AS Akan Akhiri Dukungan Senjata untuk Milisi Kurdi Suriah
A
A
A
ANKARA - Amerika Serikat (AS) telah mengatakan kepada Turki bahwa pihaknya tidak akan memberikan senjata lagi kepada milisi YPG Kurdi Suriah. Demikian laporan yang diturunkan media pemerintah Turki, Anadolu, di tengah serangan Ankara terhadap YPG yang didukung AS memasuki hari kedelapan.
Anadolu mengatakan bahwa juru bicara Presiden Erdogan, Ibrahim Kalin, dan Penasihat Keamanan Nasional AS, A.R. McMaster, melakukan pembicaraan via telepon pada hari Jumat kemarin. Dalam kesempatan itu, McMaster memastikan bahwa Amerika Serikat tidak lagi memberikan senjata kepada YPG seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (27/1/2018).
Serangan Turki di wilayah Afrin, barat laut Suriah, terhadap YPG telah membuka front baru dalam perang sipil multi kelompok di Suriah. Serangan tersebut juga ketegangan hubungan Turki dengan sekutunya di NATO, Washington, berlanjut.
Washington telah membuat marah Ankara dengan memberikan dukungan senjata, pelatihan dan serangan udara kepada pasukan Kurdi Suriah. Turki melihat YPG sebagai perpanjangan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang. PKK telah melakukan pemberontakan mematikan di daerah tenggara Turki yang sebagian besar mayoritas penduduknya adalah suku Kurdi selama tiga dekade.
Sebelumnya, Presiden Erdogan mengatakan Ankara dapat memperluas operasi saat ini di Suriah barat laut ke perbatasan Irak. Ia telah berjanji untuk membersihkan perbatasan negaranya dari teroris.
"Operasi Olive Branch akan berlanjut sampai mencapai tujuannya. Kami akan menyingkirkan Manbij dari teroris, seperti yang dijanjikan kepada kami, dan pertempuran kami akan berlanjut sampai tidak ada teroris yang tersisa sampai perbatasan kami dengan Irak," kata Erdogan dalam sebuah pidato di Ankara
Baca Juga: Erdogan: Operasi Kami di Suriah Dapat Diperluas ke Irak
Anadolu mengatakan bahwa juru bicara Presiden Erdogan, Ibrahim Kalin, dan Penasihat Keamanan Nasional AS, A.R. McMaster, melakukan pembicaraan via telepon pada hari Jumat kemarin. Dalam kesempatan itu, McMaster memastikan bahwa Amerika Serikat tidak lagi memberikan senjata kepada YPG seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (27/1/2018).
Serangan Turki di wilayah Afrin, barat laut Suriah, terhadap YPG telah membuka front baru dalam perang sipil multi kelompok di Suriah. Serangan tersebut juga ketegangan hubungan Turki dengan sekutunya di NATO, Washington, berlanjut.
Washington telah membuat marah Ankara dengan memberikan dukungan senjata, pelatihan dan serangan udara kepada pasukan Kurdi Suriah. Turki melihat YPG sebagai perpanjangan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang. PKK telah melakukan pemberontakan mematikan di daerah tenggara Turki yang sebagian besar mayoritas penduduknya adalah suku Kurdi selama tiga dekade.
Sebelumnya, Presiden Erdogan mengatakan Ankara dapat memperluas operasi saat ini di Suriah barat laut ke perbatasan Irak. Ia telah berjanji untuk membersihkan perbatasan negaranya dari teroris.
"Operasi Olive Branch akan berlanjut sampai mencapai tujuannya. Kami akan menyingkirkan Manbij dari teroris, seperti yang dijanjikan kepada kami, dan pertempuran kami akan berlanjut sampai tidak ada teroris yang tersisa sampai perbatasan kami dengan Irak," kata Erdogan dalam sebuah pidato di Ankara
Baca Juga: Erdogan: Operasi Kami di Suriah Dapat Diperluas ke Irak
(ian)