PBB Sebut Pemusnahan Mengerikan Terjadi Ghouta Suriah

Kamis, 22 Februari 2018 - 04:55 WIB
PBB Sebut Pemusnahan Mengerikan Terjadi Ghouta Suriah
PBB Sebut Pemusnahan Mengerikan Terjadi Ghouta Suriah
A A A
JENEWA - Komisioner Tinggi HAM PBB Zeid Ra'ad al-Hussein mengecam serangan besar-besaran di Ghouta Timur, Suriah, pada hari Rabu. Zeid menyebut apa yang terjadi di wilayah itu sebagai “kampanye pemusnahan mengerikan”.

Wilayah Ghouta Timur yang dikuasai pemberontak atau oposisi diserang secara besar-besaran oleh pasukan rezim Suriah sejak Minggu malam. Hingga Rabu, lebih dari 300 orang terbunuh.

“Hukum humaniter internasional dikembangkan secara tepat untuk menghentikan situasi seperti ini, di mana warga sipil dibantai berbondong-bondong untuk memenuhi tujuan politik atau militer," kata Zeid dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Assad dan sekutunya, Rusia, menyatakan bahwa mereka mencoba untuk menghindari korban sipil dalam serangan udara dan artileri di distrik tersebut. Serangan itu diklaim untuk mencegah tembakan mortir ke Damaskus.

Namun tembakan roket, serangan udara dan bom yang melanda Gharsa timur sejak Minggu malam merupakan salah satu pemboman paling hebat dalam tujuh tahun perang sipil di Suriah.

Militer Rusia mengaku akan mencoba menyelesaikan secara damai situasi di Ghouta Timur Suriah yang telah kacau. Moskow menuding pemberontak di wilayah itu telah mengabaikan seruan untuk menghentikan perlawanan dan meletakkan senjata mereka.

Rusia mengemukakan pandangannya tentang situasi tersebut setelah penduduk di Ghouta Timur mengatakan bahwa mereka menunggu “giliran untuk mati”, di tengah salah satu pemboman paling hebat atas perang sipil Suriah.

Moskow, yang menolak tuduhan bahwa angkatan udara memikul tanggung jawab atas kematian warga sipil di distrik tersebut, telah meminta Dewan Keamanan PBB melakukan pertemuan pada hari Kamis (22/2/20218) untuk membahas situasi di Ghouta.

Pusat pemantauan gencatan senjata Rusia di Suriah, yang dijalankan oleh militer Rusia, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perundingan dengan pemberontak yang bertujuan untuk mengakhiri kekerasan di wilayah tersebut telah rusak.

Pusat pemantauan itu juga menuduh pemberontak mencegah warga sipil meninggalkan zona konflik.

”Situasi kemanusiaan dan sosio-ekonomi yang kritis berkembang di Ghouta Timur,” bunyi pernyataan pusat pemantauan tersebut, seperti dikutip Reuters.

”Seruan oleh pusat pemantauan gencatan senjata Rusia kepada kelompok pemberontak bersenjata ilegal di Ghouta Timur untuk menghentikan perlawanan, meletakkan senjata mereka, dan mengatur status mereka tidak menghasilkan apa-apa.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5072 seconds (0.1#10.140)