Trump Minta Astronot AS Dikirim Lagi ke Bulan
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Donald Trump meminta National Aeronautics and Space Administration (NASA) mengirim para astronot Amerika Serikat (AS) terbang lagi ke Bulan. Keinginan Trump ini muncul pada saat China sedang bekerja dalam program ambisius tentang eksplorasi Bulan.
”Kami adalah pemimpin dan kami akan tetap menjadi pemimpin, dan kami akan meningkatkannya secara berlipat ganda,” kata Trump yang bersumpah bahwa negaranya tetap akan menjadi pemimpin dalam eksplorasi luar angkasa dibanding negara lain.
Permintaan Presiden Trump itu dilontarkan pada hari Senin saat menandatangani “Space Policy Directive 1” sebuah dasar kebijakan untuk misi ke Bulan dan Mars suatu hari nanti.
”Kali ini, kita tidak hanya akan menanam bendera kita dan meninggalkan jejak kaki kita, kita akan membangun fondasi untuk misi yang akhirnya ke Mars,” kata Trump. ”Dan mungkin, suatu hari nanti, ke banyak dunia di luar sana,” ujar dia.
Pada bulan Juni, pejabat antariksa China mengatakan bahwa negara komunis tersebut sedang melakukan persiapan awal untuk mengirim seorang pria ke Bulan, sebuah tujuan terakhir dalam program eksplorasi ambisus terkait Bulan dari Beijing.
Upacara penandatanganan “Space Policy Directive 1”oleh Trump disaksikan para mantan astronot AS yang pernah menjalankan misi ke Bulan seperti Buzz Aldrin dan Harrison Schmitt. Astronot yang aktif saat ini, Peggy Whitson, juga hadir. Whitson merupakan astronot wanita yang 665 hari menghabiskan waktu di luar angkasa.
Upacara tersebut juga menampilkan permukaan bulan yang berusia 3,8 miliar tahun yang dikumpulkan oleh misi Apollo 17 Schmitt pada tahun 1972.
Trump mengatakan bahwa dia mengambil langkah besar menuju “reklamasi Amerika di luar angkasa”.
”Dan banyak ruang yang ada hubungannya dengan banyak aplikasi lainnya, termasuk aplikasi militer,” ujarnya tanpa menjelaskan lebih jauh.
Dalam menyetujui kebijakan baru tersebut, Trump meninggalkan apa yang telah menjadi tujuan pendahulunya, Barack Obama, yang pada tahun 2010 mendukung sebuah rencana untuk mengirim manusia ke sebuah asteroid di dekat Bumi.
Sementara itu, NASA menyatakan bahwa dana awal untuk kebijakan baru tersebut akan dimasukkan dalam permintaan anggaran untuk tahun fiskal 2019.
”NASA berharap dapat mendukung arahan presiden yang secara strategis menyelaraskan pekerjaan kita untuk mengirim kembali manusia ke Bulan, melakukan perjalanan ke Mars dan membuka tata surya yang lebih dalam,” kata Administrator NASA Robert Lightfoot dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Selasa (12/12/2017).
”Kami adalah pemimpin dan kami akan tetap menjadi pemimpin, dan kami akan meningkatkannya secara berlipat ganda,” kata Trump yang bersumpah bahwa negaranya tetap akan menjadi pemimpin dalam eksplorasi luar angkasa dibanding negara lain.
Permintaan Presiden Trump itu dilontarkan pada hari Senin saat menandatangani “Space Policy Directive 1” sebuah dasar kebijakan untuk misi ke Bulan dan Mars suatu hari nanti.
”Kali ini, kita tidak hanya akan menanam bendera kita dan meninggalkan jejak kaki kita, kita akan membangun fondasi untuk misi yang akhirnya ke Mars,” kata Trump. ”Dan mungkin, suatu hari nanti, ke banyak dunia di luar sana,” ujar dia.
Pada bulan Juni, pejabat antariksa China mengatakan bahwa negara komunis tersebut sedang melakukan persiapan awal untuk mengirim seorang pria ke Bulan, sebuah tujuan terakhir dalam program eksplorasi ambisus terkait Bulan dari Beijing.
Upacara penandatanganan “Space Policy Directive 1”oleh Trump disaksikan para mantan astronot AS yang pernah menjalankan misi ke Bulan seperti Buzz Aldrin dan Harrison Schmitt. Astronot yang aktif saat ini, Peggy Whitson, juga hadir. Whitson merupakan astronot wanita yang 665 hari menghabiskan waktu di luar angkasa.
Upacara tersebut juga menampilkan permukaan bulan yang berusia 3,8 miliar tahun yang dikumpulkan oleh misi Apollo 17 Schmitt pada tahun 1972.
Trump mengatakan bahwa dia mengambil langkah besar menuju “reklamasi Amerika di luar angkasa”.
”Dan banyak ruang yang ada hubungannya dengan banyak aplikasi lainnya, termasuk aplikasi militer,” ujarnya tanpa menjelaskan lebih jauh.
Dalam menyetujui kebijakan baru tersebut, Trump meninggalkan apa yang telah menjadi tujuan pendahulunya, Barack Obama, yang pada tahun 2010 mendukung sebuah rencana untuk mengirim manusia ke sebuah asteroid di dekat Bumi.
Sementara itu, NASA menyatakan bahwa dana awal untuk kebijakan baru tersebut akan dimasukkan dalam permintaan anggaran untuk tahun fiskal 2019.
”NASA berharap dapat mendukung arahan presiden yang secara strategis menyelaraskan pekerjaan kita untuk mengirim kembali manusia ke Bulan, melakukan perjalanan ke Mars dan membuka tata surya yang lebih dalam,” kata Administrator NASA Robert Lightfoot dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Selasa (12/12/2017).
(mas)