ASEAN dan Australia Memulai Kerja Sama Infrastruktur
A
A
A
SYDNEY - Australia dan Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sepakat saat konferensi tingkat tinggi (KTT) di Sydney untuk mendirikan jaringan infrastruktur regional. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Australia menjelaskan perkembangan itu saat blok regional itu mencoba menyeimbangkan pengaruh China yang menguat.
"Proyek itu akan mengembangkan jaringan proyek infrastruktur kualitas tinggi, demi menarik investasi publik dan swasta," kata pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop dikutip kantor berita Reuters, Senin (19/3/2018).
Australia, Amerika Serikat (AS), India, dan Jepang telah mencari alternatif bagi program infrastruktur Belt and Road atau Jalur Sutra Baru yang dicanangkan China. Juru bicara Bishop menjelaskan, kesepakatan itu murni inisiatif ASEAN dan tidak untuk menghadapi China. Australia menjadi tuan rumah pertemuan khusus ASEAN meski tidak menjadi anggota blok regional tersebut.
Negeri Kanguru itu tampaknya berupaya mempererat hubungan politik dan perdagangan di kawasan tempat pengaruh China semakin kuat. Pernyataan bersama yang dikeluarkan Australia dan ASEAN di akhir pertemuan menyerukan semua pihak menahan diri di Laut China Selatan saat Beijing secara agresif menunjukkan kekuatannya. Beberapa negara anggota ASEAN juga memiliki klaim di wilayah maritim tersebut.
"Ini pertanyaan keamanan dan stabilitas di Asia Tenggara yang akan mempengaruhi semua negara ASEAN jika berjalan salah," kata Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong saat konferensi pers setelah pernyataan ber sama itu dikeluarkan.
Presiden China Xi Jinping yang mendorong program Jalur Sutra Baru itu menjadi cara Beijing memperkuat pengaruh di pentas internasional dengan mendanai dan membangun jalur transportasi serta pedagangan di lebih dari 60 negara. Xi telah mempromosikan inisiatif ini dengan mengundang para pemimpin negara dunia ke Beijing pada Mei lalu untuk KTT pembukaan.
"Proyek itu akan mengembangkan jaringan proyek infrastruktur kualitas tinggi, demi menarik investasi publik dan swasta," kata pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop dikutip kantor berita Reuters, Senin (19/3/2018).
Australia, Amerika Serikat (AS), India, dan Jepang telah mencari alternatif bagi program infrastruktur Belt and Road atau Jalur Sutra Baru yang dicanangkan China. Juru bicara Bishop menjelaskan, kesepakatan itu murni inisiatif ASEAN dan tidak untuk menghadapi China. Australia menjadi tuan rumah pertemuan khusus ASEAN meski tidak menjadi anggota blok regional tersebut.
Negeri Kanguru itu tampaknya berupaya mempererat hubungan politik dan perdagangan di kawasan tempat pengaruh China semakin kuat. Pernyataan bersama yang dikeluarkan Australia dan ASEAN di akhir pertemuan menyerukan semua pihak menahan diri di Laut China Selatan saat Beijing secara agresif menunjukkan kekuatannya. Beberapa negara anggota ASEAN juga memiliki klaim di wilayah maritim tersebut.
"Ini pertanyaan keamanan dan stabilitas di Asia Tenggara yang akan mempengaruhi semua negara ASEAN jika berjalan salah," kata Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong saat konferensi pers setelah pernyataan ber sama itu dikeluarkan.
Presiden China Xi Jinping yang mendorong program Jalur Sutra Baru itu menjadi cara Beijing memperkuat pengaruh di pentas internasional dengan mendanai dan membangun jalur transportasi serta pedagangan di lebih dari 60 negara. Xi telah mempromosikan inisiatif ini dengan mengundang para pemimpin negara dunia ke Beijing pada Mei lalu untuk KTT pembukaan.
(amm)