Hampir 1.000 Penambang Afsel yang Terjebak di Bawah Tanah Selamat
A
A
A
JOHANNESBURG - Lebih dari 950 penambang yang terjebak di bawah tanah di sebuah tambang emas di Northern Free State, Afrika Selatan (Afsel), berhasil selamat. Mereka terjebak setelah pemadaman listrik akibat badai.
Baca Juga: Gara-gara Badai, Hampir 1.000 Penambang Emas Terjebak di Bawah Tanah
"Operasi untuk menyelamatkan para penambang yang terjebak di tambang Beatrix di Northern Free State mendapat tambahan pada Jumat pagi ketika listrik kembali menyala pada pukul 2 pagi waktu setempat," kata James Wellsted, juru bicara Sibanye-Stillwater yang mengoperasikan tambang Beatrix seperti disitat dari Xinhua, Sabtu (3/2/2018).
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Sibanye-Stillwater semua penambang yang terjebak telah dibawa ke permukaan.
Wellsted mengatakan bahwa semua penambang tersebut diangkat ke permukaan pada pukul 5 pagi dan mereka dalam kondisi baik.
Kecelakaan ini diyakini disebabkan oleh badai petir pada Rabu malam. Badai petir yang kuat merusak saluran listrik, menyebabkan pemadaman listrik dan membuat para penambang tidak dapat naik lift untuk sampai ke permukaan.
"Ini kejadian yang sangat tidak biasa, kami belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya tapi jelas kami akan menilai dan melihat apa yang bisa kami pelajari darinya," kata Sibanye-Stillwater.
Perusahaan tersebut dilaporkan menggunakan generator untuk mengeluarkan pekerja dari tambang. Menurut laporan sebelumnya, para insinyur telah berjuang dengan perangkat lunak untuk mendapatkan generator darurat guna mengoperasikan dan menyalakan kembali lift di tambang.
Makanan dan air telah dikirim ke penambang bawah tanah. Semua operasi di tambang telah dihentikan.
Bus mulai mengangkut pekerja tambang yang diselamatkan ke anggota keluarga mereka setelah para penambang mandi dan makan. Keluarga para penambang telah berjaga di luar poros tambang.
Tambang Beatrix, tempat para penambang terjebak, berjarak 290 km barat daya Johannesburg.
Keamanan tambang adalah masalah serius di negara Afsel, yang mengoperasikan beberapa tambang terdalam dan paling berbahaya di dunia. Kongres Serikat Pekerja Afrika Selatan (Cosatu) mengatakan bahwa mereka ingin pemerintah menyelidiki penyebabnya.
"Pemerintah kita perlu datang ke peristiwa tersebut dengan beberapa mekanisme penegakan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan kesehatan dan keselamatan kerja dan mengurangi kecelakaan tambang," kata Sizwe Pamla, juru bicara nasional Cosatu.
Mereka juga meminta layanan darurat untuk melipatgandakan usaha mereka guna menyelamatkan para penambang yang terjebak. Cosatu mengatakan perusahaan pertambangan harus belajar dari pengalaman masa lalu untuk mencegah peningkatan korban jiwa.
"Kami membutuhkan mekanisme pencegahan yang solid dan masuk akal untuk membantu mengurangi dan akhirnya menghentikan penambangan korban jiwa," kata Pamla.
Pada tahun 2007, 3.200 penambang emas terjebak di bawah tanah di sebuah tambang yang dioperasikan oleh perusahaan Harmony Gold's Elandsrand. Mereka semua selamat satu hari setelah kecelakaan itu. Pada bulan Februari 2015, Harmony Gold menyelamatkan 486 penambang yang terjebak di bawah tanah setelah terjadi kebakaran.
Baca Juga: Gara-gara Badai, Hampir 1.000 Penambang Emas Terjebak di Bawah Tanah
"Operasi untuk menyelamatkan para penambang yang terjebak di tambang Beatrix di Northern Free State mendapat tambahan pada Jumat pagi ketika listrik kembali menyala pada pukul 2 pagi waktu setempat," kata James Wellsted, juru bicara Sibanye-Stillwater yang mengoperasikan tambang Beatrix seperti disitat dari Xinhua, Sabtu (3/2/2018).
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Sibanye-Stillwater semua penambang yang terjebak telah dibawa ke permukaan.
Wellsted mengatakan bahwa semua penambang tersebut diangkat ke permukaan pada pukul 5 pagi dan mereka dalam kondisi baik.
Kecelakaan ini diyakini disebabkan oleh badai petir pada Rabu malam. Badai petir yang kuat merusak saluran listrik, menyebabkan pemadaman listrik dan membuat para penambang tidak dapat naik lift untuk sampai ke permukaan.
"Ini kejadian yang sangat tidak biasa, kami belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya tapi jelas kami akan menilai dan melihat apa yang bisa kami pelajari darinya," kata Sibanye-Stillwater.
Perusahaan tersebut dilaporkan menggunakan generator untuk mengeluarkan pekerja dari tambang. Menurut laporan sebelumnya, para insinyur telah berjuang dengan perangkat lunak untuk mendapatkan generator darurat guna mengoperasikan dan menyalakan kembali lift di tambang.
Makanan dan air telah dikirim ke penambang bawah tanah. Semua operasi di tambang telah dihentikan.
Bus mulai mengangkut pekerja tambang yang diselamatkan ke anggota keluarga mereka setelah para penambang mandi dan makan. Keluarga para penambang telah berjaga di luar poros tambang.
Tambang Beatrix, tempat para penambang terjebak, berjarak 290 km barat daya Johannesburg.
Keamanan tambang adalah masalah serius di negara Afsel, yang mengoperasikan beberapa tambang terdalam dan paling berbahaya di dunia. Kongres Serikat Pekerja Afrika Selatan (Cosatu) mengatakan bahwa mereka ingin pemerintah menyelidiki penyebabnya.
"Pemerintah kita perlu datang ke peristiwa tersebut dengan beberapa mekanisme penegakan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan kesehatan dan keselamatan kerja dan mengurangi kecelakaan tambang," kata Sizwe Pamla, juru bicara nasional Cosatu.
Mereka juga meminta layanan darurat untuk melipatgandakan usaha mereka guna menyelamatkan para penambang yang terjebak. Cosatu mengatakan perusahaan pertambangan harus belajar dari pengalaman masa lalu untuk mencegah peningkatan korban jiwa.
"Kami membutuhkan mekanisme pencegahan yang solid dan masuk akal untuk membantu mengurangi dan akhirnya menghentikan penambangan korban jiwa," kata Pamla.
Pada tahun 2007, 3.200 penambang emas terjebak di bawah tanah di sebuah tambang yang dioperasikan oleh perusahaan Harmony Gold's Elandsrand. Mereka semua selamat satu hari setelah kecelakaan itu. Pada bulan Februari 2015, Harmony Gold menyelamatkan 486 penambang yang terjebak di bawah tanah setelah terjadi kebakaran.
(ian)