Bakar Hidup-hidup Tunawisma Maroko, Remaja Italia Sebut Lelucon
A
A
A
ROMA - Penyidik polisi di Italia utara menangkap dan menginterogasi dua remaja berusia 13 dan 17 tahun atas tuduhan membakar hidup-hidup tunawisma asal Maroko. Kedua remaja itu mengaku tindakan mereka adalah aksi lelucon yang tak disengaja.
Polisi menangkap dua remaja itu di Palermo. Keduanya mengaku membakar mobil yang jadi tempat tidur korban.
Mereka membakar mobil itu dengan kertas yang diperoleh dari restoran pizza.
Dua remaja lelaki itu ditetapkan sebagai tersangka utama atas pembunuhan Ahmed Fdil, 64, seorang tunawisma asal Maroko.
Korban selama ini berlindung di dalam sebuah mobil yang diparkir di sebuah area di Kota Zevio, dekat Verona. ”Itu adalah sebuah lelucon,” tulis surat kabar L'Arena mengutip pengakuan tersangka termuda kepada polisi saat interogasi.
Insiden itu terjadi pada bulan Desember 2017 lalu. Kedua tersangka mengaku tak sengaja melakukan pembunuhan itu. Mereka mengambil gulungan kertas dari restoran pizza, dibakar dan dilempar ke mobil tempat tidur korban.
Media lokal lainnya, Verona Sera, melaporkan bahwa korban terjebak di jendela mobil saat dia mencoba menyelamatkan diri dari kobaran api.
”Melihat dia meninggal seperti itu mengerikan. Untuk melihatnya terbakar hidup-hidup,” tulis media itu Jumat (12/1/2018), mengutip seorang saksi mata, Gino Capo, yang mencoba menyeret Ahmed keluar dari mobil.
Polisi mengesampingkan kemungkinan bahwa mobil Fiat Bravo yang ditinggalkan tersebut mengalami kebakaran secara tidak sengaja. Terlebih penduduk setempat melaporkan bahwa para remaja itu kerap mengganggu para tunawisma dan menghina mereka yang mencoba membela diri.
Kedua remaja pengganggu itu juga pernah melempar petasan ke mobil yang di dalamnya terdapat tunawisma.
Polisi menangkap dua remaja itu di Palermo. Keduanya mengaku membakar mobil yang jadi tempat tidur korban.
Mereka membakar mobil itu dengan kertas yang diperoleh dari restoran pizza.
Dua remaja lelaki itu ditetapkan sebagai tersangka utama atas pembunuhan Ahmed Fdil, 64, seorang tunawisma asal Maroko.
Korban selama ini berlindung di dalam sebuah mobil yang diparkir di sebuah area di Kota Zevio, dekat Verona. ”Itu adalah sebuah lelucon,” tulis surat kabar L'Arena mengutip pengakuan tersangka termuda kepada polisi saat interogasi.
Insiden itu terjadi pada bulan Desember 2017 lalu. Kedua tersangka mengaku tak sengaja melakukan pembunuhan itu. Mereka mengambil gulungan kertas dari restoran pizza, dibakar dan dilempar ke mobil tempat tidur korban.
Media lokal lainnya, Verona Sera, melaporkan bahwa korban terjebak di jendela mobil saat dia mencoba menyelamatkan diri dari kobaran api.
”Melihat dia meninggal seperti itu mengerikan. Untuk melihatnya terbakar hidup-hidup,” tulis media itu Jumat (12/1/2018), mengutip seorang saksi mata, Gino Capo, yang mencoba menyeret Ahmed keluar dari mobil.
Polisi mengesampingkan kemungkinan bahwa mobil Fiat Bravo yang ditinggalkan tersebut mengalami kebakaran secara tidak sengaja. Terlebih penduduk setempat melaporkan bahwa para remaja itu kerap mengganggu para tunawisma dan menghina mereka yang mencoba membela diri.
Kedua remaja pengganggu itu juga pernah melempar petasan ke mobil yang di dalamnya terdapat tunawisma.
(mas)