Mahmoud Abbas Kembali Terpilih Jadi Pemimpin PLO

Jum'at, 04 Mei 2018 - 16:56 WIB
Mahmoud Abbas Kembali...
Mahmoud Abbas Kembali Terpilih Jadi Pemimpin PLO
A A A
RAMALLAH - Pemimpin Palestina, Mahmoud Abbas, kembali terpilih sebagai Ketua Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Abbas terpilih kembali setelah Dewan Nasional Palestina (PNC) melakukan pertemuan selama empat hari di Ramallah, Tepi Barat.

"Anggota Komite Eksekutif PLO berkonsultasi di antara mereka sendiri dan memutuskan untuk memilih saudara Abu Mazen (Abbas) sebagai ketua Komite Eksekutif," kata Azzam Al-Ahmad, sekutu setia Abbas yang berada di antara sembilan orang baru terpilih untuk 15 anggota komite seperti dilansir dari Reuters, Jumat (4/5/2018).

PNC diadakan oleh Abbas untuk membuat strategi sebagai tanggapan terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, dan memindahkan kedutaan AS ke kota itu.

Pertemuan PNC pertama dalam 22 tahun ini dibayangi oleh kritik terhadap pidato pembukaan Abbas pada hari Senin lalu, yang memicu tuduhan anti-Semitisme.

Baca Juga: Kata Abbas, Tingkah Laku Orang Yahudi Penyebab Holocaust

Komite Eksekutif yang baru tidak dipilih tetapi dipilih melalui konsultasi dengan faksi PLO yang mengambil bagian.

Abbas (82) diperkirakan telah mencapai sebagian besar tujuannya dalam pertemuan itu, termasuk pemecatan terhadap sejumlah pesaingnya dari komite, termasuk Yasser Abed Rabbo dan mantan perdana menteri Otoritas Palestina dan juru runding Ahmed Qurei.

Abbas membiarkan pintu terbuka bagi faksi lain yang memboikot sesi, seperti Front Populer untuk Pembebasan Palestina, untuk memenangkan satu dari tiga kursi yang belum diisi.

Ia juga mengatakan bahwa kelompok Islamis pesaingnya seperti Hamas dipersilakan untuk bergabung dengan dewan jika mereka menerima persatuan nasional dan jika menerima PLO.

Hamas dan Jihad Islam memboikot pertemuan itu, bersama dengan beberapa faksi PLO lainnya.

Beberapa faksi tidak ingin menghadiri acara yang diadakan di Tepi Barat yang diduduki Israel, dan yang lain ingin pertemuan itu ditunda untuk memungkinkan konsultasi yang lebih besar dan lebih banyak waktu untuk rekonsiliasi antara dua faksi yang saling bersaing, Hamas dan Fatah.

Pemimpin saingan Abbas yang paling kuat, Hamas, menepis sesi empat hari itu dan menyebutnya sebagai "pesta bertepuk tangan" untuk Abbas.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0891 seconds (0.1#10.140)