Sumbang Rp700 M, UEA Bangun Masjid al-Nuri yang Diledakkan ISIS
A
A
A
BAGHDAD - Uni Emirat Arab (UEA) akan menggelontorkan dana USD50,4 juta atau lebih dari Rp700 miliar untuk membangun kembali Masjid Agung al-Nuri di Mosul. Masjid berusia delapan abad yang terkenal dengan menara miringnya itu diledakkan militan ISIS tahun lalu.
Donasi UEA untuk rekonstruksi masjid ikonik di Irak ini diumumkan PBB pada hari Senin. Kantor media Dubai melaporkan, rekonstruksi dan pemulihan masjid serta menara al-Hadba akan melibatkan UNESCO, Kementerian Kebudayaan Irak dan Pusat Internasional untuk Studi Pelestarian dan Pemulihan Kekayaan Budaya (ICCROM).
Kelompok Islamic State atau ISIS menghancurkan Masjid Agung al-Nuri, yang berdiri sejak abad ke-12, pada minggu-minggu terakhir serangan Irak yang didukung koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) di Mosul pada Juli tahun lalu.
UNESCO yang bermarkas di Paris seperti dilansir Reuters, Selasa (24/4/2018), mengatakan bahwa proyek rekonstruksi itu akan memakan waktu setidaknya lima tahun, dengan 12 bulan pertama difokuskan pada pembersihan kawasan distrik yang runtuh. Situs lain termasuk taman bersejarah akan dibangun kembali, termasuk pembangunan museum.
Mosul membutuhkan setidaknya USD2 miliar untuk rekonstruksi infrastruktur yang hancur, termasuk jalan dan banyak rumah.
Masjid Agung al-Nuri juga menjadi lokasi pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi mendeklarasikan diri sebagai "khalifah" pada pertengahan 2014.
Nama masjid ikonik ini mengacu pada sosok Nuruddin al-Zanki, seorang bangsawan yang berjuang melawan tentara salib saat merebut berbagai wilayah yang meliputi Turki, Suriah, dan Irak. Masjid dibangun pada 1172-1173, tak lama sebelum kematiannya. Masjid itu pada awalnya juga menjadi sebuah sekolah Islam.
Masjid Agung al-Nuri kian terkenal sejak sarjana Ibnu Batutah mengunjunginya dua abad kemudian dan bersandar di menara yang miring.
Menara itu dibangun dari tujuh kelompok bata dekoratif dalam pola geometris kompleks yang ditemukan di Iran dan Asia Tengah.
Donasi UEA untuk rekonstruksi masjid ikonik di Irak ini diumumkan PBB pada hari Senin. Kantor media Dubai melaporkan, rekonstruksi dan pemulihan masjid serta menara al-Hadba akan melibatkan UNESCO, Kementerian Kebudayaan Irak dan Pusat Internasional untuk Studi Pelestarian dan Pemulihan Kekayaan Budaya (ICCROM).
Kelompok Islamic State atau ISIS menghancurkan Masjid Agung al-Nuri, yang berdiri sejak abad ke-12, pada minggu-minggu terakhir serangan Irak yang didukung koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) di Mosul pada Juli tahun lalu.
UNESCO yang bermarkas di Paris seperti dilansir Reuters, Selasa (24/4/2018), mengatakan bahwa proyek rekonstruksi itu akan memakan waktu setidaknya lima tahun, dengan 12 bulan pertama difokuskan pada pembersihan kawasan distrik yang runtuh. Situs lain termasuk taman bersejarah akan dibangun kembali, termasuk pembangunan museum.
Mosul membutuhkan setidaknya USD2 miliar untuk rekonstruksi infrastruktur yang hancur, termasuk jalan dan banyak rumah.
Masjid Agung al-Nuri juga menjadi lokasi pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi mendeklarasikan diri sebagai "khalifah" pada pertengahan 2014.
Nama masjid ikonik ini mengacu pada sosok Nuruddin al-Zanki, seorang bangsawan yang berjuang melawan tentara salib saat merebut berbagai wilayah yang meliputi Turki, Suriah, dan Irak. Masjid dibangun pada 1172-1173, tak lama sebelum kematiannya. Masjid itu pada awalnya juga menjadi sebuah sekolah Islam.
Masjid Agung al-Nuri kian terkenal sejak sarjana Ibnu Batutah mengunjunginya dua abad kemudian dan bersandar di menara yang miring.
Menara itu dibangun dari tujuh kelompok bata dekoratif dalam pola geometris kompleks yang ditemukan di Iran dan Asia Tengah.
(mas)