Mahathir Duga Pesawat MH370 'Diambil Alih' dari Jarak Jauh

Sabtu, 24 Maret 2018 - 00:10 WIB
Mahathir Duga Pesawat...
Mahathir Duga Pesawat MH370 'Diambil Alih' dari Jarak Jauh
A A A
SYDNEY - Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad menduga pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang misterius empat tahun silam "diambil alih dari jarak jauh" atau "remote takeover". Teori konspirasi ini sejatinya pernah dia munculkan tak lama setelah pesawat pembawa 239 orang itu hilang.

Pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang misterius pada 8 Maret 2014 tak lama setelah lepas landas dari Bandara Kuala Lumpur menuju Beijing. Dari 239 orang yang ada di pesawat tersebut, beberapa di antaranya merupakan warga Indonesia.

Tidak ada tanda-tanda pesawat jet Boeing 777 itu ditemukan dalam pencarian luas di Samudra Hindia selatan dan pencarian yang dipimpin Australia. Pencarian pesawat yang tercatat sebagai pencarian terbesar dalam sejarah penerbangan ini dihentikan pada awal tahun lalu.

Sejauh ini, hanya tiga fragmen yang dikonfirmasi sebagai bagian dari MH370 telah ditemukan di pantai Samudera Hindia barat. Dari tiga fragmen itu, salah satunya adalah bagian sayap dua meter yang dikenal sebagai flaperon.

Mahathir, 92, yang memimpin upaya oposisi untuk menggulingkan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, tidak percaya Kuala Lumpur terlibat dalam hilangnya pesawat MH370.

Namun, dalam sebuah wawancara dengan The Australian, Mahathir menduga pesawat itu "diambil alih dari jarak jauh".

"Dilaporkan pada 2006 bahwa Boeing diberi lisensi untuk mengoperasikan pengambilalihan pesawat yang dibajak ketika terbang sehingga saya bertanya-tanya apakah itu yang terjadi atau tidak," kata Mahathir, yang pernah memerintah Malauysia selama 22 tahun.

"Sangat aneh bahwa pesawat tidak meninggalkan jejak sama sekali. Kapasitas untuk melakukan itu ada. Teknologi itu ada di sana," ujar Mahathir.

"Anda tahu betapa hebatnya orang sekarang dengan mengoperasikan pesawat tanpa pilot. Bahkan pesawat tempur harus tanpa pilot. Beberapa teknologi bisa kita baca di media, tetapi banyak dari kepentingan militer tidak dipublikasikan," lanjut Mahathir, yang dilansir Jumat (23/3/2018).

Menurut laporan, Boeing pada tahun 2006 diberikan hak paten AS untuk sistem yang dapat mengendalikan pesawat komersial dari pilot atau awak pesawat dalam kasus jika terjadi pembajakan.

Tak adanya jejak terakhir pesawat MH370 telah melahirkan banyak teori konspirasi, termasuk teori pembajakan atau teror.

Kapten pilot Zaharie Ahmad Shah juga termasuk bagian dari pihak yang diselidiki dalam hilangnya pesawat MH370, namun sejauh ini hasil penyelidikan tetap nihil.

Pencarian pesawat semula fokus pada area di sebelah timur Semenanjung Malaysia, tetapi kemudian bergeser ke barat ketika muncul laporan bahwa pesawat telah beralih arah dan menuju Samudera Hindia dengan dugaan peralatan komunikasinya dimatikan.

Peneliti kemudian fokus pada area pencarian di sebelah barat Australia berdasarkan sedikit petunjuk yang tersedia mulai dari "ping" satelit dan perhitungan berapa banyak bahan bakar yang ada di pesawat. Berdasarkan perhitungan bahan bakar yang dibawa, pesawat diduga mendarat di Samudra Hindia selatan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8026 seconds (0.1#10.140)