Demonstran Kursi Roda Palestina yang Dibunuh Israel Dimakamkan
A
A
A
GAZA - Jenazah Ibrahim Abu Thurayyah, 29, demonstran berkursi roda Palestina yang ditembak mati pasukan Israel dalam demo terkait Yerusalem dimakamkan pada hari Sabtu di Gaza. Thurayyah merupakan demonstran yang kehilangan kedua kaki dan ginjal akibat serangan udara Israel tahun 2008 silam.
Dia merupakan satu dari empat demonstran Palestina yang ditembak mati pasukan Israel dalam demonstrasi hari Jumat. Demo “Hari Kemarahan” itu untuk menentang keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Ribuan warga Palestina mengiringi pemakaman Thurayyah, demonstran yang dianggap sebagai martir. Dia ditembak di bagian kepala oleh sniper pasukan Israel.
Baca Juga: Kejamnya Israel, Demonstran Palestina di Kursi Roda Pun Dibunuh
Dua hari sebelum dibunuh, Thurayyah memfilmkan sebuah pesan kepada tentara Israel.
”Saya menyampaikan sebuah pesan kepada tentara pendudukan Zionis,” kata Thurayyah. ”Tanah ini adalah tanah kami, kami tidak akan menyerah, Amerika harus mencabut deklarasi yang dibuatnya.”
Sebelum kematiannya, Thurayyah yang duduk di kursi roda telah menjadi tokoh penting dalam demonstrasi di sepanjang perbatasan Jalur Gaza dengan Israel.
Sejak pengumuman Trump 6 Desember, Thurayyah dan rekan-rekannya gencar demonstrasi. Dalam sebuah foto, Thurayyah terlihat memanjat tiang listrik dan menempelkan bendera Palestina di atasnya.
Total sudah delapan warga Palestina tewas dalam demo sejak AS menyatakan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Baca Juga: Ini Kata-kata Terakhir Demonstran Penyandang Cacat Palestina
Alan Fisher dari Al Jazeera, yang melaporkan dari prosesi pemakaman Abu Thurayyah di Gaza, mengatakan ribuan orang telah turun ke jalan untuk memberikan penghormatan kepada tokoh perlawanan Palestina tersebut.
”Dia sering meninggalkan kursi rodanya di rumah dan menghadiri demonstrasi di sekitar Kota Gaza, dan hanya membawa bendera Palestina,” kata Fisher, yang dilansir Minggu (17/12/2017). ”Dia membawa bendera itu saat dia ditembak oleh orang Israel.”
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qidra, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa tentara Israel telah menggunakan penembak jitu yang dipersenjatai dengan peluru ledak.
”Tentara juga menggunakan bom gas dengan kualitas yang tidak diketahui, yang menyebabkan luka dalam bentuk kejang, muntah, batuk dan detak jantung yang cepat,” katanya.
Dia merupakan satu dari empat demonstran Palestina yang ditembak mati pasukan Israel dalam demonstrasi hari Jumat. Demo “Hari Kemarahan” itu untuk menentang keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Ribuan warga Palestina mengiringi pemakaman Thurayyah, demonstran yang dianggap sebagai martir. Dia ditembak di bagian kepala oleh sniper pasukan Israel.
Baca Juga: Kejamnya Israel, Demonstran Palestina di Kursi Roda Pun Dibunuh
Dua hari sebelum dibunuh, Thurayyah memfilmkan sebuah pesan kepada tentara Israel.
”Saya menyampaikan sebuah pesan kepada tentara pendudukan Zionis,” kata Thurayyah. ”Tanah ini adalah tanah kami, kami tidak akan menyerah, Amerika harus mencabut deklarasi yang dibuatnya.”
Sebelum kematiannya, Thurayyah yang duduk di kursi roda telah menjadi tokoh penting dalam demonstrasi di sepanjang perbatasan Jalur Gaza dengan Israel.
Sejak pengumuman Trump 6 Desember, Thurayyah dan rekan-rekannya gencar demonstrasi. Dalam sebuah foto, Thurayyah terlihat memanjat tiang listrik dan menempelkan bendera Palestina di atasnya.
Total sudah delapan warga Palestina tewas dalam demo sejak AS menyatakan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Baca Juga: Ini Kata-kata Terakhir Demonstran Penyandang Cacat Palestina
Alan Fisher dari Al Jazeera, yang melaporkan dari prosesi pemakaman Abu Thurayyah di Gaza, mengatakan ribuan orang telah turun ke jalan untuk memberikan penghormatan kepada tokoh perlawanan Palestina tersebut.
”Dia sering meninggalkan kursi rodanya di rumah dan menghadiri demonstrasi di sekitar Kota Gaza, dan hanya membawa bendera Palestina,” kata Fisher, yang dilansir Minggu (17/12/2017). ”Dia membawa bendera itu saat dia ditembak oleh orang Israel.”
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qidra, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa tentara Israel telah menggunakan penembak jitu yang dipersenjatai dengan peluru ledak.
”Tentara juga menggunakan bom gas dengan kualitas yang tidak diketahui, yang menyebabkan luka dalam bentuk kejang, muntah, batuk dan detak jantung yang cepat,” katanya.
(mas)