Indonesia Nomor 10 Importir Senjata Terbesar di Dunia
A
A
A
JAKARTA - Indonesia tercatat sebagai importir senjata nomor 10 terbesar di dunia. India berada di urutan pertama, sedangkan Arab Saudi di urutan kedua.
Sedangkan negara pengekspor senjata terbesar di dunia masih ditempat Amerika Serikat (AS). Eksportir kedua terbesar ditempati Rusia.
Data negara pengekspor dan pengimpor senjata terbesar di dunia ini telah dirilis The Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) hari Senin (12/3/2018). Data ekspor dan impor senjata ini merupakan hasil riset periode tahun 2013-2017 dan perbandingannya dengan periode 2008-2013.
Temuan baru dalam penelitian tersebut adalah hampir setengah dari ekspor senjata AS selama lima tahun terakhir mengalir ke Timur Tengah, kawasan yang dilanda perang.
Transfer senjata global dalam periode 2013-2017 juga meningkat 10 persen dibandingkan dengan periode lima tahun sebelumnya.
Menurut data SIPRI, sepuluh eskportir senjata terbesar di dunia secara berurutan adalah; AS, Rusia, Prancis, Jerman, China, Inggris, Spanyol, Israel, Italia, dan Belanda.
Sedangkan sepuluh importir senjata terbesar di dunia secara berurutan adalah; India, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, China, Australia, Aljazair (Algeria), Irak, Pakistan dan Indonesia.
AS tercatat memasok senjatanya ke 98 negara di seluruh dunia, yang mencakup lebih dari sepertiga ekspor global. Sedangkan angka ekspor senjata Rusia mengalami penurunan sebesar 7,1 persen.
”Berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani selama pemerintahan Obama, pengiriman senjata AS pada 2013-2017 mencapai tingkat tertinggi sejak akhir 1990-an,” kata Dr Aude Fleurant, direktur program pengeluaran senjata dan militer SIPRI.
”Kesepakatan dan kontrak utama yang ditandatangani pada 2017 ini akan memastikan bahwa AS tetap merupakan eksportir senjata terbesar di tahun-tahun mendatang,” lanjut Fleurant, yang dikutip The Guardian.
Meski tak berada di urutan puncak, Arab Saudi mendapat ulasan khusus sebagai importir senjata terbesar nomor dua di dunia. Sorotan ini tak lain karena agresi di Yaman yang menelan banyak korban jiwa dari kalangan sipil.
Daftar belanja Arab Saudi tercatat mencakup 78 pesawat tempur, 72 helikopter tempur dan 328 tank.
”Konflik kekerasan yang meluas di Timur Tengah dan kekhawatiran tentang hak asasi manusia telah menyebabkan perdebatan politik di Eropa barat dan Amerika Utara tentang pembatasan penjualan senjata,” kata Pieter Wezeman, peneliti senior program pelelangan senjata dan pengeluaran militer SIPRI.
”Namun negara-negara Amerika Serikat dan Eropa tetap menjadi eksportir senjata utama di wilayah tersebut dan memasok lebih dari 98 persen senjata yang diimpor oleh Arab Saudi,” ujarnya.
Sebaliknya, saingan regional Arab Saudi, Iran—pendukung rezim Bashar al-Assad di Suriah—tidak masuk sebagai importir senjata terbesar.
Sedangkan negara pengekspor senjata terbesar di dunia masih ditempat Amerika Serikat (AS). Eksportir kedua terbesar ditempati Rusia.
Data negara pengekspor dan pengimpor senjata terbesar di dunia ini telah dirilis The Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) hari Senin (12/3/2018). Data ekspor dan impor senjata ini merupakan hasil riset periode tahun 2013-2017 dan perbandingannya dengan periode 2008-2013.
Temuan baru dalam penelitian tersebut adalah hampir setengah dari ekspor senjata AS selama lima tahun terakhir mengalir ke Timur Tengah, kawasan yang dilanda perang.
Transfer senjata global dalam periode 2013-2017 juga meningkat 10 persen dibandingkan dengan periode lima tahun sebelumnya.
Menurut data SIPRI, sepuluh eskportir senjata terbesar di dunia secara berurutan adalah; AS, Rusia, Prancis, Jerman, China, Inggris, Spanyol, Israel, Italia, dan Belanda.
Sedangkan sepuluh importir senjata terbesar di dunia secara berurutan adalah; India, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, China, Australia, Aljazair (Algeria), Irak, Pakistan dan Indonesia.
AS tercatat memasok senjatanya ke 98 negara di seluruh dunia, yang mencakup lebih dari sepertiga ekspor global. Sedangkan angka ekspor senjata Rusia mengalami penurunan sebesar 7,1 persen.
”Berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani selama pemerintahan Obama, pengiriman senjata AS pada 2013-2017 mencapai tingkat tertinggi sejak akhir 1990-an,” kata Dr Aude Fleurant, direktur program pengeluaran senjata dan militer SIPRI.
”Kesepakatan dan kontrak utama yang ditandatangani pada 2017 ini akan memastikan bahwa AS tetap merupakan eksportir senjata terbesar di tahun-tahun mendatang,” lanjut Fleurant, yang dikutip The Guardian.
Meski tak berada di urutan puncak, Arab Saudi mendapat ulasan khusus sebagai importir senjata terbesar nomor dua di dunia. Sorotan ini tak lain karena agresi di Yaman yang menelan banyak korban jiwa dari kalangan sipil.
Daftar belanja Arab Saudi tercatat mencakup 78 pesawat tempur, 72 helikopter tempur dan 328 tank.
”Konflik kekerasan yang meluas di Timur Tengah dan kekhawatiran tentang hak asasi manusia telah menyebabkan perdebatan politik di Eropa barat dan Amerika Utara tentang pembatasan penjualan senjata,” kata Pieter Wezeman, peneliti senior program pelelangan senjata dan pengeluaran militer SIPRI.
”Namun negara-negara Amerika Serikat dan Eropa tetap menjadi eksportir senjata utama di wilayah tersebut dan memasok lebih dari 98 persen senjata yang diimpor oleh Arab Saudi,” ujarnya.
Sebaliknya, saingan regional Arab Saudi, Iran—pendukung rezim Bashar al-Assad di Suriah—tidak masuk sebagai importir senjata terbesar.
(mas)