Iran Peringatkan Trump: Stop Tweet Tak Berguna dan Menghina
A
A
A
TEHERAN - Pemerintah Iran melalui Kementerian Luar Negeri-nya memperingatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk berhenti men-tweet ujaran tak berguna dan menghina Teheran.
Peringatan ini muncul setelah Trump memuji demonstrasi besar di Iran yang dia sebut sebagai perlawanan terhadap rezim korup.
”Sikapnya yang membingungkan dan kontradiktif pada orang Iran bukanlah hal yang baru,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Ghasemi dalam sebuah pernyataan.
”Alih-alih menyia-nyiakan waktunya untuk mem-posting tweet yang tidak berguna dan menghina tentang negara (Iran) dan negara lain, Trump lebih baik menanggapi urusan dalam negerinya dan masalah negaranya seperti pembunuhan sehari-hari, puluhan orang dalam bentrokan bersenjata, dan penembakan di berbagai negara bagian AS serta keberadaan jutaan orang tunawisma dan kelaparan di negerinya sendiri,” lanjut Ghasemi, seperti dikutip Russia Today, Rabu (3/1/2018).
Baca Juga: Bocoran Rapat Kepanikan Rezim Iran: Tuhan Tolong Kami....
Selama masa jabatannya sebagai presiden, Trump telah men-tweet banyak ujaran kepada Iran. Beberapa hari terakhir ini, Presiden AS itu juga bersikap vokal tentang demo rusuh di Iran.
”Rakyat Iran akhirnya bertindak melawan rezim Iran yang brutal dan korup. Semua uang yang dengan bodohnya Obama berikan kepada mereka masuk ke dalam terorisme dan masuk ke dalam 'kantong' mereka,” tulis Trump via akun Twitter-nya @realDonaldTrump pada hari Selasa.
Ujaran Trump yang menyeret nama mantan presiden Obama ini mengacu pada pencairan aset Iran senilai lebih dari USD100 miliar oleh pemerintahan Obama sebagai hasil dari kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
”Masyarakat hanya memiliki sedikit makanan, inflasi besar dan tidak ada hak asasi manusia. AS sedang menonton!,” lanjut Trump.
Baca Juga: Khamenei: Musuh Gunakan Uang dan Senjata untuk Lemahkan Iran
Dalam tweet sebelumnya, Trump menyebut Iran sebagai ”negara nomor satu sponsor terorisme” dan mengatakan bahwa orang-orang Iran kelaparan makanan dan kebebasan.
Tweet Trump tersebut sudah dikritik oleh Duta Besar Iran untuk Inggris Hamid Baeidinejad. Diplomat Teheran ini membalas dengan menyoroti masalah dalam negeri AS.
“Trump setelah penghinaan sebelumnya yang menyebut Iran teroris, sekarang menyebut orang Iran lapar akan makanan. Sangat buruk untuk mengingatkannya bahwa 1 dari 8, yang berarti 42 juta orang termasuk 13 juta anak-anak dan 5 juta manusia lanjut usia, sedang lapar di AS hari ini,” kata Baeidinejad di Twitter melalui akun @baeidinejad.
”Lebih dari 3 bulan setelah badai di Puerto Rico, setengah dari masyarakat masih belum memiliki akses listrik,” lanjut dia.”Tuan Trump harus didorong untuk bekerja lebih keras guna memecahkan masalah orang-orang Amerika daripada berfokus pada masalah-masalah bangsa lain.”
Peringatan ini muncul setelah Trump memuji demonstrasi besar di Iran yang dia sebut sebagai perlawanan terhadap rezim korup.
”Sikapnya yang membingungkan dan kontradiktif pada orang Iran bukanlah hal yang baru,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Ghasemi dalam sebuah pernyataan.
”Alih-alih menyia-nyiakan waktunya untuk mem-posting tweet yang tidak berguna dan menghina tentang negara (Iran) dan negara lain, Trump lebih baik menanggapi urusan dalam negerinya dan masalah negaranya seperti pembunuhan sehari-hari, puluhan orang dalam bentrokan bersenjata, dan penembakan di berbagai negara bagian AS serta keberadaan jutaan orang tunawisma dan kelaparan di negerinya sendiri,” lanjut Ghasemi, seperti dikutip Russia Today, Rabu (3/1/2018).
Baca Juga: Bocoran Rapat Kepanikan Rezim Iran: Tuhan Tolong Kami....
Selama masa jabatannya sebagai presiden, Trump telah men-tweet banyak ujaran kepada Iran. Beberapa hari terakhir ini, Presiden AS itu juga bersikap vokal tentang demo rusuh di Iran.
”Rakyat Iran akhirnya bertindak melawan rezim Iran yang brutal dan korup. Semua uang yang dengan bodohnya Obama berikan kepada mereka masuk ke dalam terorisme dan masuk ke dalam 'kantong' mereka,” tulis Trump via akun Twitter-nya @realDonaldTrump pada hari Selasa.
Ujaran Trump yang menyeret nama mantan presiden Obama ini mengacu pada pencairan aset Iran senilai lebih dari USD100 miliar oleh pemerintahan Obama sebagai hasil dari kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
”Masyarakat hanya memiliki sedikit makanan, inflasi besar dan tidak ada hak asasi manusia. AS sedang menonton!,” lanjut Trump.
Baca Juga: Khamenei: Musuh Gunakan Uang dan Senjata untuk Lemahkan Iran
Dalam tweet sebelumnya, Trump menyebut Iran sebagai ”negara nomor satu sponsor terorisme” dan mengatakan bahwa orang-orang Iran kelaparan makanan dan kebebasan.
Tweet Trump tersebut sudah dikritik oleh Duta Besar Iran untuk Inggris Hamid Baeidinejad. Diplomat Teheran ini membalas dengan menyoroti masalah dalam negeri AS.
“Trump setelah penghinaan sebelumnya yang menyebut Iran teroris, sekarang menyebut orang Iran lapar akan makanan. Sangat buruk untuk mengingatkannya bahwa 1 dari 8, yang berarti 42 juta orang termasuk 13 juta anak-anak dan 5 juta manusia lanjut usia, sedang lapar di AS hari ini,” kata Baeidinejad di Twitter melalui akun @baeidinejad.
”Lebih dari 3 bulan setelah badai di Puerto Rico, setengah dari masyarakat masih belum memiliki akses listrik,” lanjut dia.”Tuan Trump harus didorong untuk bekerja lebih keras guna memecahkan masalah orang-orang Amerika daripada berfokus pada masalah-masalah bangsa lain.”
(mas)