Putri Pembelot Rusia yang Diracun Telah Lewati Masa Kritis

Jum'at, 30 Maret 2018 - 04:46 WIB
Putri Pembelot Rusia yang Diracun Telah Lewati Masa Kritis
Putri Pembelot Rusia yang Diracun Telah Lewati Masa Kritis
A A A
LONDON - Yulia Skripal, putri dari mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal, kondisinya dilaporkan telah membaik. Pihak rumah sakit yang merawatnya mengatakan perempuan berusia 33 tahun itu telah melewati masa kritisnya.

Yulia dan ayahnya dirawat hampir empat minggu setelah terkena serangan racun saraf di Salisbury. Meski Yulia telah menunjukkan perkembangan yang positif, hal itu tidak berlaku bagi ayahnya. Sergei Skripal masih dalam kondisi kritis namun stabil.

Dokter rumah sakit mengatakan Yulia Skripal telah merespon dengan baik perawatan medis yang diberikan kepadanya, tetapi harus terus menerima perawatan dari ahli klinis selama 24 jam sehari.

"Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk sekali lagi berterima kasih kepada staf Rumah Sakit Salisbury District untuk memberikan perawatan berkualitas tinggi kepada pasien ini selama beberapa minggu terakhir," kata Dr Christine Blanshard, Direktur Medis untuk Salisbury District Hospital.

"Saya sangat bangga dengan staf lini depan kami dan semua orang yang mendukung mereka," imbuhnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (30/3/2018).

Sementara itu pihak kepolisian Inggris telah menempatkan lingkaran-lingkaran di sekeliling area bermain anak-anak di Montgomery Gardens dekat rumah Skripal.

"Petugas akan melakukan hal itu sebagai tindakan pencegahan," kata Wakil Asisten Komisaris Dean Haydon.

Skripal dan putrinya dirawat di rumah sakit pada 4 Maret setelah ditemukan ambruk di bangku di pusat perbelanjaan Maltings di Salisbury. Polisi Inggris telah memperlakukan kasus ini sebagai percobaan pembunuhan.

Pada hari Rabu, polisi mengatakan Skripal pertama kali melakukan kontak dengan zat saraf di rumahnya di Salisbury. Tes forensik menunjukkan konsentrasi tertinggi ditemukan di pintu depan.

Baca Juga: Inggris: Pembelot Rusia Terkena Racun Saraf di Pintu Rumah

"Zat saraf yang sama juga ditemukan di lokasi lain di Salisbury tetapi dalam konsentrasi yang lebih rendah," kata pihak kepolisian Inggris.

Pemerintah Inggris telah menuduh Rusia terlibat dalam serangan itu, klaim yang ditolak mentah-mentah oleh Moskow.

Perdana Menteri Theresa May mengatakan bahan kimia yang digunakan telah diidentifikasi sebagai bagian dari zat saraf yang dikembangkan oleh Rusia, yang dikenal sebagai Novichok.

Menanggapi insiden itu, May mengumumkan serangkaian sanksi termasuk pengusiran 23 diplomat Rusia. Sebagai langkah balasan, Kremlin mengusir sejumlah diplomat Inggris dan menutup British Council di Rusia.

Kemudian lebih dari 20 pemerintah mengusir diplomat di negara mereka, termasuk Amerika Serikat (AS) yang mengusir 60 diplomat Rusia. Peristiwa ini diyakini sebagai pengusiran kolektif terbesar perwira intelijen Rusia dalam sejarah. Total 130 diplomat Rusia diusir dari 27 negara.

Sebagai balasan, Rusia akan mengusir 60 diplomat dan konsulat jenderal AS di St Petersburg akan ditutup.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.4764 seconds (0.1#10.140)
pixels