Mangkuk Antik Milik Kaisar Kangxi Terjual Rp418 Miliar
A
A
A
HONG KONG - Mangkuk antik dan legendaris kepunyaan Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing (1644-1911) terjual senilai HKD239 juta (Rp418 miliar) di rumah lelang Sotheby’s, Hong Kong, kemarin.
Mangkuk berdiameter 14,7 sentimeter itu didekorasi dengan falangcai, peng gabungan teknik seni oles enamel asal China dan Barat, serta gambar bunga, termasuk bunga bakung yang sangat jarang tergambar di benda-benda beling kuno China.
Dalam pembuatannya, mangkuk itu di awasi langsung Kaisar Kangzi pada 1710-an. Mangkuk yang digunakan Kaisar Kangxi awal abad ke-18 itu terjual hanya dalam kurung waktu lima menit oleh kolektor tak dikenal asal China lewat sambungan telepon. Hal itu diungkapkan Kepala Sotheby’s Asia, Nicolas Chow.
Menurutnya, mangkuk itu merepresentasikan kekayaan sejarah utama keramik China. “Barang ini merupakan sampel mutlak terbaik yang pernah ada. Hanya ada sedikit sampel lain yang juga menggunakan latar belakang pink yang indah ini,” ujar Chow, dikutip nst.com.
Fitur yang tergambar di mangkuk itu meliputi beragam jenis flora. Mangkuk serupa hanya ada di Museum Palace di Taiwan meski ada sedikit beda. Mangkuk itu dibuat di dalam loka karya kerajaan di Kota Terlarang Beijing (Beijing Forbidden City) oleh sekelompok kecil perajin dengan dibantu anggota misionaris Perhimpunan Yesus dari Katolik Roma yang mengajarkan teknik dan memperkenalkan material baru.
Kaisar Kangxi saat itu tertarik dengan teknik seni orang Eropa. Kaisar Kangxi lantas berkeinginan menjadi orang pertama yang melakukan uji coba karya seni dengan teknik baru meski bising, kotor, bau, dan berisiko terbakar.
Mangkuk itu dibakar di pabrik kerajaan di Jingdezhen yang dikenal sebagai pusat beling di Provinsi Jiangxi sebelum diberi sentuhan akhir seperti enamel di Beijing. Chow mengatakan, dilihat dari pola floranya, bagian gambar mangkuk itu kemungkinan dikerjakan misionaris Kristen asal Barat yang berkelana ke China.
Faktanya, bunga yang terlukis ialah bunga bakung, mawar, sepatu, buttercup, lily Turki, dan madat. Orang China biasanya cenderung memilih bunga-bunga lokal sesuai musim. Mangkuk itu berpindah-pindah tangan di antara para kolektor. Salah satunya Museum Seni Idemitsu di Tokyo, Jepang , yang memajangnya selama 30 tahun.
Museum Seni Idemitsu didirikan pada 1960-an dan menjadi pusat koleksi karya seni milik Sazo Idemitsu (1885-1981). Sebelumnya mangkuk itu dimiliki Henry M Knight.
“Knight merupakan kolektor yang sangat menyukai karya seni China sejak 1930-an. Dia fokus pada barang-barang beling era Dinasti Qing dan Ming (1368-1644). Sebagian besar barang itu dia dapatkan dari firma barang antik yang berbasis di London, Bluett & Sons, termasuk mangkuk ini,” tandas Chow, dilansir dailychina.cn.
Rumah lelang di Hong Kong telah memecahkan rekor dunia yang memukau dalam penjualan berlian, tas tangan, dan keramik kuno. Tahun lalu sebuah mangkuk berusia 1.000 tahun dari era Dinasti Song juga terjual USD37,7 juta. Ada dua karya seni abad ke-18 China yang dilelang pada 3 April di Hong Kong. (Muh Shamil)
Mangkuk berdiameter 14,7 sentimeter itu didekorasi dengan falangcai, peng gabungan teknik seni oles enamel asal China dan Barat, serta gambar bunga, termasuk bunga bakung yang sangat jarang tergambar di benda-benda beling kuno China.
Dalam pembuatannya, mangkuk itu di awasi langsung Kaisar Kangzi pada 1710-an. Mangkuk yang digunakan Kaisar Kangxi awal abad ke-18 itu terjual hanya dalam kurung waktu lima menit oleh kolektor tak dikenal asal China lewat sambungan telepon. Hal itu diungkapkan Kepala Sotheby’s Asia, Nicolas Chow.
Menurutnya, mangkuk itu merepresentasikan kekayaan sejarah utama keramik China. “Barang ini merupakan sampel mutlak terbaik yang pernah ada. Hanya ada sedikit sampel lain yang juga menggunakan latar belakang pink yang indah ini,” ujar Chow, dikutip nst.com.
Fitur yang tergambar di mangkuk itu meliputi beragam jenis flora. Mangkuk serupa hanya ada di Museum Palace di Taiwan meski ada sedikit beda. Mangkuk itu dibuat di dalam loka karya kerajaan di Kota Terlarang Beijing (Beijing Forbidden City) oleh sekelompok kecil perajin dengan dibantu anggota misionaris Perhimpunan Yesus dari Katolik Roma yang mengajarkan teknik dan memperkenalkan material baru.
Kaisar Kangxi saat itu tertarik dengan teknik seni orang Eropa. Kaisar Kangxi lantas berkeinginan menjadi orang pertama yang melakukan uji coba karya seni dengan teknik baru meski bising, kotor, bau, dan berisiko terbakar.
Mangkuk itu dibakar di pabrik kerajaan di Jingdezhen yang dikenal sebagai pusat beling di Provinsi Jiangxi sebelum diberi sentuhan akhir seperti enamel di Beijing. Chow mengatakan, dilihat dari pola floranya, bagian gambar mangkuk itu kemungkinan dikerjakan misionaris Kristen asal Barat yang berkelana ke China.
Faktanya, bunga yang terlukis ialah bunga bakung, mawar, sepatu, buttercup, lily Turki, dan madat. Orang China biasanya cenderung memilih bunga-bunga lokal sesuai musim. Mangkuk itu berpindah-pindah tangan di antara para kolektor. Salah satunya Museum Seni Idemitsu di Tokyo, Jepang , yang memajangnya selama 30 tahun.
Museum Seni Idemitsu didirikan pada 1960-an dan menjadi pusat koleksi karya seni milik Sazo Idemitsu (1885-1981). Sebelumnya mangkuk itu dimiliki Henry M Knight.
“Knight merupakan kolektor yang sangat menyukai karya seni China sejak 1930-an. Dia fokus pada barang-barang beling era Dinasti Qing dan Ming (1368-1644). Sebagian besar barang itu dia dapatkan dari firma barang antik yang berbasis di London, Bluett & Sons, termasuk mangkuk ini,” tandas Chow, dilansir dailychina.cn.
Rumah lelang di Hong Kong telah memecahkan rekor dunia yang memukau dalam penjualan berlian, tas tangan, dan keramik kuno. Tahun lalu sebuah mangkuk berusia 1.000 tahun dari era Dinasti Song juga terjual USD37,7 juta. Ada dua karya seni abad ke-18 China yang dilelang pada 3 April di Hong Kong. (Muh Shamil)
(nfl)