Reza Pahlavi Senang Trump Dukung Demonstran Iran
A
A
A
WASHINGTON - Reza Pahlavi, pewaris terakhir monarki Iran, senang setelah Presiden Donald Trump dan kabinet pemerintah Amerika Serikat (AS) mendukung demonstrasi anti-pemerintah Iran.
Reza adalah putra dari Mohammad Reza Pahlavi yang dikenal sebagai Mohammad Reza Shah, penguasa monarki Iran sekutu AS yang digulingkan dalam Revolusi Islam 1979. Reza tinggal di pengasingan di AS selama hampir empat dekade.
Reza mendesak perusahaan teknologi AS untuk memberikan layanan komunikasi kepada para demonstrasn Iran yang berjuang untuk menentukan nasibnya sendiri.
Baca Juga: Bocoran Rapat Kepanikan Rezim Iran: Tuhan Tolong Kami....
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Rabu, Reza Pahlavi juga mengkritik larangan perjalananan ke AS bagi imigran Iran oleh administrasi Trump. Dia menyebut kebijakan imigrasi itu sebagai hal yang menggelikan.
”Diplomat Iran masih bisa melakukan perjalanan (ke AS) tapi orang-orang Iran yang tidak berdosa yang sebenarnya bekerja dan telah membangun negara ini dilarang datang,” kata Reza Pahlavi. ”Mengapa? Karena mereka berada di bawah larangan yang disebut. Itu konyol.”
Protes anti-pemerintah Iran sudah berlangsung selama sepekan terakhir dengan jumlah korban tewas sekitar 21 orang.
Reza Pahlavi ingin melihat orang-orang Iran menentukan nasib mereka sendiri, atas kehendak mereka yang bebas. Dia pun memuji Presiden Trump dan kabinetnya karena mendukung para pemrotes Iran.
Sejak gelombang demo mengguncang Iran, rezim Teheran telah memblokir beberapa situs media sosial, seperti Instagram dan Telegram.
”Kami membutuhkan lebih dari sekadar lip service. Kami perlu melihat tindakan nyata,” lata Reza Pahlavi. ”Ini harus segera. Saat kita berbicara, rezim tersebut mencoba lagi untuk mencoba mematikan apa pun itu, entah itu Instagram atau Telegram,” ujarnya, yang dilansir Kamis (4/1/2018).
Baca Juga: Khamenei: Musuh Gunakan Uang dan Senjata untuk Lemahkan Iran
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa AS ingin agar orang-orang Iran memiliki akses ke media sosial dan alat komunikasi lainnya. Washington pun mendesak Teheran untuk menghentikan pemblokiran situs-situs media sosial sebagai alat komunikasi yang sah.
Reza adalah putra dari Mohammad Reza Pahlavi yang dikenal sebagai Mohammad Reza Shah, penguasa monarki Iran sekutu AS yang digulingkan dalam Revolusi Islam 1979. Reza tinggal di pengasingan di AS selama hampir empat dekade.
Reza mendesak perusahaan teknologi AS untuk memberikan layanan komunikasi kepada para demonstrasn Iran yang berjuang untuk menentukan nasibnya sendiri.
Baca Juga: Bocoran Rapat Kepanikan Rezim Iran: Tuhan Tolong Kami....
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Rabu, Reza Pahlavi juga mengkritik larangan perjalananan ke AS bagi imigran Iran oleh administrasi Trump. Dia menyebut kebijakan imigrasi itu sebagai hal yang menggelikan.
”Diplomat Iran masih bisa melakukan perjalanan (ke AS) tapi orang-orang Iran yang tidak berdosa yang sebenarnya bekerja dan telah membangun negara ini dilarang datang,” kata Reza Pahlavi. ”Mengapa? Karena mereka berada di bawah larangan yang disebut. Itu konyol.”
Protes anti-pemerintah Iran sudah berlangsung selama sepekan terakhir dengan jumlah korban tewas sekitar 21 orang.
Reza Pahlavi ingin melihat orang-orang Iran menentukan nasib mereka sendiri, atas kehendak mereka yang bebas. Dia pun memuji Presiden Trump dan kabinetnya karena mendukung para pemrotes Iran.
Sejak gelombang demo mengguncang Iran, rezim Teheran telah memblokir beberapa situs media sosial, seperti Instagram dan Telegram.
”Kami membutuhkan lebih dari sekadar lip service. Kami perlu melihat tindakan nyata,” lata Reza Pahlavi. ”Ini harus segera. Saat kita berbicara, rezim tersebut mencoba lagi untuk mencoba mematikan apa pun itu, entah itu Instagram atau Telegram,” ujarnya, yang dilansir Kamis (4/1/2018).
Baca Juga: Khamenei: Musuh Gunakan Uang dan Senjata untuk Lemahkan Iran
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa AS ingin agar orang-orang Iran memiliki akses ke media sosial dan alat komunikasi lainnya. Washington pun mendesak Teheran untuk menghentikan pemblokiran situs-situs media sosial sebagai alat komunikasi yang sah.
(mas)