Jepang, AS dan Korsel Gelar Latihan Pelacakan Rudal
A
A
A
TOKYO - Pasukan Bela Diri Maritim Jepang mengatakan Amerika Serikat (AS), Jepang dan Korea Selatan (Korsel) akan mengadakan latihan pelacakan peluru kendali selama dua hari mulai hari ini, Senin (11/12/2017). Latihan ini digelar saat meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut terkait dengan program nuklir dan rudal Korea Utara (Korut).
"Latihan tersebut akan menjadi latihan berbagi informasi keenam dalam melacak rudal balistik di antara ketiga negara," bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh pasukan pertahanan Jepang tersebut seperti dilansir dari Reuters.
Namun pihak Jepang tidak mengatakan apakah sistem pertahanan rudal THAAD yang kontroversial akan terlibat. Instalasi sistem anti rudal THAAD di Korsel telah membuat marah China, yang khawatir radar kuatnya bisa melihat jauh ke China dan mengancam keamanannya sendiri.
Latihan perang ini dilakukan hanya berselang beberapa hari setelah AS dan Korsel melakukan latihan udara besar-besaran. Korut mengecam latihan tersebut dengan mengatakan latihan itu membuat pecahnya perang sebuah fakta yang tidak bisa dihindari.
Korut telah melepaskan dua rudal di atas Jepang karena mereka mengejar senjata nuklir dan rudal balistik yang menentang sanksi PBB dan kecaman internasional. Pada 29 November, Korut kembali menguji coba rudal balistik antar benua yang menurutnya paling canggih, yang mampu menjangkau daratan AS.
Uji coba rudal bulan lalu mendorong peringatan dari AS bahwa kepemimpinan Korut akan "benar-benar hancur" jika perang harus dilancarkan. Pentagon telah berulang kali unjuk kekuatan setelah uji coba Korut.
Korut secara teratur mengancam untuk menghancurkan Korsel, Jepang dan AS serta mengatakan bahwa program persenjataannya diperlukan untuk melawan agresi AS. AS sendiri menempatkan 28.500 tentaranya di Korsel, sebuah warisan dari Perang Korea 1950-53.
"Latihan tersebut akan menjadi latihan berbagi informasi keenam dalam melacak rudal balistik di antara ketiga negara," bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh pasukan pertahanan Jepang tersebut seperti dilansir dari Reuters.
Namun pihak Jepang tidak mengatakan apakah sistem pertahanan rudal THAAD yang kontroversial akan terlibat. Instalasi sistem anti rudal THAAD di Korsel telah membuat marah China, yang khawatir radar kuatnya bisa melihat jauh ke China dan mengancam keamanannya sendiri.
Latihan perang ini dilakukan hanya berselang beberapa hari setelah AS dan Korsel melakukan latihan udara besar-besaran. Korut mengecam latihan tersebut dengan mengatakan latihan itu membuat pecahnya perang sebuah fakta yang tidak bisa dihindari.
Korut telah melepaskan dua rudal di atas Jepang karena mereka mengejar senjata nuklir dan rudal balistik yang menentang sanksi PBB dan kecaman internasional. Pada 29 November, Korut kembali menguji coba rudal balistik antar benua yang menurutnya paling canggih, yang mampu menjangkau daratan AS.
Uji coba rudal bulan lalu mendorong peringatan dari AS bahwa kepemimpinan Korut akan "benar-benar hancur" jika perang harus dilancarkan. Pentagon telah berulang kali unjuk kekuatan setelah uji coba Korut.
Korut secara teratur mengancam untuk menghancurkan Korsel, Jepang dan AS serta mengatakan bahwa program persenjataannya diperlukan untuk melawan agresi AS. AS sendiri menempatkan 28.500 tentaranya di Korsel, sebuah warisan dari Perang Korea 1950-53.
(ian)