Trump Ancam Merudal Suriah, Rusia Tak Sudi Ladeni Diplomasi Twitter

Jum'at, 13 April 2018 - 16:21 WIB
Trump Ancam Merudal...
Trump Ancam Merudal Suriah, Rusia Tak Sudi Ladeni Diplomasi Twitter
A A A
JAKARTA - Duta Besar (dubes) Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, menolak menanggapi ancaman serangan rudal Amerika Serikat terhadap rezim Suriah yang dilontarkan Presiden Donald Trump via Twitter. Menurutnya, Moskow tidak melayani diplomasi Twitter.

Trump seperti diketahui telah minta Moskow sebagai sekutu rezim Suriah untuk bersiap menyambut tembakan rudal-rudal Washington yang dia klaim bagus, baru dan "pintar". Ancaman Trump via Twitter itu sebenarnya sebagai respons atas peringatan diplomat Moskow di Lebanon bahwa setiap rudal AS akan ditembak jatuh militer Rusia jika ditembakkan ke Suriah.

Peringatan itu muncul setelah Washington mengancam bertindak melawan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad termasuk dengan opsi militer sebagai respons atas dugaan serangan senjata kimia di Douma yang dilaporkan menewaskan puluhan orang.

AS, Inggris dan Prancis menyatakan rezim Assad bertanggung jawab atas serangan kimia tersebut. Namun, Damaskus dan Moskow menolaknya karena merasa serangan kimia dibuat oleh LSM White Helmets dan kelompok Jaish al-Islam yang didukung Barat dengan tujuan untuk memfitnah Assad.

Dubes Vorobieva mengatakan, salah satu alasan pihaknya enggan maladeni diplomasi Twitter ala Trump karena diplomasi semacam itu hanya membuat situasi semakin buruk.

"Diplomasi semacam ini hanya akan membuat semua pihak semakin gugup dan dapat berujung pada semakin memburuknya semua situasi yang ada," katanya, pada Jumat (13/4/2018).

Terkait dengan dugaan serangan senjata kimia di Douma, Vorobieva menegaskan bahwa sampai saat ini tidak ada satu pun pihak yang memiliki bukti kuat bahwa serangan itu benar-benar terjadi. Menurutnya, semua gambar yang ada di media adalah palsu.

Menurutnya, senjata kimia adalah senjata yang sangat kuat dan memiliki dampak yang luar biasa terhadap tubuh manusia. Efek senjata ini, kata diplomat tersebut, tidak akan hilang begitu saja dengan menyiramkan air ke tubuh korban seperti yang ditampilkan dalam video kelompok White Helmets.

"Selain itu, hanya ada satu rumah sakit di Douma, dan kami tidak menemukan adanya korban serangan senjata kimia di sana," katanya.
(mas)
Berita Terkait
AS Kirim Kendaraan Lapis...
AS Kirim Kendaraan Lapis Baja ke Suriah
Amerika Serikat Darurat...
Amerika Serikat Darurat Ekonomi, Berdampak ke Indonesia?
Donald Trump Kampanye...
Donald Trump Kampanye Pilpres Tanpa Kenakan Masker
DPR Amerika Serikat...
DPR Amerika Serikat Kembali Makzulkan Presiden Donald Trump
Pendukung Donald Trump...
Pendukung Donald Trump Kembali Berunjuk Rasa di Arizona
Donald Trump: Suriah...
Donald Trump: Suriah Kacau, Biarkan Saja, AS Jangan Terlibat!
Berita Terkini
Korea Utara Bikin Kapal...
Korea Utara Bikin Kapal Perang Terbesar dan Tercanggih, Berikut Penampakannya
11 menit yang lalu
Perang Dunia III Akan...
Perang Dunia III Akan Terjadi? 27 Negara Sudah Sudah Memperingatkan 450 Juta Warganya untuk Bersiap
57 menit yang lalu
Siapa Brice Oligui Nguema?...
Siapa Brice Oligui Nguema? Presiden Terpilih Gabon yang Berani Menasionalisasi Aset Asing
1 jam yang lalu
Remaja 17 Tahun AS Ini...
Remaja 17 Tahun AS Ini Habisi Orang Tuanya untuk Dapat Modal untuk Mendanai Pembunuhan Trump
2 jam yang lalu
Rudal Balistik Iskander...
Rudal Balistik Iskander Rusia Hantam Ukraina Tewaskan 34 Orang
3 jam yang lalu
Raih 90 Persen Suara,...
Raih 90 Persen Suara, Pemimpin Kudeta Gabon Menang Pemilu
4 jam yang lalu
Infografis
Sangkal Tudingan Zelensky,...
Sangkal Tudingan Zelensky, Rusia: China tetap Seimbang
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved