Los Cabos Kota Paling Berbahaya di Dunia
A
A
A
LOS CABOS - Amerika Selatan dan Amerika Tengah mendominasi daftar kota-kota paling berbahaya di dunia. Meski demikian, kota-kota di Amerika Serikat (AS) dan Afrika Selatan juga muncul dalam daftar itu.
Daftar itu disusun lembaga analis anti kekerasan asal Meksiko, Seguridad, Justicia Y Paz (Keamanan, Keadilan dan Perdamaian). Lembaga itu menempatkan setiap kota dalam peringkat sesuai tingkat pembunuhan per 100.000 penduduk.
Los Cabos di Meksiko muncul sebagai kota paling penuh kekerasan di dunia menurut laporan baru tersebut. Adapun kota Caracas di Venezuela dan Acapulco menempati peringkat kedua dan ketiga. Bertengger di posisi 50 kota teratas, sebanyak 42 kota berada di Amerika Selatan.
Di AS, kota St Louis, Baltimore, New Orleans dan Detroit masuk dalam daftar tersebut. Adapun Cape Town, Durban dan Nelson Mandela Bay di Afrika Selatan juga muncul di peringkat 50 besar.
Jamaika, Honduras, Puerto Rico, Colombia, El Salvador dan Guatemala juga ada dalam daftar tersebut. Brasil merupakan negara dengan jumlah terbesar dengan 17 kota di daftar itu. Posisi Brasil diikuti Meksiko, Venezuela dan AS.
Dalam kasus St Louis, peneliti menemukan kota itu mengalami 205 pembunuhan pada 2017, dengan populasi 300.000 orang untuk tingkat pembunuhan 65,83 per 100.000 orang, menempati rangking 13. Kekerasan di negara bagian Missouri juga telah meningkat sejak kerusuhan Ferguson pada 2014 dan 2015.
“Dibandingkan dengan 2016, ada penurunan kekerasan di Honduras, dengan hanya dua kota di daftar yang turun dari peringkat tiga dan empat menjadi rangking 26 dan 35,” papar para penyusun laporan itu, dikutip Daily Mail.
Laporan itu juga memuji pemerintah Honduras atas upaya mengatasi geng-geng penjahat terorganisir dan memulihkan ketertiban di berbagai penjara. Dengan berbagai langkah tersebut maka tingkat kejahatan dan kekerasan di kota itu pun berkurang.
“Negara lain yang mengalami penurunan jumlah kekerasan adalah Venezuela, meski ini bukan hal yang bagus,” ungkap laporan itu.
Alasan penurunan itu bukan karena berkurangnya jumlah kekerasan, tapi melemahnya kontrol pemerintah sehingga otoritas tidak dapat lagi bisa secara efektif menghitung jumlah pembunuhan di kota-kota mereka.
Para peneliti menyoroti dua kota yakni Cumana dan Gran Barcelona yang dikeluarkan dari posisi 50 besar karena mereka tidak dapat secara efektif menentukan tingkat pembunuhan di dua kota itu.
Venezuela mengalami kekerasan selama protes antipemerintah pada 2017 akibat meluasnya kelaparan dan skandal korupsi yang melilit rezim Presiden Nicholas Maduro. “Adapun kekerasan di Meksiko mengalami peningkatan tajam pada 2017, dengan 12 kota yang masuk dalam daftar itu termasuk lima kota yang kembali masuk sejak 2015,” tulis laporan itu.
Data itu tercermin dalam tingkat pembunuhan nasional yang mencapai rekor 29.000 pada tahun lalu, dan mencapai puncaknya saat perang narkoba 2011. Data ini merupakan yang tertinggi sejak rekor terjadi pada 1997.
Perang kartel narkoba itu karena bangkitnya kartel Jalisco New Generation yang diyakini bertanggung jawab atas meningkatnya kekerasan.
San Salvador di El Salvador yang menjadi basis geng haus darah MS13 juga muncul di rangking 17 dalam daftar itu.
Rangking tertinggi kota di Amerika Utara ialah St Louis, Missouri yang menempat rangking 13 dengan tingkat pembunuhan 65,83 per 100.000 penduduk. Tiga kota lain ialah Baltimore, New Orleans, dan Detroit.
Satu kota dari Guatemala, Puerto Rico dan Jamaica juga muncul dalam rangking itu, serta tiga kota dari Afrika Selatan.
Secara rinci, kota Caracas, Venezuela di peringkat pertama daftar tersebut dengan mengalami 119,87 pembunuhan per 100.000 penduduk. Peringkat kedua, San Pedro Sula di Honduras mengalami 111,03 pembunuhan per 100.000 penduduk. San Salvador, El Salvador mengalami 108,54 pembunuhan per 100.000 penduduk. (Syarifudin)
Daftar itu disusun lembaga analis anti kekerasan asal Meksiko, Seguridad, Justicia Y Paz (Keamanan, Keadilan dan Perdamaian). Lembaga itu menempatkan setiap kota dalam peringkat sesuai tingkat pembunuhan per 100.000 penduduk.
Los Cabos di Meksiko muncul sebagai kota paling penuh kekerasan di dunia menurut laporan baru tersebut. Adapun kota Caracas di Venezuela dan Acapulco menempati peringkat kedua dan ketiga. Bertengger di posisi 50 kota teratas, sebanyak 42 kota berada di Amerika Selatan.
Di AS, kota St Louis, Baltimore, New Orleans dan Detroit masuk dalam daftar tersebut. Adapun Cape Town, Durban dan Nelson Mandela Bay di Afrika Selatan juga muncul di peringkat 50 besar.
Jamaika, Honduras, Puerto Rico, Colombia, El Salvador dan Guatemala juga ada dalam daftar tersebut. Brasil merupakan negara dengan jumlah terbesar dengan 17 kota di daftar itu. Posisi Brasil diikuti Meksiko, Venezuela dan AS.
Dalam kasus St Louis, peneliti menemukan kota itu mengalami 205 pembunuhan pada 2017, dengan populasi 300.000 orang untuk tingkat pembunuhan 65,83 per 100.000 orang, menempati rangking 13. Kekerasan di negara bagian Missouri juga telah meningkat sejak kerusuhan Ferguson pada 2014 dan 2015.
“Dibandingkan dengan 2016, ada penurunan kekerasan di Honduras, dengan hanya dua kota di daftar yang turun dari peringkat tiga dan empat menjadi rangking 26 dan 35,” papar para penyusun laporan itu, dikutip Daily Mail.
Laporan itu juga memuji pemerintah Honduras atas upaya mengatasi geng-geng penjahat terorganisir dan memulihkan ketertiban di berbagai penjara. Dengan berbagai langkah tersebut maka tingkat kejahatan dan kekerasan di kota itu pun berkurang.
“Negara lain yang mengalami penurunan jumlah kekerasan adalah Venezuela, meski ini bukan hal yang bagus,” ungkap laporan itu.
Alasan penurunan itu bukan karena berkurangnya jumlah kekerasan, tapi melemahnya kontrol pemerintah sehingga otoritas tidak dapat lagi bisa secara efektif menghitung jumlah pembunuhan di kota-kota mereka.
Para peneliti menyoroti dua kota yakni Cumana dan Gran Barcelona yang dikeluarkan dari posisi 50 besar karena mereka tidak dapat secara efektif menentukan tingkat pembunuhan di dua kota itu.
Venezuela mengalami kekerasan selama protes antipemerintah pada 2017 akibat meluasnya kelaparan dan skandal korupsi yang melilit rezim Presiden Nicholas Maduro. “Adapun kekerasan di Meksiko mengalami peningkatan tajam pada 2017, dengan 12 kota yang masuk dalam daftar itu termasuk lima kota yang kembali masuk sejak 2015,” tulis laporan itu.
Data itu tercermin dalam tingkat pembunuhan nasional yang mencapai rekor 29.000 pada tahun lalu, dan mencapai puncaknya saat perang narkoba 2011. Data ini merupakan yang tertinggi sejak rekor terjadi pada 1997.
Perang kartel narkoba itu karena bangkitnya kartel Jalisco New Generation yang diyakini bertanggung jawab atas meningkatnya kekerasan.
San Salvador di El Salvador yang menjadi basis geng haus darah MS13 juga muncul di rangking 17 dalam daftar itu.
Rangking tertinggi kota di Amerika Utara ialah St Louis, Missouri yang menempat rangking 13 dengan tingkat pembunuhan 65,83 per 100.000 penduduk. Tiga kota lain ialah Baltimore, New Orleans, dan Detroit.
Satu kota dari Guatemala, Puerto Rico dan Jamaica juga muncul dalam rangking itu, serta tiga kota dari Afrika Selatan.
Secara rinci, kota Caracas, Venezuela di peringkat pertama daftar tersebut dengan mengalami 119,87 pembunuhan per 100.000 penduduk. Peringkat kedua, San Pedro Sula di Honduras mengalami 111,03 pembunuhan per 100.000 penduduk. San Salvador, El Salvador mengalami 108,54 pembunuhan per 100.000 penduduk. (Syarifudin)
(nfl)