Prancis Keluarkan Surat Penangkapan untuk Putri Raja Saudi
A
A
A
PARIS - Seorang hakim Prancis telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk putri Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz. Surat penangkapan itu terkait serangan pengawal sang putri terhadap seorang pekerja di apartemennya di Paris.
Putri Hassa bin Salman adalah saudara dari Pangeran Mahkota Muhammad bin Salman. Ia dicari untuk diinterogasi terkait aksi kekerasan bersenjata, penculikan, pencurian dan ancaman pembunuhan yang dituduhkan kepada anggota tim keamanannya seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (16/3/2018).
Putri Hassa dituduh telah memerintahkan pengawalnya untuk memukuli seorang pekerja di apartemennya di Avenue Foch, Paris. Korban mengatakan ia mengambil foto apartemen Putru Hassa yang akan ia kerjakan. Namun, ia dicurigai akan menjual foto tersebut, kata media Prancis yang dikutip BBC.
Korban mengaku dipukul, diikat dan dipaksa mencium kaki sang putri, dan baru bisa meninggalkan apartemen beberapa jam kemudian.
Putri Hassa dilaporkan melarikan diri dari Prancis tidak lama setelah kejadian tersebut.
Surat perintah tersebut, yang dikeluarkan pada bulan Desember, muncul pada saat yang sensitif dalam hubungan Prancis-Saudi.
Di bawah mantan Presiden Francois Hollande, Prancis memelihara hubungan yang dekat dengan negara-negara Arab, khususnya Arab Saudi, karena pendiriannya terhadap Iran dalam perundingan nuklir.
Sementara Presiden Prancis saat ini, Emmanuel Macron, berusaha memperbaiki hubungan dengan Iran yang merupakan pesaing Arab Saudi.
Putri Hassa bin Salman adalah saudara dari Pangeran Mahkota Muhammad bin Salman. Ia dicari untuk diinterogasi terkait aksi kekerasan bersenjata, penculikan, pencurian dan ancaman pembunuhan yang dituduhkan kepada anggota tim keamanannya seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (16/3/2018).
Putri Hassa dituduh telah memerintahkan pengawalnya untuk memukuli seorang pekerja di apartemennya di Avenue Foch, Paris. Korban mengatakan ia mengambil foto apartemen Putru Hassa yang akan ia kerjakan. Namun, ia dicurigai akan menjual foto tersebut, kata media Prancis yang dikutip BBC.
Korban mengaku dipukul, diikat dan dipaksa mencium kaki sang putri, dan baru bisa meninggalkan apartemen beberapa jam kemudian.
Putri Hassa dilaporkan melarikan diri dari Prancis tidak lama setelah kejadian tersebut.
Surat perintah tersebut, yang dikeluarkan pada bulan Desember, muncul pada saat yang sensitif dalam hubungan Prancis-Saudi.
Di bawah mantan Presiden Francois Hollande, Prancis memelihara hubungan yang dekat dengan negara-negara Arab, khususnya Arab Saudi, karena pendiriannya terhadap Iran dalam perundingan nuklir.
Sementara Presiden Prancis saat ini, Emmanuel Macron, berusaha memperbaiki hubungan dengan Iran yang merupakan pesaing Arab Saudi.
(ian)