AS Dukung Unifikasi Korea Tanpa Nuklir

Jum'at, 26 Januari 2018 - 10:04 WIB
AS Dukung Unifikasi...
AS Dukung Unifikasi Korea Tanpa Nuklir
A A A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan Washington mendukung seruan Korea Utara (Korut) untuk penyatuan kembali (unifikasi) Semenanjung Korea. Meski begitu, denuklirisasi Korut adalah prioritas pertama.

Sebelumnya, Korut mengeluarkan sebuah pengumuman yang ditujukan pada semua warga Korea di dalam dan di luar negeri. Korut menyerukan hubungan yang lebih baik dengan Korea Selatan (Korsel) dan sebuah terobosan untuk penyatuan kembali yang independen, menurut Kantor Berita Pusat Korea, KCNA, yang dikelola negara.

Baca Juga: Langka, Korut Serukan Semua Warga Korea Promosikan Unifikasi

Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa warga Korea harus menolak upaya untuk mencap program senjata nuklir Korut sebagai rintangan untuk memperbaiki hubungan Utara-Selatan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert mengatakan bahwa AS dapat mendukung hasil seperti itu jika Semenanjung Korea mencapai penyatuan dengan damai.

"Kami mendukung penyatuan kembali Semenanjung Korea," kata Nauert seperti dikutip dari USA Today, Jumat (25/1/2018).

Ia pun menekankan bahwa tujuan AS adalah denuklirisasi Semenanjung Korea, dan pembicaraan antara AS dengan Korut tidak bisa dilanjutkan sampai ke titik akhir yang disepakati. "Kami belum sampai," katanya.

Pemerintahan AS dibahwa Donald Trump telah meningkatkan tekanan pada Korut, melobi sanksi baru Dewan Keamanan PBB dan mengancam untuk menghalangi dan memeriksa kapal-kapal yang pergi ke dan dari Korut untuk mencegah barang-barang terlarang mencapai negara yang tertutup itu.

Perhatian AS yang meningkat datang saat Korut telah meningkatkan tempo uji coba rudal nuklir dan balistiknya.

Korut mengatakan bahwa pihaknya mencari senjata nuklir yang bisa menjangkau daratan AS untuk mencegah kemungkinan serangan Amerika.

Presiden Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un telah terlibat perang kata-kata dan saling menghina. Kedua pemimpin tersebut bahkan telah saling mengancam untuk memulai perang nuklir.

Korut dan Korsel memulai pembicaraan langsung bulan ini menjelang Olimpiade Februari di Korsel. Keduanya setuju untuk mengizinkan atlet mereka berbaris dan bersaing di bawah satu bendera.

Sejarah pembicaraan Korut dengan Korsel dan AS penuh dengan janji-janji dan kesepakatan yang berujung pada kegagalan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0986 seconds (0.1#10.140)