Putri Skripal Diklaim Kritis oleh Racun, tapi Akun Medsos-nya Aktif

Senin, 02 April 2018 - 14:59 WIB
Putri Skripal Diklaim Kritis oleh Racun, tapi Akun Medsos-nya Aktif
Putri Skripal Diklaim Kritis oleh Racun, tapi Akun Medsos-nya Aktif
A A A
LONDON - Pemerintah Inggris mengklaim mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya, Yulia Skripal, dalam kondisi kritis akibat serangan racun saraf yang didalangi Moskow. Anehnya, akun media sosial (medsos) Yulia aktif.

Skripal dan putrinya dilaporkan ditemukan tak sadarkan diri di sebuah bangku di sebuah lokasi Salisbury, Inggris selatan, pada tanggal 4 Maret 2018. London mengklaim mereka terpapar racun saraf Novichok yang dibuat Uni Soviet sebelum negara itu runtuh.

Otoritas Inggris menggambarkan kondisi mereka "stabil tetapi kritis". Kondisi Yulia bahkan dilaporkan telah lebih baik dari sebelumnya.

Kejanggalan terihat ketika akun medsos VKontakte milik Yulia diketahui aktif ketika dia diklaim berada dalam kondisi kritis.

Akun tersebut terakhir dikunjungi atau digunakan penggunanya pada 7 Maret 2018, tiga hari setelah dugaan serangan racun saraf dilaporkan. Padahal, pada tanggal tersebut putri mantan agen ganda Kremlin ini diklaim Inggris sedang berjuang untuk hidup.

Belum diketahui apakah Yulia yang mengakses akun medsos-nya sendiri atau ada orang lain yang mengetahui kata sandi dan mengaktifkan akun tersebut.

Seperti kebanyakan pengguna VKontake, akun Yulia Skripal kebanyakan digunakan untuk mengirim ulang meme, termasuk yang saran tentang cinta dan hidup, gambar binatang, serta banyak humor gelap.

Posting terakhirnya tertanggal 3 Maret 2018 berupa gif seekor anjing yang berjalan dengan kaki belakangnya dengan teks dalam bahasa Rusia yang berbunyi; "Tarian seperti tidak ada yang mengawasi".

Kasus dugaan serangan racun terhadap Skripal dan putrinya ini telah berubah menjadi konflik diplomatik yang meluas dan memanas. Awalnya, Inggris merespons serangan ini dengan mengusir 23 diplomat Moskow. Namun, Amerika Serikat (AS) dan puluhan negara pro-NATO ikut mengikuti langkah London.

Kremlin yang membantah tuduhan Inggris sebagai dalang serangan racun membalas tindakan puluhan negara tersebut. Moskow telah menuntut bukti atas tuduhan itu, namun diabaikan London.

Duta Besar Rusia untuk Inggris, Alexander Yakovenko, pada hari Minggu mengatakan bahwa Moskow semakin yakin bahwa Inggris adalah pelaku sesungguhnya di balik serangan terhadap Skripal.

"Kami sangat curiga bahwa provokasi ini dilakukan oleh intelijen Inggris," kata Yakovenko kepada NTV Rusia. Alasannya, London tak pernah bersedia menyodorkan bukti atas tuduhannya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7639 seconds (0.1#10.140)