitas lain, termasuk perusahaan-perusahaan Iran yang terkena sanksi, untuk mencari cara memperoleh dolar AS, termasuk menggunakan perusahaan lain dan jaringan mereka. Mereka mengatakan bank sentral telah memberi perintah kepada perusahaan di luar negeri untuk membeli dolar.

Sebelum kesepakatan nuklir 2015 tercapai, perusahaan-perusahaan Iran telah menjamur di Dubai untuk memfasilitasi pembayaran ke Teheran. Penggunaan beberapa perusahaan lain, yang membeli dolar dari pedagang mata uang di Dubai dan Irak, lebih disukai karena menyembunyikan jumlah keseluruhan operasi pembelian dolar.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5914 seconds (0.1#10.140)
pixels