Bertemu Delegasi Seoul, Jong-un Terima Surat dari Presiden Korsel
A
A
A
PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, mendapatkan surat dari Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in. Surat itu diberikan langsung oleh delegasi dari Korsel yang diutus untuk bertemu dengan diktator muda itu.
Sebelumnya, Jong-un mengadakan makan malam untuk delegasi tersebut. Jong-un dan delegasi Seoul membahas perbaikan hubungan Utara-Selatan dan mengurangi ketegangan militer di Semenanjung Korea, seperti dikutip CNN dari KCNA, Selasa (6/3/2018).
Pertemuan ini diyakini sebagai pertama kalinya pemimpin muda tersebut berbicara dan bertatap muka dengan para pejabat dari Korsel sejak ia duduk di tampuk kekuasaan pada 2011 lalu. Utusan Seoul yang bertemu dengan Jong-un adalah kepala keamanan nasional Korsel, Chung Eui-yong, dan pejabat tinggi intelijen Korsel, Suh Hoon.
Kunjungan mereka ke Korut merupakan bagian dari upaya Presiden Moon Jae-in untuk menjadi perantara solusi diplomatik terhadap program senjata nuklir Korut. Hubungan dua Korea mencair setelah kehadiran Korut di Olimpiade Musim Dingin PyeongChang bulan lalu.
Ini adalah sebuah peristiwa dramatis dari tahun 2017, ketika serangkaian tes senjata Korut dan retorika bermusuhan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Kim Jong-un meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
AS telah mengatakan akan bersedia untuk bertemu dengan Korut, namun selalu bersikeras bahwa Pyongyang akhirnya meninggalkan program senjata nuklirnya sebagai bagian dari perundingan.
Dalam sebuah pidato di Gridiron Club Sabtu malam yang eksklusif - sebuah acara tahunan di mana Presiden bersama-sama dengan pemimpin politik lainnya menyampaikan pidato yang penuh lelucon dan sarat dengan harapan - Trump menyinggung masalah Korut.
"Mereka menelepon beberapa hari yang lalu dan berkata, 'Kami ingin berbicara,'" kata Trump.
"Dan saya berkata, 'Begitu juga kami, tapi Anda harus lakukan denuklirisasi. Anda harus denuklirisasi.' Jadi mari kita lihat apa yang terjadi. Mari kita lihat apa yang terjadi," sambungnya.
Baca Juga: Trump Sebut Korut Ingin Berdialog dengan AS
Kementerian Luar Negeri Korut, pada bagiannya, menuduh AS akhir pekan ini menolak untuk mengakui kenyataan di lapangan dan mengemukakan hambatan jalan yang tidak realistis untuk berdialog.
Sebelumnya, Jong-un mengadakan makan malam untuk delegasi tersebut. Jong-un dan delegasi Seoul membahas perbaikan hubungan Utara-Selatan dan mengurangi ketegangan militer di Semenanjung Korea, seperti dikutip CNN dari KCNA, Selasa (6/3/2018).
Pertemuan ini diyakini sebagai pertama kalinya pemimpin muda tersebut berbicara dan bertatap muka dengan para pejabat dari Korsel sejak ia duduk di tampuk kekuasaan pada 2011 lalu. Utusan Seoul yang bertemu dengan Jong-un adalah kepala keamanan nasional Korsel, Chung Eui-yong, dan pejabat tinggi intelijen Korsel, Suh Hoon.
Kunjungan mereka ke Korut merupakan bagian dari upaya Presiden Moon Jae-in untuk menjadi perantara solusi diplomatik terhadap program senjata nuklir Korut. Hubungan dua Korea mencair setelah kehadiran Korut di Olimpiade Musim Dingin PyeongChang bulan lalu.
Ini adalah sebuah peristiwa dramatis dari tahun 2017, ketika serangkaian tes senjata Korut dan retorika bermusuhan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Kim Jong-un meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
AS telah mengatakan akan bersedia untuk bertemu dengan Korut, namun selalu bersikeras bahwa Pyongyang akhirnya meninggalkan program senjata nuklirnya sebagai bagian dari perundingan.
Dalam sebuah pidato di Gridiron Club Sabtu malam yang eksklusif - sebuah acara tahunan di mana Presiden bersama-sama dengan pemimpin politik lainnya menyampaikan pidato yang penuh lelucon dan sarat dengan harapan - Trump menyinggung masalah Korut.
"Mereka menelepon beberapa hari yang lalu dan berkata, 'Kami ingin berbicara,'" kata Trump.
"Dan saya berkata, 'Begitu juga kami, tapi Anda harus lakukan denuklirisasi. Anda harus denuklirisasi.' Jadi mari kita lihat apa yang terjadi. Mari kita lihat apa yang terjadi," sambungnya.
Baca Juga: Trump Sebut Korut Ingin Berdialog dengan AS
Kementerian Luar Negeri Korut, pada bagiannya, menuduh AS akhir pekan ini menolak untuk mengakui kenyataan di lapangan dan mengemukakan hambatan jalan yang tidak realistis untuk berdialog.
(ian)