Rusia: Inggris Pelaku Serangan Racun Terhadap Skripal

Senin, 02 April 2018 - 03:29 WIB
Rusia: Inggris Pelaku Serangan Racun Terhadap Skripal
Rusia: Inggris Pelaku Serangan Racun Terhadap Skripal
A A A
MOSKOW - Rusia curiga jika Inggris adalah pelaku serangan racun terhadap mantan agen ganda Kremlin, Sergei Skripal. Kecurigaan itu muncul karena keengganan London untuk berbagi informasi mengenai serangan itu.

Serangan racun terhadap Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury memicu konflik diplomatik terburuk antara London dan Moskow selama bertahun-tahun. Inggris menuduh pemerintah Rusia menggunakan zat saraf kelas militer terhadap mantan mata-mata itu. Inggris juga menghalangi upaya Moskow untuk mempelajari rincian penyelidikan yang sedang berlangsung atas insiden tersebut.

Dubes Rusia untuk Inggris, Alexander Yakovenko mengatakan, Moskow semakin yakin bahwa Inggris adalah pelaku sesungguhnya di balik serangan itu.

"Kami sangat curiga bahwa provokasi ini dilakukan oleh intelijen Inggris," kata Yakovenko kepada sebuah stasiun televisi Rusia.

Dia mengklarifikasi bahwa Rusia tidak memiliki bukti langsung dari kecurigaan ini, tetapi perilaku pemerintah Inggris merupakan bukti tidak langsung yang kuat untuk mendukung teori ini.

Diplomat itu menambahkan bahwa London telah mendapatkan manfaat jangka pendek dan jangka panjang dari keracunan itu. Keuntungan jangka pendek adalah bahwa pemerintah Theresa May berhasil memutar cerita ini untuk menyiapkan dukungan baik di dalam negeri maupun di Eropa, sambil mengesampingkan kegagalannya untuk menegosiasikan persyaratan yang lebih menguntungkan untuk keluar dari Uni Eropa.

Manfaat jangka panjangnya adalah meningkatkan posisi London dalam konfrontasi yang sedang berlangsung antara Barat dan Rusia.

“Orang Inggris mengklaim peran utama dalam apa yang disebut penahanan Rusia. Untuk memenangkan dukungan dari rakyat dan parlemen bagi penahanan Rusia ini, diperlukan provokasi serius. Dan orang Inggris mungkin telah melakukan yang benar-benar biadab untuk mendapatkan dukungan ini,” ujarnya seperti dikutip daria Russia Today, Senin (2/4/2018).

Duta besar itu mengatakan bahwa rincian penyelidikan Inggris atas kematian beberapa orang berprofil tinggi yang mempunyai hubungan dengan Rusia telah disembunyikan dari publik. Ini termasuk mantan perwira intelijen Rusia Aleksandr Litvinenko, taipan Georgia Badri Patarkatsishvili, buronan pengusaha Rusia Boris Berezovsky dan pelapor Rusia Aleksandr Perepilichny.

Dia mengatakan dia berharap akan ada pengungkapan ke publik fakta yang relevan dalam kaitannya dengan kasus Skripal.

“Saya yakin Rusia tidak akan mengizinkan orang Inggris untuk melarikan diri dari bidang hukum. Mereka harus memberi jawaban,” ujarnya.

Setelah serangan racun di Salisbury, Inggris meyakinkan beberapa sekutunya untuk mengikuti jejaknya mengusir diplomat Rusia. Amerika Serikat (AS) adalah yang paling menerima seruan itu. AS menendang 60 diplomat Rusia keluar dari negara itu, yang "mengerdilkan" pengusiran Inggris terhadap 23 diplomat Rusia.

Negara-negara Eropa yang memilih untuk menunjukkan solidaritasnya kepada London mengusir antara satu dan empat diplomat. Hanya Ukraina yang mengusir hingga 13 diplomat Moskow.

Rusia membalas dengan pengusiran balik para diplomat asing. Moskow juga menuntut agar Inggris mengurangi misi diplomatiknya di Rusia dengan Rusia di Inggris, yang mempengaruhi lebih dari 50 pekerjaan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6067 seconds (0.1#10.140)