Senegal Ingin Belajar Sistem Pendidikan Islam Modern dari RI
A
A
A
DAKAR - Duta Besar Indonesia untuk Senegal, Mansyur Pangeran menyatakan bahwa Senegal ingin belajar bagaimana membangun sistem pendidikan Islam yang modern dari Indonesia. Hal itu disampaikan Mansyur saat bertemu dengan Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin.
Dalam pertemuan itu, Mansyur menyatakan bahwa Menteri Pendidikan Nasional Senegal, Serigne Mbaye Thiam, berencana mengirimkan satu tim delegasiuntuk melakukan studi banding mengenai pengelolaan pendidikan Islam di Indonesia.
“Mendiknas Senegal memang telah bertemu dengan saya secara khusus. Beliau meminta KBRI untuk mempersiapkan kunjungan delegasi dari Senegal yang ingin belajar mengenai pendidikan Islam di Indonesia. Mereka sangat serius ingin belajar dari kita bahkan sudah merencanakan kunjungan pada bulan Mei 2018,” ucap Mansyur, seperti tertuang dalam siaran pers Kedutaan Besar Indonesia di Senegal yang diterima Sindonews pada Senin (23/4).
Dia menuturkan, Thiam sangat terinspirasi dan ingin belajar mengenai manajemen pendidikan Islam di Indonesia, terutama untuk program pelatihan bagi guru dan manual ajar yang digunakan.Mansyur kemudian menyatakan, Kemdiknas Senegal telah menetapkan tiga negara sebagai model percontohan, yaitu Maroko, Sudan dan Indonesia.
“Untuk Maroko dan Sudan, proses studi banding telah selesai, dan saat ini sedang dalam tahap akhir yaitu Indonesia," ungkapnya, dan menegaskan bahwa respon Indonesia dalam hal ini sangat penting karena menyangkut citra Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia.
“Ketika ada negara lain ingin belajar dari kita, sejalan dengan visi Dirjen Pendis sudah seharusnya kita tangkap peluang ini untuk meningkatkan citra positif kita di dunia internasional sebagai negara muslim terbesar,” ujarnya.
"Mendiknas Senegal berharap kunjungan dapat dilaksanakan segera pada bulan Mei 2018 sebelum Senegal beralih ke negara lain," sambung Mansyur.
Kemdiknas Senegal akan mengirim satu delegasi yang terdiri dari tujuh personil dengan durasi antara lima sampai enam hari. Dalam kunjungan tersebut, Mendiknas Senegal berharap Pemri dapat memfasilitasi kunjungan ke berbagai sekolah dan universitas Islam di Indonesia.
Mansyur menjelaskan bahwa sistem pendidikan Islam di Senegal saat ini masih dikelola secara informal dan belum terintegrasi dengan kurikulum nasional. Sejak beberapa tahun terakhir Senegal sedang dalam proses memodernisasi pendidikan madrasahnya dengan mendirikan sekolah Quran modern yang terintegrasi dengan kurikulum pendidikan nasional. Program modernisasi ini didanai oleh IDB.
Dalam pertemuan itu, Mansyur menyatakan bahwa Menteri Pendidikan Nasional Senegal, Serigne Mbaye Thiam, berencana mengirimkan satu tim delegasiuntuk melakukan studi banding mengenai pengelolaan pendidikan Islam di Indonesia.
“Mendiknas Senegal memang telah bertemu dengan saya secara khusus. Beliau meminta KBRI untuk mempersiapkan kunjungan delegasi dari Senegal yang ingin belajar mengenai pendidikan Islam di Indonesia. Mereka sangat serius ingin belajar dari kita bahkan sudah merencanakan kunjungan pada bulan Mei 2018,” ucap Mansyur, seperti tertuang dalam siaran pers Kedutaan Besar Indonesia di Senegal yang diterima Sindonews pada Senin (23/4).
Dia menuturkan, Thiam sangat terinspirasi dan ingin belajar mengenai manajemen pendidikan Islam di Indonesia, terutama untuk program pelatihan bagi guru dan manual ajar yang digunakan.Mansyur kemudian menyatakan, Kemdiknas Senegal telah menetapkan tiga negara sebagai model percontohan, yaitu Maroko, Sudan dan Indonesia.
“Untuk Maroko dan Sudan, proses studi banding telah selesai, dan saat ini sedang dalam tahap akhir yaitu Indonesia," ungkapnya, dan menegaskan bahwa respon Indonesia dalam hal ini sangat penting karena menyangkut citra Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia.
“Ketika ada negara lain ingin belajar dari kita, sejalan dengan visi Dirjen Pendis sudah seharusnya kita tangkap peluang ini untuk meningkatkan citra positif kita di dunia internasional sebagai negara muslim terbesar,” ujarnya.
"Mendiknas Senegal berharap kunjungan dapat dilaksanakan segera pada bulan Mei 2018 sebelum Senegal beralih ke negara lain," sambung Mansyur.
Kemdiknas Senegal akan mengirim satu delegasi yang terdiri dari tujuh personil dengan durasi antara lima sampai enam hari. Dalam kunjungan tersebut, Mendiknas Senegal berharap Pemri dapat memfasilitasi kunjungan ke berbagai sekolah dan universitas Islam di Indonesia.
Mansyur menjelaskan bahwa sistem pendidikan Islam di Senegal saat ini masih dikelola secara informal dan belum terintegrasi dengan kurikulum nasional. Sejak beberapa tahun terakhir Senegal sedang dalam proses memodernisasi pendidikan madrasahnya dengan mendirikan sekolah Quran modern yang terintegrasi dengan kurikulum pendidikan nasional. Program modernisasi ini didanai oleh IDB.
(esn)