Putin Sebut Strategi Keamanan Nasional Trump Agresif

Sabtu, 23 Desember 2017 - 02:21 WIB
Putin Sebut Strategi Keamanan Nasional Trump Agresif
Putin Sebut Strategi Keamanan Nasional Trump Agresif
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut strategi keamanan nasional Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang baru "agresif". Ia juga mengklaim bahwa AS dan NATO terlibat dalam penumpukan militer besar-besaran di perbatasan Rusia.

"AS baru-baru ini meluncurkan strategi pertahanan barunya. Berbicara bahasa diplomatik, ini jelas menyinggung, dan jika kita beralih ke bahasa militer, ini pasti agresif," kata Putin.

"Kita harus mempertimbangkan hal ini dalam kerja praktek kita," imbuhnya seperti dikutip dari USA Today, Sabtu (23/12/2017).

Trump pada hari Senin mengumumkan Strategi Keamanan Nasional yang baru. Dalam kesempatan itu, Trump menyebut China dan Rusia sebagai dua negara yang menantang kekuatan, pengaruh, dan kepentingan Amerika, mencoba untuk mengikis keamanan dan kemakmuran Amerika. Dalam pidatonya, Trump menyebut kedua negara sebagai kekuatan saingan.

Putin, yang berbicara dalam sebuah pertemuan kementerian pertahanan Rusia di luar Moskow, mengkritik apa yang ia sebut sebagai penciptaan infrastruktur ofensif di Eropa, dan menunjuk pada apa yang dia sebut sebagai pelanggaran terhadap perjanjian 1987 mengenai penghapusan rudal jarak menengah dan jarak dekat. Perjanjian rudal nuklir jarak menengah (INF) ditandatangani oleh presiden Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden Reagan.

Pemimpin Rusia tersebut menuduh bahwa lokasi pertahanan rudal AS di Rumania yang mengandung rudal pencegat juga bisa menjadi rumah rudal jelajah jarak menengah ke darat, yang akan melanggar pakta Perang Dingin.

Dia menambahkan bahwa AS meluncurkan kendaraan target sebagai bagian dari tes merupakan pelanggaran lain dari pakta yang melarang semua rudal pelayaran berbasis darat dan balistik dengan jarak antara 500 dan 5.500 kilometer.

Putin mengatakan Kementerian Pertahanan Rusia harus mempertimbangkan strategi militer Barat.

"Rusia memiliki hak yang berdaulat dan segala kemungkinan untuk secara memadai dan pada waktunya bereaksi terhadap ancaman potensial tersebut," tegasnya.

"Setiap perubahan keseimbangan kekuatan dan lingkungan militer dan politik di dunia harus dipantau dengan sangat hati-hati, yaitu di dekat perbatasan Rusia dan juga di wilayah strategis penting untuk keamanan kita," cetusnya.

Dia mengatakan bahwa pasukan nuklir Rusia saat ini memberikan pencegahan strategis yang andal. "Namun kita perlu mengembangkannya lebih lanjut," sambugnya.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada pertemuan tersebut bahwa NATO telah melipatgandakan jumlah latihan militernya sejak 2012 di dekat perbatasan Rusia. Ia juga mengatakan jumlah tentara NATO yang ditempatkan di wilayah tersebut telah melonjak dari 10.000 menjadi 40.000 dalam tiga tahun.

Putin mengatakan bahwa persenjataan nuklir Rusia mampu berfungsi sebagai pencegahan strategis terhadap ancaman yang muncul.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6750 seconds (0.1#10.140)