Turki Peringatkan AS Soal Kelompok Milisi Kurdi
A
A
A
ANKARA - Turki telah mendesak Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan dukungannya kepada milisi Kurdi YPG di Suriah. Pasalnya, Ankara akan melakukan serangan terhadap milisi yang menjadi sekutu Washington dalam perang melawan ISIS di Suriah.
Seorang juru bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pejuang Kurdi menggunakan senjata yang dipasok AS untuk melawan pasukan Turki yang berusaha mengusir mereka dari wilayah Afrin.
Turki menganggap milisi YPG sebagai kelompok teroris. Mereka dianggap sebagai perpanjangan tangan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang menginginkan otonomi Kurdi di Turki. Namun YPG menyangkal adanya hubungan langsung.
Milisi, yang menguasai sebagian besar wilayah timur laut Suriah, telah menjadi sekutu utama AS dalam perang melawan ISIS. Ankara sekarang menuntut diakhirinya aliansi tersebut, dengan alasan bahwa perang melawan ISIS sudah berakhir.
"Kami tidak bisa mentolerir PKK yang membangun semacam struktur negara di sepanjang perbatasan kami di Suriah," kata juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin seperti dinukil dari BBC, Selasa (23/1/2018).
Ribuan warga sipil dilaporkan mencoba melarikan diri Afrin, dan aktivis Suriah mengatakan lebih dari 70 orang telah tewas sejak serangan Turki dimulai pada hari Sabtu lalu.
Dewan Keamanan PBB membahas serangan yang sedang berlangsung dalam sebuah pertemuan pada hari Senin, namun tidak mengecamnya.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan negaranya bersedia bekerja sama dengan Turki untuk menangani masalah keamanan "sah" di Suriah utara.
Ia mengatakan AS mengakui hak Turki untuk membela diri dari unsur-unsur teroris, dan telah mengusulkan langkah-langkah untuk mencoba menstabilkan situasi tersebut.
Duta Besar Prancis untuk PBB Francois Delattre mengatakan bahwa Afrin tentu saja bagian dari percakapan pada perundingan tertutup di New York. "Seruan untuk menahan diri, saya yakin, banyak diserukan selama diskusi," tambahnya.
Sebelumnya Presiden Turki Erdogan telah berjanji untuk "merapikan" Afrin.
"Kami tidak akan mundur. Kami membicarakan hal ini dengan teman-teman Rusia kami, kami memiliki kesepakatan," katanya dalam siaran langsung televisi.
Seorang juru bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pejuang Kurdi menggunakan senjata yang dipasok AS untuk melawan pasukan Turki yang berusaha mengusir mereka dari wilayah Afrin.
Turki menganggap milisi YPG sebagai kelompok teroris. Mereka dianggap sebagai perpanjangan tangan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang menginginkan otonomi Kurdi di Turki. Namun YPG menyangkal adanya hubungan langsung.
Milisi, yang menguasai sebagian besar wilayah timur laut Suriah, telah menjadi sekutu utama AS dalam perang melawan ISIS. Ankara sekarang menuntut diakhirinya aliansi tersebut, dengan alasan bahwa perang melawan ISIS sudah berakhir.
"Kami tidak bisa mentolerir PKK yang membangun semacam struktur negara di sepanjang perbatasan kami di Suriah," kata juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin seperti dinukil dari BBC, Selasa (23/1/2018).
Ribuan warga sipil dilaporkan mencoba melarikan diri Afrin, dan aktivis Suriah mengatakan lebih dari 70 orang telah tewas sejak serangan Turki dimulai pada hari Sabtu lalu.
Dewan Keamanan PBB membahas serangan yang sedang berlangsung dalam sebuah pertemuan pada hari Senin, namun tidak mengecamnya.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan negaranya bersedia bekerja sama dengan Turki untuk menangani masalah keamanan "sah" di Suriah utara.
Ia mengatakan AS mengakui hak Turki untuk membela diri dari unsur-unsur teroris, dan telah mengusulkan langkah-langkah untuk mencoba menstabilkan situasi tersebut.
Duta Besar Prancis untuk PBB Francois Delattre mengatakan bahwa Afrin tentu saja bagian dari percakapan pada perundingan tertutup di New York. "Seruan untuk menahan diri, saya yakin, banyak diserukan selama diskusi," tambahnya.
Sebelumnya Presiden Turki Erdogan telah berjanji untuk "merapikan" Afrin.
"Kami tidak akan mundur. Kami membicarakan hal ini dengan teman-teman Rusia kami, kami memiliki kesepakatan," katanya dalam siaran langsung televisi.
(ian)