China Selidiki Dugaan Pelanggaran Sanksi PBB untuk Korut
A
A
A
BEIJING - China menyatakan akan meluncurkan penyelidikan terhadap dugaan pelanggaran sanksi PBB untuk Korea Utara (Korut). Sebuah entitas China disebut-sebut terlibat dalam transfer dari kapal ke kapal di laut lepas yang dapat melanggar sanksi PBB terhadap Korut.
Kementerian Luar Negeri lewat juru bicaranya Geng Shuang mengaku prihatin dengan dugaan tersebut. Beijing secara serius akan menyelidiki setiap individu atau perusahaan China yang diketahui terlibat dalam insiden yang dilaporkan awal pekan ini oleh Jepang.
"China sangat prihatin dengan situasi ini dan kami sedang melakukan penyelidikan," kata Geng pada sebuah konferensi pers.
"Hukuman atas entitas China yang ditemukan telah terlibat akan dilakukan berdasarkan bukti kuat dan sesuai dengan undang-undang dan peraturan China," katanya imbuhnya seperti dikutip dari Fox News, Jumat (23/2/2018).
Komentar yang luar biasa kuat ini menggarisbawahi kekhawatiran Beijing karena dianggap tidak melaksanakan tanggung jawabnya dalam memberlakukan sanksi PBB, karena tekanan terhadap China sebagai sekutu utama Korut, telah tumbuh dan menjadi titik ketegangan dengan AS.
Meskipun China adalah mitra dagang terbesar Korut dan seorang teman tradisional, hubungan antara mereka memburuk karena uji coba nuklir dan rudal Pyongyang dan penolakannya untuk kembali ke perundingan denuklirisasi yang diselenggarakan di China.
Pesawat pengintai PC-3 marinim Jepang dan sebuah kapal pendamping melihat sebuah kapal tanker berbendera Korut di samping kapal yang lebih kecil pada 16 Februari sekitar 250 kilometer dari Shanghai di Laut Cina Timur, kementerian luar negeri Jepang mengatakan pada Selasa malam.
Foto-foto yang diposting di situs kementerian menunjukkan dua kapal dengan selang di antara keduanya. Kementerian tersebut mengidentifikasi kapal tanker Korut sebagai Yu Jong 2. Sementara kapal lain tidak diketahui asal usulnya, namun memiliki nama "Min Ning De You 078" yang ditulis dalam bahasa China di haluannya. Diketahui itu adalah singkatan dari sebuah kapal minyak dari kota Ningde di Provinsi Fujian di pesisir China.
Itu adalah insiden ketiga yang dilaporkan oleh Jepang pada bulan lalu.
China telah menandatangani sanksi PBB yang semakin mempersulit Korut terkait program senjata nuklirnya, dan Geng mengatakan Beijing baru-baru ini mengeluarkan sebuah pernyataan yang secara eksplisit melarang pengiriman kapal ke kapal sesuai dengan resolusi PBB.
Kementerian Luar Negeri lewat juru bicaranya Geng Shuang mengaku prihatin dengan dugaan tersebut. Beijing secara serius akan menyelidiki setiap individu atau perusahaan China yang diketahui terlibat dalam insiden yang dilaporkan awal pekan ini oleh Jepang.
"China sangat prihatin dengan situasi ini dan kami sedang melakukan penyelidikan," kata Geng pada sebuah konferensi pers.
"Hukuman atas entitas China yang ditemukan telah terlibat akan dilakukan berdasarkan bukti kuat dan sesuai dengan undang-undang dan peraturan China," katanya imbuhnya seperti dikutip dari Fox News, Jumat (23/2/2018).
Komentar yang luar biasa kuat ini menggarisbawahi kekhawatiran Beijing karena dianggap tidak melaksanakan tanggung jawabnya dalam memberlakukan sanksi PBB, karena tekanan terhadap China sebagai sekutu utama Korut, telah tumbuh dan menjadi titik ketegangan dengan AS.
Meskipun China adalah mitra dagang terbesar Korut dan seorang teman tradisional, hubungan antara mereka memburuk karena uji coba nuklir dan rudal Pyongyang dan penolakannya untuk kembali ke perundingan denuklirisasi yang diselenggarakan di China.
Pesawat pengintai PC-3 marinim Jepang dan sebuah kapal pendamping melihat sebuah kapal tanker berbendera Korut di samping kapal yang lebih kecil pada 16 Februari sekitar 250 kilometer dari Shanghai di Laut Cina Timur, kementerian luar negeri Jepang mengatakan pada Selasa malam.
Foto-foto yang diposting di situs kementerian menunjukkan dua kapal dengan selang di antara keduanya. Kementerian tersebut mengidentifikasi kapal tanker Korut sebagai Yu Jong 2. Sementara kapal lain tidak diketahui asal usulnya, namun memiliki nama "Min Ning De You 078" yang ditulis dalam bahasa China di haluannya. Diketahui itu adalah singkatan dari sebuah kapal minyak dari kota Ningde di Provinsi Fujian di pesisir China.
Itu adalah insiden ketiga yang dilaporkan oleh Jepang pada bulan lalu.
China telah menandatangani sanksi PBB yang semakin mempersulit Korut terkait program senjata nuklirnya, dan Geng mengatakan Beijing baru-baru ini mengeluarkan sebuah pernyataan yang secara eksplisit melarang pengiriman kapal ke kapal sesuai dengan resolusi PBB.
(ian)