Contohkan Budak, Guru AS Injak Punggung Pelajar Kulit Hitam
A
A
A
NEW YORK - Seorang guru sejarah di New York, Amerika Serikat (AS) diselidiki departemen terkait setelah memaksa tiga pelajar kulit hitam berbaring di lantai untuk menjelaskan pelajaran perbudakan AS. Tindakan guru perempuan di sekolah menengah itu dianggap sebagai tindakan rasisme.
Kasus terjadi di sebuah sekolah menengah di Bronx, New York. Guru bernama Patricia Cummings memaksa tiga pelajar kulit hitam untuk berbaring di lantai dan kemudian melangkah ke belakang untuk mendiskusikan pelajaran perbudakan.
”Anda lihat bagaimana menjadi seorang budak? Bagaimana rasanya?,” kata Cummings saat mendemonstrasikan praktik perbudakan dalam pelajaran sejarah tersebut.
Pelajaran yang didiskusikan itu adalah tentang Middle Passage yang terkenal. Middle Passage mengacu pada sejarah saat orang-orang Afrika, yang sangat padat di sejumlah kapal, dibawa melintasi Atlantik ke Amerika sebagai bagian dari perdagangan budak global.
Perjalanan itu memakan waktu tiga sampai empat bulan, di mana banyak orang meninggal karena kelaparan dan penyiksaan. Orang-orang diperbudak saat itu dirantai selama perjalanan.
Beberapa telah siswa telah bersaksi melawan tindakan guru tersebut. Salah satu siswa, yang tidak ingin diidentifikasi, mengatakan,”Itu adalah pelajaran tentang perbudakan dan Triangle Trade. Dia memilih tiga anak kulit hitam dan meminta mereka untuk berbaring ke lantai di depan seluruh kelas.”
Anak laki-laki itu menambahkan bahwa ketika seorang gadis dari tiga pelajar kulit hitam bercanda dengan mengatakan bahwa dia merasa baik setelah terbaring di lantai, Cummings meletakkan kakinya di punggungnya dan berujar, ”Bagaimana rasanya?”.
Setelah kejadian itu, Cummings diskors sampai pemberitahuan lebih lanjut. Namun dia dilaporkan kembali ke sekolah itu pada hari Kamis,1 Februari 2018 pagi. Dia dipisahkan dari para siswa di kemudian hari setelah New York Daily News melaporkan keluhan ke departemen pendidikan kota.
Investigasi telah diluncurkan terkait perilaku Cummings, yang telah mengajar di sekolah menengah itu sejak September 2016.
Juru bicara Departemen Pendidikan Toya Holness mengatakan, "Meskipun penyelidikan belum selesai, ini adalah tuduhan yang sangat mengganggu, dan perilaku yang dituduhkan tidak memiliki tempat di sekolah atau masyarakat kita.”
Kepala sekolah, Sekolah Giulia Cox, menolak untuk mengomentari kasus tersebut saat New York Daily News menghubunginya.
Kasus terjadi di sebuah sekolah menengah di Bronx, New York. Guru bernama Patricia Cummings memaksa tiga pelajar kulit hitam untuk berbaring di lantai dan kemudian melangkah ke belakang untuk mendiskusikan pelajaran perbudakan.
”Anda lihat bagaimana menjadi seorang budak? Bagaimana rasanya?,” kata Cummings saat mendemonstrasikan praktik perbudakan dalam pelajaran sejarah tersebut.
Pelajaran yang didiskusikan itu adalah tentang Middle Passage yang terkenal. Middle Passage mengacu pada sejarah saat orang-orang Afrika, yang sangat padat di sejumlah kapal, dibawa melintasi Atlantik ke Amerika sebagai bagian dari perdagangan budak global.
Perjalanan itu memakan waktu tiga sampai empat bulan, di mana banyak orang meninggal karena kelaparan dan penyiksaan. Orang-orang diperbudak saat itu dirantai selama perjalanan.
Beberapa telah siswa telah bersaksi melawan tindakan guru tersebut. Salah satu siswa, yang tidak ingin diidentifikasi, mengatakan,”Itu adalah pelajaran tentang perbudakan dan Triangle Trade. Dia memilih tiga anak kulit hitam dan meminta mereka untuk berbaring ke lantai di depan seluruh kelas.”
Anak laki-laki itu menambahkan bahwa ketika seorang gadis dari tiga pelajar kulit hitam bercanda dengan mengatakan bahwa dia merasa baik setelah terbaring di lantai, Cummings meletakkan kakinya di punggungnya dan berujar, ”Bagaimana rasanya?”.
Setelah kejadian itu, Cummings diskors sampai pemberitahuan lebih lanjut. Namun dia dilaporkan kembali ke sekolah itu pada hari Kamis,1 Februari 2018 pagi. Dia dipisahkan dari para siswa di kemudian hari setelah New York Daily News melaporkan keluhan ke departemen pendidikan kota.
Investigasi telah diluncurkan terkait perilaku Cummings, yang telah mengajar di sekolah menengah itu sejak September 2016.
Juru bicara Departemen Pendidikan Toya Holness mengatakan, "Meskipun penyelidikan belum selesai, ini adalah tuduhan yang sangat mengganggu, dan perilaku yang dituduhkan tidak memiliki tempat di sekolah atau masyarakat kita.”
Kepala sekolah, Sekolah Giulia Cox, menolak untuk mengomentari kasus tersebut saat New York Daily News menghubunginya.
(mas)